"Bagaimana?" tanya kak Rainhard

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bagaimana?" tanya kak Rainhard

"Aku tidak mau! " sahut ku cepat.

"Kenapa? Bukan kah ini menarik? " tanyanya lagi.

"Aku pulang karena permintaan Kak Rachel, bukan karena ingin menjadi petinggi Rumah sakit. Lagi pula aku sudah bergabung sebagai dokter neurologi di Rumah sakit lain. I'm so sorry" balas ku yang kini mendudukan diri di depannya.

"Pasti menyenangkan, bisa bermain petak umpet dengan Rachel. Benarkan dokter Nimathea?" ledek Kak Rain yang menarik atensi ku.

"Kakak tahu itu?"

Spontan gelak tawanya memenuhi ruangan ini setelah mendengar pertanyaan ku. 

"Dia memerintah Steve untuk pergi ke Bali tanpa seijinku. Ketika aku bertanya dia malah mengancam ku, katanya jangan kacaukan misinya.  Huh dia sangat menyeramkan loh. Aku tidak tahu wanita bisa semenyeramkan itu" ungkapnya panjang lebar yang berhasil membangun suasana lebih baik dari sebelumnya.

Aku sadar, mungkin sikap ku terlalu berlebihan. Jika memang semua ini adalah sebuah kesalahan, maka setidaknya aku memiliki mereka yang selalu setia bersama ku. Yang tidak akan berkomentar untuk menyalahkan dan menghukum. Tapi mereka yang mau belajar dan memperbaikinya bersama-sama. Iyah inilah keluarga ku.

" Ron my brother, Welcome back to Jakarta! "

================================
GREEN POV's

Kak Edelwais memainkan jarinya di atas tuts piano. Harmoni nada piano dan merdu suara kak Edelwais mengalun syahdu di telinga ku sehingga mata ku memejam menikmati indahnya melodi ini

"Greensleeve was my delight..
Greensleeves was my heart of gold..
Greensleeve was my heart of joy..
And who but my lady Greensleeve.."

Hah, lagunya terlalu cepat selesai.

"Green, mau coba? " tanyanya pada ku.

Dengan semangat aku berlari menuju kak Edelwais. Tangannya meraih buku note dari atas piano.

"Lagu apa ya? Hmm"

"Greensleeve!" sahut ku cepat.

"Ih, itu terlalu susah untuk pemula. Tokecang saja ya! "

"Yah.. " respon ku dengan raut sedih.

"Kenapa sih kok suka banget sama Greensleeve? Padahal itu lagu sedih loh"

Kening ku berkerut bingung.

"Sedih? Ku pikir itu lagu biasa"

"Tahu tidak, pangeran Henry viii dari kerajaaan inggris. Dia-lah yang membuat lagu ini setelah merelakan kematian istri yang paling di cintainya"

"Oh ya?  Mati kenapa? " tanya ku mulai penasaran.

"di hukum pancung"

"Hah?! Apa kesalahan yang ia lakukan ? "

GreensleevesWhere stories live. Discover now