39 - ldr

1.7K 116 8
                                    

Hari pertama tanpa Iqbaal membuat (Namakamu) benar-benar tidak semangat untuk mengerjakan aktivitas apapun untuk hari ini.

Sudah jauh dari Iqbaal sekarang belum berkomunikasi pula dengan Iqbaal dari semalam. Ah, (Namakamu) benar-benar rindu dengan cowok itu. Tapi kemana dia sekarang? Kenapa ponselnya tidak aktif?

Dan sudah beberapa kali pula (Namakamu) menelpon dan mengirim pesan kepada Iqbaal namun Iqbaal tidak merespon panggilan teleponnya ataupun membalas pesan-pesan darinya.

"Respon dong baal" guman (Namakamu) mencoba menelpon kembali, namun tetap nomor handphone Iqbaal tidak aktif.

Hingga malam hari tiba (Namakamu) masih tetap mencoba menelpon Iqbaal beberapa kali mungkin jumlahnya sudah puluhan namun nomor handphone Iqbaal tidak aktif-aktif terus bahkan whatsappnya saja tidak aktif dari kemarin malam.

(Namakamu) sudah mengirim ratusan chat namun tetap tidak ada respon sampai sekarang.

(Namakamu) tidak menyerah begitu saja ia juga sudah mencoba menghubungi bundanya Iqbaal untuk mencari info, apakah Iqbaal sudah dapat dihubungi dan bagaimana keadaan Iqbaal sekarang.

Akhirnya (Namakamu) pun memutuskan untuk menelpon ayahnya Iqbaal, pasti ayahnya Iqbaal tau bagaimana keadaan Iqbaal sekarang.

"Assalamualaikum, ayah"

"Waalaikumsalam (Namakamu), tumben nih nelpon ayah?" sahut ayahanya Iqbaal di seberang sana sambil terkekeh pelan.

"Hehe iya nih ayah, aku mau nanya. Apakah Iqbaal sudah dapat dihubungi dan bagaimana keadaan Iqbaal sekarang ayah?"

"Gimana ya (nam), ayah sekeluarga juga belum tau bagaimana Iqbaal sekarang. Nomornya juga tidak aktif sampai sekarang (nam)"

"Yah aku kira ayah udah tau, ya udah kalo gitu gapapa ayah. Maaf ya ayah udah ganggu waktu ayah"

"Sudah gapapa kok, malah ayah seneng bisa bicara dengan calon istrinya Iqbaal dan calon menantunya ayah"

"Hehe iya ayah, aku juga seneng"

"Iya"

"Ya udah kalo begitu, aku tutup telponnya ya ayah. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"

Setelah sambungan terputus (Namakamu) pun menyimpan ponselnyanya diatas nakas. Ia pun merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk lalu (Namakamu) pun menatap langit-langit kamar.

"Kamu kemana sih baal, kamu gak tau ya kalo aku sangat rindu kamu" guman (Namakamu) pelan.

(Namakamu) mengingat momen-momen kebersamaan nya dengan Iqbaal. (Namakamu) tersenyum namun satu tetes air matanya lolos dengan segera (Namakamu) pun menghapus air mata itu.

"Jangan nangis (nam), lo harus kuat. Iqbaal itu butuh semangat dari lo bukan tangisan kaya gini" maki (Namakamu) pada dirinya.

(Namakamu) menoleh saat ponselnyanya berdering, ia bangkit dan segera mengambil ponselnya, (Namakamu) berharap Iqbaal yang menelpon namun (Namakamu) salah itu bukan Iqbaal melainkan nomor yang tidak dikenali oleh dirinya.

(Namakamu) mengernyitkan dahinya, "siapa sih nih, gue kira Iqbaal" gerutu (Namakamu).

Baru saja (Namakamu) akan menyimpan ponselnya namun nomor yang tidak di kenal itu kembali mencoba memanggil vidio dengan (Namakamu) tapi dengan segera (Namakamu) langsung menolak panggilan itu.

(Namakamu) tidak akan menjawab panggilan-panggilan orang-orang yang tidak di kenalnya.

Beberapa menit setelah di tolak, panggilan vidio dari nomor yang tidak di kenal itu memanggil lagi dengan segera (Namakamu) langsung menolak lagi.

iqbaal || IDRWhere stories live. Discover now