14 - di lindungi

2.4K 161 2
                                    

Keesokan harinya di sekolah Iqbaal di tagih tugasnya yang kemarin yang diberikan oleh pak Doni sebagai hukuman Iqbaal.

Pak Doni terlihat serius membaca jawaban Iqbaal padahal jawaban Iqbaal itu ngaco banget. Pak Doni menggelengkan kepala saat membaca jawaban ngaco dari Iqbaal.

"Iqbaal" panggil pak Doni.

Merasa terpanggil, Iqbaal pun menoleh, "iya pak?" sahut Iqbaal.

"Sini kamu" perintahnya.

"(Nam) pamit ke depan dulu ya" pamit Iqbaal pada (Namakamu), sementara (Namakamu) hanya mengangguk

"Kenapa pak?" tanya Iqbaal saat sudah sampai di samping pak Doni.

"Ini jawaban kamu, masa kamu jawabnya gini sih jawaban pertama tidak tahu, kedua gak tau, ketiga tak tau, ke empat enggak tau, kelima saya tidak tau pak, masa gitu jawaban nya" protes pak Doni.

Semuanya tertawa setelah mendengar penjelasan dari pak Doni tentang jawaban tugas Iqbaal.

"Pak saya kan emang gak tau, kalo saya tau saya juga pasti jawab" ujar Iqbaal.

"Tapi kan kamu bisa cari di internet baal" saran pak Doni.

"Pak saya memang kurang pintar tapi sekurang-kurang pintarnya saya, saya tidak pernah meminta bantuan dari internet karena itu curang namanya pak" kata Iqbaal dengan bijak, kadang suka bijak nih Iqbaal kalo ngomong.

Semua murid di kelas Iqbaal pun bertepuk tangan termasuk (Namakamu), Iqbaal melirik kepada (Namakamu) lalu tersenyum dan dibalas senyuman oleh (Namakamu).

"Sudah sana kamu duduk, nih buku kamu" suruh pak Doni dengan memberikan buku kepada Iqbaal.

Iqbaal mengambil buku nya, "terima kasih pak, saya dapat nilai gak pak?" tanya Iqbaal.

"Iya saya kasih 10" jawab pak Doni.

"Yah bapak, besar kan sedikit dong pak"

"Ya sudah 50"

"Nah gitu pak, terima kasih pak" ucap Iqbaal sambil berlalu dan duduk di kursinya lagi.

-langitbiru-

Jam istirahat tiba, (Namakamu) sedang berjalan menuju toilet tanpa Iqbaal karena gak mungkin juga Iqbaal ikut ke toilet cewek jadi Iqbaal menunggu (Namakamu) di kantin sekolah.

Pulang dari toilet (Namakamu) berpapasan dengan Keisya bersama kedua temannya, lagi-lagi mereka mencegat (Namakamu).

"Apa?" tanya (Namakamu) dengan malas.

"Hebat ya lo bisa jadian sama Iqbaal" ucap Keisya dengan melipatkan tangan di bawah dada.

"Iya, bagus banget tuh pelet nya sampe Iqbaal bisa nembak lo" timpal Sinta.

"Mau dong di kasih pelet nya, biar bisa di tembak sama cowok yang gue suka" sambung Dina.

"Gue udah bilang sama kalian kalo gue gak pernah main pelet-peletan, gue gak pernah main dukun" bantah (Namakamu).

"Kalo gak main pelet, berarti elo yang kegatelan, kecentilan, sama caper ke Iqbaal" maki Keisya.

"Enggak, gue gak pernah kayak gitu ke Iqbaal. Iqbaal sendiri yang deketin gue" bantah (Namakamu).

"Gue gak percaya. Selama ini Iqbaal gak pernah tuh deket sama cewek lain bahkan cuek banget sama cewek di sekolah ini. Kenapa sama lo enggak?"

"Tanya aja sama Iqbaal nya"

"Kenapa sih harus elo yang jadian sama Iqbaal kenapa gak gue aja?" tanya Keisya.

"Kenapa nanya ke gue? Seharusnya lo tanya sama diri lo sendiri kenapa lo gak di suka-in sama Iqbaal. Jadi orang mawas dong"

iqbaal || IDRHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin