"Eumm..."

"Kyaaa!!!!!" Verina memegangi pipinya karena gemas membayangkan bagaimana Kenneth dan Sebastian bersama.

"Eh? Bukan jadian seperti itu! Ini semua hanya pura-pura. Aku tak tahu harus berbuat apa dengan hukuman itu."

"Beneran juga nggak papa." Verina terus saja senyum-senyum.

"Tega ya kamu Ver, temen sendiri jadi tumbal malah seneng kayak gitu." Kenneth mengerucutkan bibirnya sebal.

Verina hanya nyengir. "Eh tapi, Austin, kamu nggak papa?"

"Kenapa?"

"Emm, uke kamu jadian sama seme lain tuh..." Verina terus saja menggodanya. Lalu terbahak-bahak.

"Apa sih maksud kamu? Dasar wanita aneh." Austin juga merasa sebal.

"Oh ayolah, Tin, nggak usah cemburu gitu. Kenneth bakal baik-baik saja kok. Aku yakin Sebastian bakal jagain Kenneth."

Austin menjitak kepala Verina.

Austin menjitak kepala Verina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aduh." Verina memegangi kepalnya. Lalu nyengir lagi.

"Wanita aneh." Austin menyipitkan matanya.

"Sebut aku Fujoshi. Hahaha." Verina berdiri dan dengan bangga melambai-lambaikan tangan layaknya Miss Universe.

Sementara Reynard, ia hanya bisa melongo melihat kelakuan mereka bertiga.

"Umm, Ken, sampai kapan kamu jadi pacar pura-puranya?" Austin menatap Kenneth dengan serius

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Umm, Ken, sampai kapan kamu jadi pacar pura-puranya?" Austin menatap Kenneth dengan serius. Austin sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Entahlah, Tin. Aku sungguh merasa buruk."

"Dan dia sebentar lagi akan menjemputmu?"

Kenneth menunduk pasrah.

"Lalu mengajakmu untuk bertemu orang tuanya?"

"Aku rasa begitu." Kenneth menghela napasnya panjang. "Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padaku?" Kenneth tampak khawatir.

Meteor Ga(y)den [END]Where stories live. Discover now