Kejadian yang menimpa Cindy adalah trending topik sekarang. Postingan Notix bertajuk "Boomerang" yang dibuat Gio mendapat ratusan like dan mencapai hampir seribu komentar hanya dalam satu jam pertama.
Karma has no deadline. Begitulah Gio mengakhiri tulisannya.
Gio menghembuskan napas sesekali sambil mendongak. Baru beberapa hari yang lalu Cindy mempermalukan Cassy di depan umum dengan membuka aib ibunya, sekarang keadaan justru berbalik. Cindy dikabarkan harus menjalani bedah plastik untuk luka bakar parah di wajahnya.
Resah dengan pikirannya sendiri, Gio me-minimize jendela sosial media yang dibukanya, beralih pada sebuah folder berisi catatan harian.
Dengan sikapnya yang supel, Gio mudah bergaul dengan siapa saja. Gio akan mencari tahu seputar hobi, hewan peliharaan, penulis favorit, sampai artis idola orang-orang yang dijadikannya target untuk mengorek informasi agar mudah menyambung obrolan. Namun hubungan mereka hanya sebatas itu. Begitu Gio memperoleh data tersebut, ia tidak akan bertindak lebih lanjut sebagai seorang teman lagi. Nongkrong, makan, ataupun belajar bersama, Gio tidak pernah melakukan itu.
Bukan tidak mau, tapi tugas sebagai informan membatasinya. Pertama, ikatan persahabatan bisa membuat hatinya lemah untuk membocorkan informasi yang berkaitan dengan mereka yang disatukan dalam lingkup kata "teman" itu, dan memang sudah sepatutnya sesama teman saling menjaga rahasia. Kedua, persahabatan membutuhkan keterbukaan dan kejujuran, yang mana Gio telah bersumpah akan menutup rapat-rapat segala apa yang diketahuinya tentang Notix.
Gio sadar akan menjadi teman yang tidak baik sehingga lebih memilih hidup soliter. Karenanya, ia tidak memiliki seseorang untuk bertukar cerita atau sekedar untuk berkeluh kesah. Satu-satunya media yang bisa menampung segala isi hati dan pikirannya adalah laptop kesayangannya yang baru lepas cicilan bulan lalu.
Gio mengetikkan segala beban, keluhan, curhatan, dan sesuatu berkesan lainnya di sana. Seperti waktu ibunya divonis menderita tuberkulosis, saat dirinya harus menanggung beban sebagai informan untuk mendapat uang tambahan, sampai di halaman terakhir yang masih setengah jadi, tentang Naya.
Walau sebelumnya Gio memandang Naya sebagai perempuan keras kepala dan cuek, Gio tidak bisa menepis rasa suka dalam dirinya. Tidak seperti orang lain yang bersikap manis di depan tetapi menusuk di belakang, Naya justru sebaliknya. Dan hal itu cukup untuk membuktikan bahwa ia melakukan dan memberikan sesuatu dengan tulus.
Gio masih ingat saat musim flu kemarin. Naya yang tidak ingin tertular virus setengah mati melarang Gio untuk mendekat, bahkan mematok jarak tidak boleh kurang dari satu meter darinya. Namun ketika rapat pengurus olimpiade Dies Natalis dimulai, Gio mendapati lilin-lilin aromaterapi buatan Naya di atas meja. Efek dekongestannya berhasil membuat Gio merasa lebih baik.
Saat Gio sibuk, Naya juga beberapa kali mengambil alih pekerjaan Gio tanpa sepengetahuannya. Gio bahkan tidak tahu ada tugas untuknya sampai ketua panitia memuji kinerjanya. Alasan Naya saat ditanya adalah karena sekedar karena kurang kerjaan, padahal Gio tahu betapa sulit mengatur waktu sebagai mahasiswa farmasi dengan tugas bertumpuk.
Gio membuka HP dan memeriksa chat.
GiordanoOktavianus~
Nay, besok setor foto buat ID card panitia ya :)
telah dibaca oleh RanayaChandrakirana
Gio mendesah. Paling tidak Naya bisa memberikan balasan dengan kata "iya" atau "oke", dengan begitu ia bisa memberi balasan lagi dengan mengirim stiker atau emoji.
Setidaknya pesanku tersampaikan, hibur Gio pada dirinya sendiri. Sebuah getar notifikasi membuatnya buru-buru mengeluarkan kembali ponsel yang dikembalikannya ke saku celana.
YOU ARE READING
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
24. Aegis☕
Start from the beginning
