13. Diagonally☕

1K 155 247
                                        

Happy Reading

-Dangerous Slope-

.

.

.

Personal Chat

AryatamaKrishna~
Kamu di mana?

RamayanaKrissandy~
Dengan siapa 🎶

AryatamaKrishna~
Aku tanya kamu di mana

RamayanaKrissandy~
Sambung dulu, kek! Nggak seru 👎

AryatamaKrishna~
Where.are.you.now?

RamayanaKrissandy
Atlantis, under the sea~ under the sea~ 🎶

AryatamaKrishna~
Rama, serius! Koordinatmu di mana?

RamayanaKrissandy~
60°LU-11°LS 95°BT- 141°BT

AryatamaKrishna~
Aku tahu kamu di Indonesia!

RamayanaKrissandy~
Sudah tahu, bertanya lagi 😒

AryatamaKrishna~
Maksudku posisimu

RamayanaKrissandy~
Di samping Rean

AryatamaKrishna~
Lupakan saja!

AryatamaKrishna~
Kamu ada waktu sebentar malam?

AryatamaKrishna~
Rama?

AryatamaKrishna~
Hei

AryatamaKrishna~
Kamu ketiduran?

AryatamaKrishna~
OK

⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️

Arya memijat bagian belakang bola matanya yang berkedut sembari menyampirkan punggungnya pada sandaran kursi. Dekan muda tersebut menengadah, menggerakkan sendi di antara tulang atlas dan tulang aksisnya secara kontinu, merelaksasikan otot-otot lehernya yang sedari tadi tertekuk.

Sebagai seorang pemimpin junior, Arya selalu menemui kesukaran dalam mengambil sikap dan keputusan. Arya punya segudang ide-ide baru yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, namun keharusannya untuk menghormati para pemuka kampus yang sebagian besar sudah memasuki usia senja membuat konsep dan gagasannya sulit terealisasikan. Belum lagi tugas keseharian dan jadwal pertemuannya yang padat.

Arya menghela napas frustrasi. Sekilas sudut matanya mengerling ke tumpukan laporan administrasi di atas meja berikut sederetan email dari LP2M di laptopnya yang belum terjamah. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Saraf okulomotornya mulai kehilangan kemampuan untuk menyanggah kedua kelopak matanya agar tetap membuka, sementara ada banyak hal yang belum terselesaikan. Manajemen waktunya hari ini benar-benar kacau.

Arya membatalkan pertemuannya dengan salah salah-satu pemilik perusahaan perangkat analisis untuk keperluan laboratorium fakultasnya karena ingin meluangkan waktu untuk makan malam dengan seseorang. Sayang orang yang dimaksud tidak kunjung memberi kabar.

Arya meraih ponselnya. Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian di laboratorium Fitokimia yang membuatnya secara tidak sadar mengakui status Rama di depan umum, dan sesuai saran Vian, Arya berniat memperbaiki kembali hubungannya dengan adiknya tersebut.

Apa aku terlalu terburu-buru?

Arya berjalan menuju balkon, udara dingin bertekanan rendah dari luar menyeruak masuk tanpa permisi, mengisi setiap celah kosong di kamarnya. Arya memandangi ribuan bintang di langit. Angannya jauh berkelana menembus gugusan bintang-bintang yang dulu sering disaksikannya bersama sang ibu. Arya tersenyum begitu teringat betapa piawai ibunya menceritakan berbagai mitologi dari konstelasi yang yang menggantung di angkasa itu. Tentang pertarungan Orion dan Scorpios, kisah si kembar Castor dan Pollux yang membentuk konfigurasi rasi bintang Gemini, juga legenda rasi bintang lainnya.

Prescriptio☕  Where stories live. Discover now