–Prahara di pagi hari–
💕Happy Reading💕
.
.
.
Dalam teori relativitas khusus, Albert Einstein menyatakan bahwa tidak ada sesuatu di dalam alam semesta ini yang dapat berjalan melebihi kecepatan cahaya di ruang hampa. Mungkin akan lebih simpel bila ilmuwan dunia itu mengambil contoh lain yang lebih lazim, kecepatan mandi pagi anak farmasi misalnya. Pasalnya, kecepatan mandi rata-rata mahasiswa di jurusan proglematis antara ilmu kesehatan dan teknologi itu setara dengan laju pesawat jet supersonik Concorde.
Rama keluar dari kamar mandi tak lebih dari 5 menit tepat seperempat jam sebelum pukul tujuh. Bila cahaya matahari butuh waktu sekitar 8 menit tujuh belas detik untuk sampai ke bumi, maka bisa dikatakan kecepatan mandinya lebih cepat dari segala hal tercepat di dunia dan itu membuatnya bangga.
Ya, Rama memang bukan tipe cowok yang terlalu mengutamakan penampilan meskipun ketampanannya terkenal lintas dimensi. Baginya, wajah yang rupawan merupakan karunia Tuhan dan dia tidak ingin kufur nikmat dengan gaya berlebihan, semisal menggunakan pomade yang membuat rambut klimis sampai serangga yang kebetulan hinggap bisa terpeleset atau dengan parfum super mahal yang baunya bisa dicium sampai Pluto. Dan lagi, menurutnya itu dapat meningkatkan standar penilaian ketampanan orang-orang di dunia. Bisa-bisa banyak cowok yang mati menjomblo. Rama tidak siap untuk digentayangi.
Terdengar ketukan pintu dari luar. Rama bisa menebak sosok di balik sana adalah Edward. Sejak pertengahan semester pertama Rama tinggal serumah dengan dua orang teman jurusannya, Edward-si bule imut berkearifan lokal dan Rean-si tampan nomor #2.
Untuk nominasi tampan nomor #1, dengan senang hati Rama memperkenalkan dirinya sendiri, Ramaditya Krissandy, Homo sapiens varietas unggul, spesies langka, makhluk paling tampan segalaksi Bimasakti.
Mereka bertiga tinggal di rumah Rama dengan pertimbangan paling dekat dengan kampus dan berada di kompleks perumahan elit yang penjagaannya seketat Azkaban, cocok untuk mereka yang hidup nokturnal, begadang mengerjakan setumpuk laporan dan tugas sampai pagi menjelang.
Selain itu, Rama merupakan satu-satunya penghuni di rumahnya yang sebesar kantor walikota. Daripada sering menginap di luar dan rumahnya jadi basecamp hantu kompleks, Rama mengajak Rean dan Edward untuk tinggal bersama, apalagi Rean yang eksistensinya disegani bahkan oleh makhluk tak kasat mata, namun sejak kemarin cowok tak banyak ekspresi itu pulang ke rumahnya karena ada urusan.
Ada satu penghuni lagi sebenarnya, Leonardo Felixter Canicus alias Leon--kucing jalanan yang dipelihara Rean. Berhubung Rama paling anti dengan segala sesuatu yang gaib, Rama tidak keberatan dengan keberadaan organisme itu di rumahnya, setidaknya ada alasan rasional bila saat tengah malam terdengar suara krasak-krusuk tidak jelas atau ada barang yang jatuh tiba-tiba.
"Woiii ... Ramaaa!" Di luar Edward meningkatkan frekuensi ketukannya.
"Iya, sebentar! Buset, imigran gelap ini nggak sabaran banget!" Rama mengambil dua-tiga pose lagi di tempat tidur sebelum membuka pintu. "Guten morgen Bruder," sapanya pada Edward yang memasang muka masam.
"Nggak usah kebanyakan gaya, buruan nanti kita telat!"
"Santai, Bro! Kampus kita nggak bakalan lari, kok. Btw, bantu aku translate ya."
YOU ARE READING
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
