♥Happy-Reading♥
-Unremembered-
.
.
.
Proses mengantuk, jatuh tidur, sampai terjaga kembali diatur oleh jam biologis tubuh yang disebut ritme sirkadian. Osilasi ini dimobilisasi oleh suatu sirkuit di hipotalamus yang bertugas merespon cahaya dan sinyal gelap. Hipotalamus juga memegang kendali atas suhu tubuh.
Intensitas penerangan berikut kenaikan suhu tubuh di sepanjang hari membuat seseorang terus dalam keadaan terjaga, sementara berkurangnya persentase cahaya dan penurunan temperatur ketika malam hari memudahkan proses terlelap.
Sederhanya seperti itu, namun tidak sesederhana itu--terutama untuk mahasiswa farmasi yang mengalami distorsi siklus tidur akibat terlalu sering begadang menyalahi aturan jam biologis tubuh.
Rama masih betah membenamkan diri di balik selimut. Meski alam raya beserta isinya di pagi itu telah bekerja sama memodulasi otaknya untuk bangkit dari mode istirahat, rasa kantuk membuatnya enggan membuka mata.
Hari ini adalah hari libur yang tidak dirindukan. Bagaimana tidak, waktu prei tersebut diantarai oleh satu hari kerja sebelum akhir pekan. Terlalu menjanggal rasanya. Rama sebenarnya sudah mengajukan proposal permohonan cuti bersama pada Arya untuk esok hari demi menyambung liburnya, namun kakaknya itu tetap bersikeras tidak akan meliburkan fakultas.
"Rama, bangun! Sudah siang! Nanti rejekimu dipatok ayam!" Edward membuka pintu kamar Rama dan menyibak tirai.
Rama melenguh malas, menarik selimut untuk melindungi matanya yang silau akibat terpaan sinar matahari. Ia lantas mengubah posisi tidurnya membelakangi Edward.
"Ngghh ... biar saja. Sekali-kali berbagilah pada ayam. Mereka juga makhluk ciptaan Tuhan, berbuat baik padanya dihitung pahala."
Edward menghela napas kemudian kembali mengguncang bahu Rama keras-keras. "Ayolah Rama, aku sama Rean kelaparan."
Rama menggeliat sebentar lalu bangkit. "Eddy, kita tidak hidup di zaman prasejarah yang kalau mau makan mesti berburu dan bercocok tanam dulu. Ini sudah tahun ke 20 abad 21. Apa susahnya pesan makanan lewat driver online? Pintar-pintar lah memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi!"
"Masalahnya kami sudah sangat lapar. Masaklah sesuatu, apa saja." Edward duduk disebelah Rama.
"Kalau begitu aku akan masak air."
"Rama, serius. Tega kamu membiarkan kami kelaparan begini." Edward memelas, membuat Rama akhirnya luluh juga.
"Iya, iya! Ini yang tuan rumah aku atau kalian, sih. Aku merasa terjajah di tanah air sendiri." Rama beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas membasuh wajah.
Edward hanya tertawa ringan. Di antara mereka bertiga, Rama lah yang memiliki kemampuan memasak paling mumpuni. Edward sangat anti terhadap minyak panas, oleh karena itu satu-satunya masakan yang berhasil dibuatnya dengan selamat tanpa harus menggunakan fasilitas keselamatan--jaket dan helm saat menggoreng--adalah telur dadar. Adapun Rean yang terlalu menggemari kimia hanya bisa menyajikan sepiring karbon hitam dari reaksi Maillard yang berlebihan. Istilah lainnya, gosong.
Rama melenggang santai menuju dapur. Setelah mempertimbangkan bahan yang tersedia, ia memutuskan untuk membuat nasi goreng seafood. Sekilas Rama mengedarkan pandangannya ke segenap penjuru ruangan tersebut. Fokusnya jatuh pada deretan toples bahan-bahan dapur di kitchen set. Rean memberi keterangan terhadap bahan-bahan tersebut lengkap dengan nama kimianya.
YOU ARE READING
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
