22. Reflexionem☕

1K 153 190
                                        

-Looking Glass-

~♥Happy Reading♥~

.

.

.

Manusia memang diciptakan ekivalen secara anatomi, morfologi, dan fisiologi antara satu dan lainnya. Namun begitu, selera visual, musik, aroma, cita rasa dan retensi terhadap suhu serta rasa sakit berbeda-beda tiap individu. Menegaskan bahwa kendali untuk membentuk persepsi dan membuat keputusan tidak hanya atas kuasa pusat kesadaran yang berlindung di balik lapisan pejal tulang tengkorak, tetapi turut melibatkan peranan organ semu yang keberadaannya dimutlakkan, yakni hati.

Cassy membasuh wajahnya dengan air keran, meyesapi tiap bulir air yang meresap masuk melalui pori-pori kulitnya sambil merenung. Ada perasaan sesak begitu kelopak matanya membuka, menangkap bias cahaya dari pantulan bayangan dirinya di cermin. Cassy sadar selama ini persepsi "cantik" di matanya keliru. Impresinya hanya bergantung pada hal-hal tampak semata, tanpa tahu ada sesuatu yang jauh lebih indah yang hanya dapat dilihat menggunakan mata hati.

Cassy mengerjap beberapa kali begitu teringat ibunya. Cassy belum sanggup meminta pengampunan darinya dengan benar. Setiap kali ingin memulai, lidahnya mendadak kelu, rasanya tidak ada padanan kata yang pantas untuk mengutarakan betapa besar rasa sesal dalam hatinya. Pada akhirnya yang bisa ia lakukan hanyalah memeluk wanita yang dipanggilnya mama itu sambil terus menangis.

Saat pintu bilik terbuka, Cassy refleks menoleh. Tiga orang junior yang sedang membersihkan alat melangkah keluar dengan tatapan tak lepas darinya.

"Itu kak Cassy kan, yang operasi plastik seperti ibunya itu."

"Iya, pantas bisa cantik begitu!"

"Jangan-jangan mereka operasi plastik satu keluarga!"

Cassy menarik napas dalam-dalam. Meski yang dibahas Notix dan ramai diperbincangkan oleh seluruh civitas akademik fakultas adalah kasus penggelapan dana yang dilakukan ayah Cindy, gosip tentangnya tetap berkembang pesat juga rupanya. Sekarang tanpa embel-embel kata "mungkin" dan "katanya", orang-orang langsung menjatuhkan vonis telah melakukan operasi plastik pada dirinya.

Jika ingin memenuhi tuntutan emosi, sudah pasti Cassy akan melabrak dua junior tersebut. Namun ia teringat nasehat Chelia. Memperkeruh suasana bukan hal yang tepat untuk dilakukan di situasi kritis seperti ini. Salah-salah posisinya akan makin terpojok.

Cassy berusaha menelan kembali air matanya, menepuk kedua pipinya kemudian mengangguk memberi semangat pada dirinya sendiri di cermin. Saat perasaannya mulai stabil kembali, bayangan Cindy sekoyong-koyong hadir di benaknya. Cassy mengepalkan tangan kuat-kuat. Perkara pelik ini disebabkan karena ulah biang gosip itu. Bahkan foto lawas ibunya sebelum melakukan operasi plastik yang disebarkannya sudah tersiar keluar grup angkatan.

Setiap kali melihat Cindy, darah Cassy spontan mendidih. Hal itu pula yang menyebabkannya tidak betah di laboratorium tadi, apalagi Cindy masih cari perhatian tanpa terlihat malu kedok keluarganya terbongkar. Cassy benar-benar berharap Cindy mendapat balasan yang setimpal. Bahkan sejak kemarin ia berandai-andai wajah Cindy yang sangat disombongkannya itu jadi buruk rupa.

BRAKKK! Sesorang membanting pintu.

Cassy terlonjak ketika sesosok perempuan dengan penampilan berantakan masuk tergopoh-gopoh dan menggeser posisinya di depan wastafel hingga terdorong ke belakang dan menubruk dinding. Kerutan di dahinya makin bertambah saat perempuan tersebut panik dan membabi-buta membasuh wajahnya dengan air keran sambil mengerang kesakitan.

Prescriptio☕  Where stories live. Discover now