4.calon istriku

4.6K 289 43
                                    

Map yang dilemparkan oleh Arka dengan santainya keatas meja, membuatku meraihnya.

Aku membukanya, dan membacanya tanpa memikirkan apapun. Tapi saat membaca sebuah kata, aku segera menatapnya dengan tatapan tak percaya.

“me-me apa?! Serius?”

Arka mengangguk santai, ia terlihat tenang berbanding terbalik denganku yang rasanya ingin memuntahkan seluruh isi perutku sekarang juga.

“ayuk menikah.” kalau aku sudah mengenal Arka dalam waktu yang lama dan telah menjalin hubungan yang dalam dengannya, tentu saja aku akan senang sekali diajak menikah.

Tapi ini? Gila! Aku baru bertemu dengannya secara langsung hari ini! Dan apa? Menikah! Garis bawahi! MENIKAH! menikah dengannya! Arka, seorang artis papan atas yang dikenal dengan multitalentanya.

Memang aku berpikir wanita yang akan menikahinya ialah wanita yang beruntung, tapi masa ... aku?”

“tapi, kenapa?!” tanyaku menuntut penjelasan padanya. Kenapa aku harus menikahinya? Aku bahkan tidak tahu bibit bebet bobotnya. Mama dan Papa, pasti tak akan setuju begitu saja.

“apanya yang kenapa?” ia mengembalikan pertanyaan kepadaku. Dahiku berkerut bingung. “kita baru bertemu hari ini.” ujarku, mencoba lebih tenang. Astaga! Tidak bisa!

“dan kamu mengajak saya menikah?! Saya?!” Arka mengangguk santai.

“tidak ada orang lain yang cocok, selain kamu.” kalau sedang dalam keadaan yang normal, mungkin aku akan sangat senang mendengar hal ini. Dan jantungku akan berdegup kencang, tunggu memang berdegup kencang dengan kenyataan si Arka, pria yang belum aku kenal mengajakku menikah. Tunggu, maksudnya aku mengenalnya. Tidak. Pernah melihatnya di televisi itu termasuk mengenalnya atau tidak sih? Jadi bodoh kan.

“tapi saya tidak cinta sama kamu!” ujarku. Arka mengangguk tenang, “oleh karena itu, saya memilih kamu.” ha?

Aku jadi terbengong sesaat.

“maaf, bisa saya minta tolong?” tanyaku. Ia melirikku. “coba cubit saya.” aku menutup mata dan menyodorkan tanganku.

“aw!” ringisku dan meliriknya sebal. “tadi katanya, minta dicubit.” tunggu! Sakit! Berarti ini bukan mimpi. Gila.

“sakit banget.” gumamku, Arka langsung menarik tanganku. Mengagetkanku tentunya. Pria itu mengecup kecil tanganku, tepatnya dibagian yang ia cubit. Aku benar-benar merasa kedua mataku akan melompat keluar sekarang juga.

“masih sakit?” tanyanya dengan wajah datarnya. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali. Yatuhan apa yang terjadi?

Aku kembali meraih map merah itu.

Nama lengkapku tertera disana dikatakan sebagai pihak pertama. Sedangkan Arka sebagai pihak kedua. Aku tidak tahu, bagaimana bisa.

“kalau kamu menandatanganinya, kita akan menikah dalam jangka waktu yang tertera disana.” suara Arka terdengar berdengung ditelingaku.

“aku berhalusinasi ya? Jangan-jangan aku jadi gila.” monologku. Arka melirikku sembari menggelengkan kepalanya. “kenapa saya? Padahal kamu punya jutaan fans wanita diluar sana yang rela dinikahi oleh kamu walaupun harus jadi istri yang ke seratus.” ujarku. Aku masih tidak percaya saja, bahwa aku benar-benar dilamar olehnya. Maksudku walaupun dengan perjanjian pernikahan ditanganku ini.

“karena kita sama-sama dibuat untung disituasi ini.” ujar Arka. Aku meliriknya bingung. “kalau kamu setuju menikah sama saya, saya akan menandatangani kontrak yang ada didalam tasmu itu. Menjadi model untuk brand dari perusahaanmu.” ucapannya memukulku kembali ke realita. Benar. Aku kemari untuk membujuknya menandatangani kontrakku, bukan malah aku yang menandatangani kontraknya.

A Whole New World. ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora