Chapter 3.12.5 [EX] [2/2]

Começar do início
                                    

Dia ... benar-benar seperti peri musim semi yang tersesat di tengah gletser.

[[Diary_Note_17_04_20XX]]

Penyerangan tak terduga pecah di pesta selebrasi. Ya, itu melibatkan semua orang, termasuk Madam. Beliau merupakan target dari penyergapan berencana tersebut. Mereka mengajaknya berunding, tetapi Madam tetap berada dalam pendiriannya maka peperangan benar-benar pecah.

Tak juga terampil dalam bisnis, beliau tak disangka-sangka juga mampu berpikir cepat ketika bertarung. Memang ia sedikit ceroboh, sampai seringkali mengorbankan bagian-bagian tubuhnya tergores bahkan menorah luka yang sangat dalam.

Semuanya selamat, sebab Madam dan Tuan Silvis mempersiapkan segalanya. Polisi dan pengawal yang didatangkan dari divisi kemiteran datang tepat waktu.

Demikian dihadapkan dengan seorang gadis bertopeng rubah ... satu-satunya yang muncul paling akhir, tetapi nyatanya ia merupakan manusia yang tangguh. Madam—beruntungnya—terus bertahan sampai bala bantuan tiba.

Namun, teramat disayangkan. Oleh sebab menerima banyak luka, beliau kekurangan darah hingga tak sadarkan diri. Ini bahkan hari kedua Madam dirawat di rumah sakit.

Kejadian ini menjadi pelajaran untuk evaluasi lebih lanjut terhadap pengoptimalan penjagaan Madam.

[[Video_Record_21_04_20XX]]

[4:06 SIANG, TROTOAR JALUR KELUAR TAMAN]

"Terima kasih sudah menemaniku berbelanja. Akhirnya aku bisa berjalan-jalan denganmu. Kau tahu, musim semi di Jepang kurang pas jika dilewatkan tanpa melakukan hanami. Beruntung sekali, bunga sakuranya mekar terlambat." Pandangan tetap lurus ke depan, tetap menerima suara Profesor Aoi sembari berjalan di trotoar. "Beberapa hari lagi kita disibukkan dengan lokakarya. Semoga saja semuanya berjalan lancar."

Tiba di jalanan yang penuh kesibukan, lantas mulai bersuara, "Teramat disayangkan Madam tidak dapat hadir. Padahal ini terbilang proyek pertama yang paling baru dalam masa kepemimpinannya. Namun, beliau ingin acaranya tetap berjalan; baik dengan atau tanpa kehadirannya."

"Ah, ya ... insiden yang sama sekali tak menyenangkan, ya. Kau pun mengalami kerusakan minor, tetapi semuanya masih terkendali," tanggap Profesor Aoi. Demikian mendengarkan tepat kekhawatiran terdeteksi di nada suaranya, "Bagaimana keadaannya?"

"Luka yang cukup dalam belum sembuh. Itulah yang melarang Madam banyak bergerak. Setidaknya kini beliau berada dalam kondisi prima."

Seketika pandangan beralih ke sebuah toko bunga. Banyak sekali bunga-bunga cantik terpajang di etalase. Lantas sebuah vase yang penuh dengan mawar putih membuat pandangan terfokus begitu lama sampai-sampai harus menghentikan langkah.

"Profesor, bolehkah saya mampir sebentar? Ada bunga yang sangat cocok untuk Madam."

[[Voice_Record_24_04_20XX]]

[8:26 MALAM, KAMAR MADAM]

Kirika Alford (Madam) : "Kau tahu? Tanganmu hangat sekali." (embusan napas terekam) "Jika kau manusia, mungkin aku akan mengira kau sedang demam."

Kirika Alford (Madam) : "Akan tetapi ... mengetahui kau android, kupikir kau lebih cocok kupanggil kulkas."

Sistem suara AK-25 : "... Bukankah kulkas malah terasa dingin, Madam?"

Kirika Alford (Madam) : (terekam sedang terkekeh, suara sedikit melemah) "Percayalah ... mereka memiliki sisi yang hangat seperti genggaman tanganmu." (menguap) "Aku sangat lelah. Kupikir ada baiknya jika aku tidur sekarang, benar begitu?"

Fate : A Journey of The Bloody Rose [END]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora