66. Lebih Baik

7.2K 1.2K 28
                                    

Renjun menoleh ketika mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Begitu mereka bertatapan, Jisung langsung mengajaknya berbicara, "Kau mengabaikanku?"

"Apa?" Renjun kebingungan.

"Minta maaf."

Jisung sang kucing hitam mengeong-ngeong dengan marah ketika melihat Park Jisung.

"Kubilang minta maaf!" Lelaki jangkung itu berteriak dengan keras.

👍

Jeno mengetuk pintu apartemen Renjun dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya memegang ponsel, "Sepertinya tidak ada orang. Apakah benar ini tempat tinggalnya?"

"Iya. Dahyun mengatakan bahwa Renjun tinggal di tempat itu." ujar Jaemin di seberang telepon.

"Teleponnya tidak diangkat?"

"Tidak. Walaupun ada kemungkinan bahwa Renjun sengaja tidak mengangkat telepon dariku. Oh ya, aku sudah tiba." Dan beberapa menit kemudian, Jaemin sudah berdiri di sebelah Jeno.

"Kau benar-benar kemari?"

"Ya. Karena tadi aku sudah mencoba menelepon kantor polisi, tetapi jawabannya kurang memuaskan. Mereka mengatakan bahwa nama website-nya tidak jelas dan korbannya juga tidak teridentifikasi, jadi mereka menyuruhku agar tidak perlu khawatir. Kemungkinan besar itu hanya bercanda. Di internet tulisan-tulisan seperti itu sangat banyak. Tetapi, mereka mengatakan akan tetap datang kemari. Aku tidak percaya. Aku sudah menghubungi teman-teman Renjun dan tidak ada yang sedang bersamanya." Jaemin menjawab panjang lebar.

Jeno terdiam sejenak sebelum kembali berbicara, "Mungkinkah benar-benar terjadi sesuatu?"

👍

Tangan Renjun gemetar dalam cengkeraman Jisung. Lelaki itu mencengkeram pergelangan tangan Renjun dengan sebelah tangan sedangkan tangan yang satu lagi memegang sebuah botol kaca.

"Ini asam klorida. Jika kau berteriak, akan kusiram." ujar Jisung dengan suara gemetar.

Renjun membelalakkan matanya, "Mengapa kau seperti ini?"

"Minta maaf. Minta maaf!"

"Mengapa kau seperti ini? Mengapa aku harus meminta maaf?" tanya Renjun hati-hati.

"Setiap hari kau memberi salam padaku, setiap hari kau tersenyum. Nama kucing itu juga sama dengan namaku! Kau sedang melakukan pendekatan denganku, bukan?!"

Renjun tidak habis pikir ketika mendengar perkataan lelaki itu, "Hentikan! Henti— Jangan! Kumohon!"

"Dasar laki-laki genit! Pelacur! Jalang banyak tingkah hanya karena cantik! Tidak akan kumaafkan. Tidak akan!" Jisung sudah mengangkat botol itu dan hendak menyiramkannya pada Renjun.

"Kumohon jangan! Bunuh aku! Lebih baik bunuh aku saja! Daripada kau hancurkan wajahku, lebih baik bunuh aku saja! Aku... AAAAAAAA!"

👍

AAAAAAAA!

"Kau dengar suara teriakan?" tanya Jeno.

"Teriakan?" tanya Jaemin. Mereka menuju keluar apartemen untuk mencari sumber suara itu.

"Kau benar-benar mendengarnya?"

"Ya." kata Jeno.

"Renjun! Renjun! Di mana kau?!" panggil Jaemin. Jeno mencari ke arah lain dan tidak sengaja berpapasan dengan Jisung. Lelaki bermarga Park itu tampak terkejut dan berjalan melewati Jeno dan Jaemin dengan gugup.

"Bukankah ia seangkatan dengan kita?" tanya Jeno.

"Bukankah itu Jisung?" tanya Jaemin.

"Ada yang aneh." kata Jeno ketika melihat gelagat Jisung yang tampak gugup. Ia memutuskan untuk memanggil anak itu, "Hei."

Jisung menghentikan langkahnya.

"Kau—"

Belum sempat Jeno berbicara, Jisung sudah berlari sambil berteriak. Untung saja Jeno bisa menahannya dengan cepat.

"Apa-apaan kau?!"

"Sudah selesai! Pelacur itu sudah hancur! Ia terkena asam klorida! Hidupnya sudah hancur! Ia harus dihukum!"

Jeno dan Jaemin tertegun ketika mendengar perkataan itu keluar dari mulut Jisung. Dengan sigap, Jaemin langsung berlari mencari Renjun. Ia menemukan Renjun di sebuah gang kecil dan langsung menghampirinya.

"Renjun!"

"Jangan lihat!"

Jaemin menghentikan langkahnya dan bertanya dengan hati-hati, "Kau tidak apa-apa? Rumah sakit. Sekarang kita ke rumah sakit! Cepat!"

"Kubilang jangan lihat!" sentak Renjun, "Hidupku sudah berakhir!"

Jaemin menatapnya dengan ngeri, "Tenanglah dulu, Renjun. Kau baik-baik saja. Cepat ke ru—"

"Tolong! Jangan mendekat!"

"Aku serius. Itu botol yang kita gunakan saat praktik. Asam klorida cair. Dibuat lebih cair." jelas Jaemin ketika matanya tak sengaja melihat pecahan botol di dekat Renjun.

"Aku akan mati. Aku harus mati!" Renjun mengambil beling yang terdekat dan mengarahkannya ke lehernya, "Sekarang aku sudah tamat."

👍

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon