54. Impulsif

8.1K 1.5K 150
                                    

"Ternyata benar-benar Jeno." ujar Jeongyeon ketika mereka sudah berdiri di sebelah lelaki tampan itu.

"Halo." sapa Jihoon gugup.

"Halo." jawab Jeno setelah memastikan bahwa Jaemin sudah masuk ke dalam toilet.

"Mengapa sendiri? Atau kau datang bersama siapa?" tanya Jihoon.

"Aku datang sendiri."

Jeongyeon dan Jihoon tertegun, "Kau makan sendiri di tempat seperti ini? Lucunya."

"Iya." jawab Jeno serius sehingga membuat Jeongyeon dan Jihoon bingung harus mengatakan apa lagi.

"Ternyata seperti itu." ujar mereka pada akhirnya.

"Aku pergi duluan ya." Jeno bangkit berdiri.

"Iya. Sampai bertemu nanti."

Jeno berjalan menuju keluar restoran sembari mengawasi Jaemin dari luar. Lelaki manis itu keluar dari toilet ketika Jihoon dan Jeongyeon sedang sibuk berbincang. Ia menggunakan buku untuk menutup wajahnya agar tidak terlihat oleh kedua orang itu."

"Maaf." ujar Jaemin setelah mereka berdua bertemu di depan restoran.

"Apa? Sudahlah."

"Tidak menyangka bisa bertemu kakak-kakak itu."

"Untung kita sudah selesai makan. Jika mereka datang saat kita sedang makan..."

"Maaf. Maaf sekali. Gara-gara aku... Bagaimana jika ke kafe? Kubelikan kopi."

Dan mereka benar-benar berakhir di kafe. Jaemin menanyakan pada Jeno ia hendak minum apa dan Jeno menjawab bahwa ia ingin teh adlay.

"Pfft!" Jaemin menahan tawanya.

"Mengapa tertawa?" tanya Jeno.

"Kau selalu minum teh adlay jika datang ke kafe?"

"Memangnya kau minum apa?"

"Aku biasanya americano. Jika seharian tidak banyak makan biasanya cafe latte."

"Oh! Jaemin dan Jeno!"

Mereka berdua serentak menoleh. Dahyun dan Changbin sudah berada beberapa langkah di belakang mereka. Jaemin benar-benar tidak tahu harus berbuat apa karena kemunculan temannya itu sangat mendadak.

"Halo." sapa Dahyun.

"Ha-" Jaemin tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Lidahnya terasa kelu.

"Pantas kalian berdua rapi sekali hari ini. Ternyata selesai kelas kalian pergi bersama?"

"Apa?! Bukan seperti itu!" jawab Jaemin cepat.

"Kita kebetulan bertemu di sini." Jeno membantu Jaemin menjawab.

"Iya! Sedang ingin ke kafe lalu saat datang ke sini kebetulan kami bertemu."

"Ternyata seperti itu? Bagaimana jika kalian berbincang bersama kami?" ujar Dahyun gembira. Kelihatannya ia sama sekali tidak sadar bahwa Jeno dan Jaemin berbohong.

"Apa?!" Jaemin terkejut.

"Kami juga ingin berbincang."

"Iya." sahut Changbin.

Akhirnya, Jeno dan Jaemin menuruti ajakan Dahyun. Mereka duduk berempat di satu meja. Dahyun dan Changbin tertawa keras, Jaemin berpura-pura ikut tertawa, dan Jeno hanya diam saja. Mereka baru pulang ketika hari menjelang malam.

"Maaf." ujar Jaemin setelah dirinya dan Jeno berada di luar kafe.

"Kau ingin meminta maaf berapa kali dalam sehari?"

[✓] my id is gangnam beauty | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang