59. Maksudnya Kau Mengajak?

7.9K 1.4K 103
                                    

Suasana hening ketika mereka berjalan menuju stasiun. Jaemin berpikir untuk mengatakan sesuatu, tetapi jika sekarang ia berbicara tanpa berpikir pasti dirinya akan terlihat sedang berusaha mencairkan suasana di antara mereka berdua dan itu justru akan membuat suasana semakin canggung.

Bagaimana jika berpura-pura tenang dan mulai berbicara seperti mengapa harus canggung hanya karena hal seperti itu? atau yang seperti itu memang bisa terjadi. Jaemin merasa dirinya sudah gila. Memangnya apa yang akan terjadi?

"Gila!" ujar Jaemin refleks sehingga Jeno yang berada di sebelahnya terkejut.

"Bukan. Kampus kita gila! Lala~" Jaemin tertawa canggung.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah berada di dalam kereta. Jaemin mengusap tengkuknya, "Di sini banyak sekali orang."

"Iya." jawab Jeno.

"Pemberhentian kali ini Universitas Hongik."

Jaemin merasa terkejut ketika kerumunan orang yang hendak turun menyerbunya karena ia berdiri di dekat pintu. Seseorang menabrak tubuhnya hingga ia kehilangan keseimbangan. Jaemin hampir saja jatuh ke pelukan Jeno, tetapi itu akan menjadi situasi yang sangat memalukan. Jaemin tidak akan membiarkan hal itu terjadi sehingga dirinya hanya berpegangan pada jendela yang berada di belakang Jeno. Posisi itu membuat dirinya seolah sedang mengurung Jeno dan hendak menciumnya.

"Tunggu. Jangan salah paham! Maksudku bukan seperti itu! Ada yang mendorong dari belakang." ujar Jaemin.

"Bahaya. Kau saja yang di dalam."

"Apa?!" Jaemin belum menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Yang Jaemin tahu hanyalah sekarang ia telah bertukar posisi dengan Jeno. Karena merasa canggung, Jeno berbalik sembari bersidekap. Tubuhnya yang kokoh itu melindungi Jaemin dari dorongan orang-orang.

"Apakah aku sekarang terlihat sok keren?" tanya Jeno.

"Tidak!" jawab Jaemin cepat. Wajahnya memerah dan jantungnya berdegup lebih keras.

💓

"Aku hanya tidak ingin kenyataan bahwa kita memiliki hubungan ditutup-tutupi. Aku selalu memikirkan Renjun, jadi aku tanpa sadar mengatakannya." kata Jaemin setelah mereka turun dari kereta.

"Kau memikirkan Renjun? Apa kau merasa iba padanya?"

"Iba?" Jaemin mengangkat kepalanya untuk menatap wajah Jeno.

"Aku berharap kau tidak terlalu baik padanya. Aku serius."

Jaemin tampak melamun. Ia tidak menjawab perkataan Jeno, tetapi ia memikirkannya hingga suatu pertanyaan untuk Jeno timbul di otaknya.

"Mengapa kau tidak pernah memiliki kekasih?"

"Itu bukan suatu hal yang harus dilakukan."

"Benar juga, tetapi mungkin pernyataan ini tidak penting. Berarti... kau juga tidak pernah berciuman?" tanya Jaemin dengan wajah yang sangat merah.

"Apa? Tentu saja." jawab Jeno, "Apakah maksudnya kau mengajak?"

"Tidak! Terlalu cepat!" jawab Jaemin panik, "Aku hanya ingin memastikan saja. Aku pulang dulu! Terima kasih sudah anta-"

Jeno menahan tangan Jaemin sehingga membuat lelaki manis itu terkejut. Jangankan Jaemin. Jeno saja terkejut karena ia tidak mengerti mengapa tiba-tiba melakukan itu.

Ia benar-benar... Terlalu cepat, bukan? Batin Jaemin, tetapi yang didapatinya hanyalah sebuah pelukan dari Jeno.

"Masuklah." ujar Jeno setelah melepaskan pelukannya.

"Iya." jawab Jaemin dengan wajah yang sangat amat memerah.

💓

🦄nanapoo

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now