64. Hentikan

7.8K 1.3K 44
                                    

"Kau sudah mandi?" tanya Jaemin.

"Belum. Kau dulu saja."

"Iya." jawab Jaemin gugup sembari berbalik menuju kamar mandi. Mereka merasa pembicaraan tadi sangatlah aneh.

🤚

Setelah mandi, Jaemin kembali membaringkan dirinya di atas kasur Jeno dengan selimut yang membalut tubuhnya. Jam menunjukkan pukul setengah enam kurang tujuh pagi dan Jaemin merasa bosan sehingga ia mengajak Jeno berbicara.

"Hei."

"Apa?" sahut Jeno yang duduk di sofa.

"Apakah kau pernah berjerawat?"

"Apa?" tanya Jeno heran.

"Aku hanya ingin tahu."

"Harusnya pernah, waktu kecil."

"Kau pasti tidak butuh concealer."

Jeno tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan Jaemin sehingga ia tidak menjawab.

"Kau suka warna apa?" tanya Jaemin lagi.

"Warna... hitam?"

"Hitam?" Jaemin menggerakkan kepalanya untuk menatap Jeno, "Aku juga suka warna hitam walaupun tidak cocok denganku."

"Kau?" tanya Jeno balik.

"Aku juga suka warna wine, khaki, dan trench coat."

"Itu warna yang kau gunakan sehari-hari, bukan?"

"Iya."

Beberapa saat mereka terdiam, kemudian Jaemin melanjutkan pertanyaannya, "Selama hidup, kau pasti populer sekali."

"Tidak."

"Bohong. Selama hidup, kau belum pernah sekali pun mendapat pernyataan cinta?"

"Aku tidak begitu ingat. Serius."

Jaemin memejamkan matanya, "Jika berpikir aku bertepuk sebelah tangan padamu, rasanya menyebalkan sekali."

"Kau sedang mengigau?" tanya Jeno. "Tetapi, kenyataannya aku yang mengejarmu."

"Apa maksudnya?"

"Dan lagi aku terlihat tidak keren."

"Dasar aneh kau. Aku tidak mengerti mengapa kau suka padaku. Aneh."

"Mengapa kau suka padaku?" tanya Jeno balik.

"Aku suka padamu karena kau menyukai warna hitam."

Jeno tertegun. Jaemin juga. Ia sudah sangat mengantuk sehingga kata-katanya mulai melantur.

"Apa yang kukatakan tadi? Aku lupa."

Jeno meremas rambutnya ketika mendengar pertanyaan Jaemin, "Bagaimana jika aku menjadi sangat menyukaimu?"

"Memangnya tidak boleh?"

[✓] my id is gangnam beauty | nominWhere stories live. Discover now