Chapter 27

1.4K 54 6
                                    

Halo guys:)
Happy reading yaa

●●●

Rindu itu nggak sopan, selalu datang tanpa permisi

●●●

"Dek,kamu beneran udah putus sama Rangga?"tanya Kak Delta di motor saat menjemputku.

"Udah,"balasku singkat.

"Dia balikan sama Feby ya,"ucap Kak Delta.

"He em. Mungkin kita belum jodoh,"balasku.

"Belum bisa move on yaa,"goda Kak Delta.

"Mau mikirin ujian dulu,"senggah ku.

Menghadapi Ujian Nasional ini aku nggak mau ada les-les an. Males aja,udah capek sekolah nanti malemnya les malah nggak bisa fokus. Tapi bunda bilang aku harus skuensi sama keputusan aku. Malamnya aku harus belajar sampai jam sembilan setelah itu nanti weekend aku harus mengisi hariku dengan belajar karena ujian sebulan lagi.

Aku mau nya sih bisa lulus SBMPTN agar nanti kuliahnya satu kampus sama Kak Delta.

"Nah itu baru adek gue. Nggak usah galau-galauan lagi ya,"ucap Kak Delta gemas.

●●●

"Yeeee finally,"teriak Nata sambil memeluk erat aku dan Yuta.

Akhirnya aku bisa melewati ujian Nasional dengan mulus. Aku,Nata dan Yuta selalu belajar bareng untuk menghadapi ujian dengan sungguh-sungguh. Dan semoga aja hasilnya memuaskan.

"Alhamdulillah lancar,"ucapku bersyukur.

"Sekarang boleh deh galau-galauan,"ucap Yuta.

"Pale lo galau-galauan. Kita seneng-seneng aja dulu,refershing gitu," balas Nata.

"Berantem aja,nggak ada kerjaan lain,"ucapku kesal.

"Sante buk,"ucap Nata.

"Jadi ke kafe?"tanya Yuta.

"Jadi lah,lo ikut kan?"balasku.

"Maaf,kayak nya aku nggak bisa ikut. Aku nggak enak sama kalian,"ucap Yuta sedih.

Yuta berasal dari keluarga sederhana. Bapaknya hanya bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya sebagai buruh tani. Aku dan Nata memang suka banget nraktir Yuta waktu hangout. Kadang Yuta nggak enak karena selalu dibayarin. Tapi kita mah happy aja,kan Yuta sahabat kita bukan orang lain.

"Kenapa nggak enak? Lo tu udah gue anggap sebagai saudara gue sendiri,"ucap Nata.

"Iya,tapi uang kalian mending ditabung daripada nraktir aku."balas Yuta.

"Ya elah,bunda tu udah tau kali. Lo santai aja,nikmatin hidup jangan sepaneng mantengin buku mulu," bujukku agar Yuta mau ikut.

"Ya udah deh. Makasih ya,kalian udah baik banget sama aku,"ucap Yuta tulus.

"Apa si yang enggak buat lo,"balasku sambil memeluk Yuta erat.

Sepulang sekolah,kami memutuskan untuk pergi refreshing ke kafe langganan kita,habis itu jalan-jalan ke mall. Akhirnya Yuta mau ikut juga. Jadi kita se geng pergi bareng dong.

●●●

"Gue kangen pastaa"ucapku saat sampai di kafe langganan.

"Gue samyanggg"timpal Nata antusias.

"Shutt,malu ah diliatin orang,"ucap Yuta.

Akhirnya kami bertigapun masuk ke dalam kafe. Mataku menyusuri suasana kafe yang hampir sebulan ini jarang aku kunjungi karena sibuk ngurusin UN.

Mataku berhenti tepat kearah meja pojok depan dekat jendela. Terlihat empat orang cowok sedang bersenda gurau sambil menikmati makanan yang mereka pesan.

"Ta,ayo duduk,"perintah Nata saat melihatku bengong.

"Liatin apa sih?"tanya Yuta sambil mencoba melihat apa yang ku lihat.

"Ce elah ada mantan doi. Ngliatnya gitu amat,"ujar Nata setelah tau ada Sandi dan kawan-kawan juga ada di kafe ini.

"Lo mau kemana,Nat?"ucapku setelah melihat Nata pergi menghampiri Sandi dkk.

Terpaksa aku dan Yuta mengekor di belakang Nata.

"Hai bro!"sapa Nata kepada Sandi dan teman-temannya.

"Lo disini juga?"balas Farel setelah melihat kami mendekat kearah mereka.

"Ada Lista juga,"ucap Riko sambil menyenggol bahu Sandi yang duduk disebelahnya.

Aku hanya tersenyum simpul.

"Sini gabung!"ujar Sandi sambil mempersilahkan kita duduk.

"Ada ayang beb Lista ya di suruh gabung dong,"cibir Ronald.

Ronald,cowok berbadan gempal teman sekelas Sandi. Nggak tau kenapa cowok itu ikut gabung sama mereka. Atau mungkin anggota baru di geng nya Sandi.

"Apaan sih lo,"balas Sandi sambil menjitak kepala Ronald pelan.

Kami ber tujuh larut dalam kebersamaan. Kami nggak kepikiran mana mantan doi mana yang enggak. Yang penting kita seneng-seneng dulu.

"Ta,fotbar yuk sama gue,"tawar Sandi padaku.

Aku tercengang mendengar tawaran Sandi. Dengan senang aku mengangguk setuju.

Sandi menggandengku menuju luar kafe. Diikuti teman-teman yang lain.

"Nat,fotoin ya,"ucap Sandi.

Disaat Nata hendak memotret,tiba-tiba Riko,Ronald dan Farel ikutan gabung berpose bersama aku dan Sandi.

"Ck,apaan si lo bertiga ikut-ikutan."ucap Sandi geram.

"Berduaan itu nggak baik,nanti yang ketiganya setan,"ujar Riko.

"Nah kita nggak mau jadi setan,makannya ber lima,"timpal Farel.

"Nyebelin lo pada,"sungut Sandi kesal.

Akhirnya kita berfoto berlima.

●●●

Mau tau fotonya kayak apa?

Tunggu part berikutnya makanya:)

Jangan lupa vote tapi...



Aku Yang Berjuang,aku Juga Yang Terbuang (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang