Chapter 22

1.5K 56 4
                                    

Assalamualaikum,semoga suka ya sama ceritanya:)
Kalau suka pencet bintang dibawah dong kalau habis baca,jangan lupa komen juga ya biar ga garing wkwkwk..

●●●

Lo udah nyadarin gue untuk nggak nyia-nyian seseorang. Dan kini gue udah kena batunya,seseorang yang gue cintai malah jadian sama orang lain..

●●●

"Bener kamu tadi bareng Sandi?" tanya Yuta di kelas saat pelajaran IPA.

"Hello,dari mana aja lo tong,"cibir Nata gemas.

"Eum pacaran terus sih,jadi nggak ada waktu buat sahabat,"ucapku.

"Ya nggak gitu Lista,"balas Yuta sambil tertunduk lesu.

"Haha bercanda,Yut. Iya,tadi gue bareng Sandi karena bunda kejebak macet,"jelasku.

"Ooh gitu. Kirain kamu mau ngejar Sandi lagi,"balas Yuta.

"Ya enggak lah. Sorry gue ngejar cecunguk itu lagi,"ucapku geli.

Brakk!

Sebuah penggaris kayu mendarat di meja ku. Bu killer sudah berdiri di depanku dengan mata melotot seperti mau melompat. Rahangnya mengeras seperti ingin menerkamku.

"Hehe ada apa bu?"tanyaku basa basi.

"Keluar!"perintahnya garang.

Aku terdiam ditempat. Semua orang dikelas menatapku nanar. Mungkin mereka ada yang diam-diam menertawai ku atau malah bersimpati padaku.

"Lista salah apa bu?"tanya Nata membelaku.

"Kamu anak badung mau saya suruh keluar juga?"balas guru itu balik tanya.

"Lista udah ngerjain PR kan bu, pakaian dia rapi,dan buku catatan nya lengkap. Lista kurang apa lagi bu?"senggah Nata.

"Dia kurang memperhatikan saya saat menjelaskan!"balasnya tegas.

"Ooh ya udah bu saya sama Lista keluar,"ucap Nata sambil berdiri dan mengambil tanganku. Aku masih melongo, Nata si anak badung vs guru killer.

"Bagus kalau gitu,silahkan!"ujar guru killer tegas.

"Ikut nggak Yut?"tanya Nata kepada Yuta yang tadi ikut nimbrung.

Yuta hanya menggeleng pelan. Aku tau anak itu dilema. Mana ada anak pinter kaya dia mau diajak corsa buat hukuman?

Nata membawaku keluar kelas dan berjalan menuju kantin.

"Berani banget lo,"ucapku pada Nata setelah kami duduk di bangku kantin.

"Sama orang kok takut. Takut tu cuma sama Allah,"balas Nata enteng.

"Udah kaya Yuta aja lo,"cibirku.

"Yaelah gitu doang disamain sama Yuta,"balasnya.

"Hahaha,"tawa kami meledak begitu saja.

Melupakan amukan bu killer tadi bak angin lalu.

Aku Yang Berjuang,aku Juga Yang Terbuang (COMPLETE) ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora