Chapter 16

1.9K 71 0
                                    

Mungkin gue harus bisa menghargai
perjuangan seseorang, karena perjuangan itu yang akan gue rindukan saat orang itu memilih berhenti untuk merjuangin gue

~Sandi

●●●

"Hayo!!! Lo ada apaan sama kakak gue?"selidikku.

"Paan si lo! Udah ah,gue ke toilet dulu,"balas Nata sambil beranjak pergi.

"Kak Delta buka les ya?"tanya Yuta sambil terkikik geli.

"Mungkin,"balasku asal.

"Yuta!!!"panggil seseorang dari ambang pintu kelas.

Cowok itu melambaikan tangan kearah Yuta dan Yuta membalasnya dengan senyum lebar.

Beruntung sekali menjadi Yuta. Bisa dicintai banyak orang,sedangkan aku? Dicintai satu orang saja udah beruntung banget.

Bedanya aku sama Yuta itu banyak,contoh:

# Yuta nggak pernah dandan dan terkesan cuek. Aku kalau nggak pake polesan make up nggak berani keluar rumah.

#Yuta cewek sholehah dan mandiri sedangkan aku anak mami dan sholat aja ogah-ogahan.

#Yuta selalu diperjuangin sama cowok sedangkan aku selalu merjuangin cowok.

Tapi kali ini aku berusaha untuk cuek sama seseorang. Udah bosen sama kata "berjuang". Ujung-ujungnya nanti aku juga yang terbuang.

"Sebentar ya,Dip. Aku ambilin catetannya dulu,"ujar Yuta sambil merogoh tas pink miliknya.

"Eh Dipo,kalo lo pacaran sama temen gue. Lo harus jaga dia,jangan sampe lo sakitin. Kalo sekali aja lo buat Yuta nangis,urusannya sama gue dan Nata,"ancamku sambil menghampiri Dipo yang tengan memainkan bolpennya.

"Iya,Ta. Dapetin Yuta tu susah banget, mana tega gue nyakitinnya. Kalau gue berani nyakitin dia berarti gue cowok terbodoh didunia ini,"balas Dipo sambil tersenyum kecut.

"Ada apa? Dip,ini buku catetannya"ujar Yuta sambil menyerahkan buku tulis kepada Dipo.

"Ini nih,temen kamu mau nabok aku kalo bikin kamu nangis,"balas Dipo asal.

"Hahaha,"tawa Yuta seakan tanpa beban.

●●●

"Gue duluan ya,Ta. Dah....,"pamit Nata sambil melambaikan tangan kearahku dan masuk kedalam mobilnya.

"Yut,lo nggak bareng Dipo?"tanyaku kepada Yuta yang sedang memakan batagor kesukaannya.

"Ya enggak lah. Kan belum muhrim,"balasnya bijak.

Aku hanya menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Eh itu abah,aku duluan ya Ta. Kalo nunggu lama,pesen ojol aja,"pamit Yuta sambil mengacak rambutku pelan.

Suka ngacak rambut?
Jadi keingetan Kak Rangga...

"Eh apaan sih,kok jadi mikirin Kak Rangga,"gumamku.

Aku Yang Berjuang,aku Juga Yang Terbuang (COMPLETE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang