"Kalo aku nanya kamu milih aku atau sialan ini kamu milih siapa?" tanya Anna balik.

Tangan Airin terkepal kuat ketika mendengar kalimat sialan keluar dari bibir Anna padanya. Ingin rasanya ia mencekik leher Anna sekarang juga.

"Nggak usah ngalahin topik." Teriak Ali kesal. Sangat tak suka.

"Kamu egois tau nggak? Dan aku nyesal udah perjuangin kamu selama ini..."lirih Anna. Mengusap kasar pipinya sebelum berbalik. Ia lebih baik meninggalkan ruangan ini dari pada harus tersiksa dengan segala sikap egois Ali.

Tangan Ali mencekal lengan Anna yang berniat pergi. Menarik kuat membuat tubuh Anna berputar dengan terkejut. "Kalo gue nanya itu jawab bukannya malah per—"

"IYA! AKU SUKA SAMA ALEX! PUAS KAMU!!"

Plak!

"TARIK KATA-KATA LO BARUSAN!!" Teriak Ali nyaring. Rahangnya makin mengeras. Ia sangat sensitif jika mengetahui Anna benar-benar menyukai seseorang. Ia rasa itu adalah kelemahan terkuatnya. Dan sialnya ia selalu menciptakan hal itu.

Bugh!

"WOY BERHENTI!"

"ALI ALEX STOP!!"

"SHIT!! BERHENTI BANGSAT!!"

"LO BERDUA UDAH GILA HAH? UDAH CUKUP!"

"BANGSATLAH! LUCAS PANGGIL BU KEPSEK BURUAN!!"

"Gue masih sayang nyawa gue ya, panggil aja sendiri." Tolak Lucas menggeleng. Sangat-sangat tak ingin ikut campur dalam masalah ini. Apalagi ikut masuk dalam masalah Ali yang dikenal sangat-sangat tak mempunyai perasaan dan hati itu. Ia menoleh ke sekeliling, meringis ketika melihat raut wajah santai Kinan dan Watty. Benar-benar kedua cewek itu! "Anjir ya! Orang lagi panik juga mereka malah santai sambil makan permen karet!" Batin Lucas tak habis pikir.

"LO PIKIR GUE BAKAL BIARIN CEWEK GUE SAMA LO? NGGAK!" Teriak Ali. Memberikan bogeman kuat tepat mengenai pipi kiri Alex.

Anna kembali menangis, berusaha memisahkan kedua cowok itu dengan sisa tenaga yang ada.

"LO NGGAK ADA HAK LARANG GUE! SELAGI ANNA NGGAK BAIK-BAIK SAMA LO! GUE NGGAK BAKAL TINGGAL DIAM!"

Bugh!

"NIH DUA ANAK EMAKNYA NGIDAM APAANSI DULU." gerutu J kesal.

Nyatanya teriakan lantang itu tak berhasil menghentikan aksi kedua cowok itu. Keduanya saling memberikan pukulan demi pukulan ke wajah. Tubuh mereka yang bertukar posisi dengan saling menindih dan berusaha mengalahkan satu sama lain semakin besar dalam diri keduanya. Seragam Alex pun sudah sangat kotor begitupun dengan baju basket yang dikenakan oleh Ali.

"KAK ALI STOP! BERHENTI!"

Refleks Ali menahan tangannya yang bersiap memberikan bogeman di wajah Alex di bawahnya lagi. Menoleh dengan rahang mengeras saat mendengar Anna lebih memilih membela Alex. "Lo belain dia hah?!" Tanya Ali emosi.

Kesempatan itu tidak Alex lewatkan. Dengan tenaga yang dimilikinya kepalan tangannya terkepal kuat dan lagi, Ali menerimanya.

Bugh!

"Shit!" Umpat Ali kesal. Semua ini gara-gara Anna.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN? SEKARANG IKUT IBU KE RUANGAN KEPALA SEKOLAH. SEKARANG!"

"Kita nggak ikutan Bu." protes Lucas.

"SEMUA YANG BERADA DI RUANGAN INI TANPA TERKECUALI!"

"Nggak bisa gitu dong Bu!" Protes Airin. Menatap Bu Nani dengan ciri khas andalannya. "Disini kita cuman jadi saksi dari masalah ini, dan dalang dari mereka berantem ini gara-gara Anna, seharusnya Ibu skors dia aja atau hukum dia."

Semua menoleh kearah Airin dengan tatapan tajam kecuali Ali dan Alex yang masih meringis karena merasakan sangat sakti di bagian hidung dan wajah mereka.

Kinan mengerutkan keningnya, benar-benar tak habis pikir dengan cara main cewek itu yang menurutnya semakin berani.

"Udah mulai berani banget tuh si jalang." Bisik Watty pada Kinan di sampingnya. Ikut menatap kearah Airin.

"Kudu gue bakar tuh bibir biar nggak asal kalo ngomong lagi kayaknya. Gemes banget gue pengen robek." Balas Kinan menggeleng gemas.

Bu Nani menoleh kearah Anna, menatap muridnya itu. "Anna..."

"Please deh Bu, ibu bisa minta video ruangan ini dari petugas penjaga ruangan cctv." Seru Kinan sambil mengunyah permen karetnya. Menatap malas kearah semua orang yang kini menatapnya membelalak.

Mana mungkin? Ini ruangan ganti cowok kalau Kinan lupa.

Kinan berdeham sebelum melanjutkan. "Ibu bisa nyuruh petugas buat nampilin voice di ruangan ini aja atau matiin voice biar ibu bisa lihat videonya, beres bukan?" tambah Kinan dengan alis terangkat. Padahal dalam hati ia tak ingin itu karena jelas semua orang akan mengetahui tentang Anna namun ia tak akan tinggal diam membiarkan hal itu lebih dulu di lakukan oleh kepala sekolah.

Bu Nani terdiam, menghela napas panjang. Ingin sekali memprotes namun apa yang dikatakan muridnya ini benar.

"Anjir, tuh Kinan napa jadi cerdas gitu sih." batin Lucas berdecak kagum.

Mengabaikan tatapan semua orang Kinan berjalan mendekati sahabatnya, tangannya menarik pergelangan tangan Anna guna mengikutinya meninggalkan ruangan itu namun sebelum meninggalkan ruangan itu Kinan menoleh kearah Airin. Ternyata cewek itu tengah menatapnya juga.

Plak!

"Jadi cewek nggak usah murahan! Inget, gue nggak bakal diam kalo lo usik sahabat gue atau buat sahabat gue nangis!"

Airin memegang pipinya yang terasa panas. Sebelah tangannya terkepal dengan kuat melihat punggung ketiga cewek di depannya itu. "Kita lihat Kinan, siapa yang bakal menang kali ini!"

"Wow! Gue suka yang beginian!" Bisik salah satu murid yang tengah berdiri diam sedari tadi.

"Airin sih! Ngebet banget dapet kak Ali!"

"Tau nih! Udah tau cowok kayak kak Ali orangnya nggak setia, masih aja mau jadi mainan kak Ali!"

"Miris banget dah hidupnya!"

Airin menoleh, menatap mereka tajam karena merasa kupingnya terasa panas. "Diem lo semua!"

"WUUHH!" sorak murid-murid yang tadi mencibir itu sebelum meninggalkan ruangan tersebut ketika suaru Bu Nani menginterupsi.


***
TBC
17 Maret 2023

Haiii boleh minta tolong share cerita ini ke teman-teman kamu yang suka baca cerita wattpad gkk? Makasih🖤

ALIANDOWhere stories live. Discover now