Arga POV

Gue cinta sama Ria atau sekedar kasihan sama dia? Gue juga bingung. Tinggal setengah meter gue sampai ke ruangan. Tetapi ku kurungkan niatku.

Gue segera berlari menuju motor, ingin menemui Ria untuk memperjelas segalanya. Sikapku mungkin terlalu berlebihan kepadanya.

' cittt ' di tengah perjalanan sebuah mobil hampir saja melindasku. Segera gue turun dari motor dan pengendara tersebut ikut turun.

" woi! Pake motor yang benar. Hampir aja loh mati!" teriak seseorang tersebut.

Itukan cowok yang pernah bersama Ria? Gue kenal persis dari wajahnya serta tatto yang berada di tangan kanannya.

" loh yang bakalan mati!" teriak gue dengan menghantam kepalanya menggunakan helm.

Sontak dia memegangnya kemudian mengeluh kesakitan. " bangsat! Loh siapa?" tanyanya dengan emosi yang sama dengan gue.

" loh siapanya Ria?" tanyaku tanpa ingin berbasa-basi. Entah kenapa takdir menemukan kita berdua di jalanan seperti ini.

" Ria siapa sih? Cewek murahan yang kerjanya kek club dan balapan doang?" tanyanya tapi seolah menghina. Kepalan tanganku tergenggam kuat.

Tidak salah lagi.
Dia orangnya.

" jaga mulut loh! Dan sebaiknya loh jauhin dia sebelum habis di tangan gue." seruku dengan menaiki motor.

Namun dengan tiba-tiba dia mendangku hingga terjatuh bersama motor, beberapa kali dia memukul saat gue belum sempat berdiri.

' brukk brukk ' balasku menumbuk tulangnya dengan keras, tetapi dengan cepat dia menendang perut gue hingga gue terlempar.

" woi!" teriak seseorang dari belakangku. Suaranya familiar. " jangan pernah ketemu gue lagi, lain kali loh gak hidup lagi!" ancamnya sebelum pergi.

" Arga!  Loh gak apa-apa? " tanya Bibi sembari mengangkat lenganku.

Segera ku pukul dirinya, " monyet, gue lembam kayak gini malah di tanyai gak apa-apa. "

Bibi tertawa lepas. " basa-basi ajah, itu siapa sih? Tadi gue buntutin loh. Curiga loh bakalan nyamperin Ria yang kondisinya belum baik. "

" dia yang pernah cium Ria waktu di bandara, cih! " ujar Arga dengan memudahkan perkataannya.

Dengan perlahan Arga duduk di pembatas jalanan yang terlihat sepi, sementara Bibi duduk di sampingnya.

" kok bisa ketemu di sini? Bwahahaha kenapa gak sekalian mati loh. " tawa Bibi pecah seketika.

" loh bisa cemburu juga yah, " ucap Bibi seolah meremehkan Arga yang mencintai Ria.

" bang**t! "

' cringg... Cring...  Cring.. ' nada telfon Arga. Segera dia keluarkan dari saku celananya. Keadaannya benar-benar buruk tetapi Bibi dengan spontan menambah sakitnya dengan menonjok lengannya lagi.

" aduh! Sakit bego! Diam dulu, ini Ria yang nelfon, " ucap Arga.

Bibi hanya tertawa lepas, dia selalu tertawa jika melihat Arga terluka-luka hanya karna keegoisannya. Ujung-ujungnya dianyang kalah dalam perkelahian.

' halo'

' kita putus, gak usah temuin aku lagi. '

Arga mengerutkan keningnya bingung, belum sempat dia menemuinya dan sekarang dia di putuskan di tengah jalan.

' Ria? Kamu kenapa sih? Kita baru pacaran sebulan lho. Kamu kenapa sih?  '

' Kita putus. '

' Ri-.... ' suara telfon telah terputus.

" hikss .... " rengek Arga dengan nada manjah.

" napa loh? Sialan pake acara nangis! " maki Bibi melihat ekspresi Arga yang membuatnya geli.

" gue di putusin cewek, hiksss. Cewek pertama yang berani putusin gue hiksss. " rengek Arga dengan suara yang kian besar.

Dengan segera dia melemparkan jaketnya kepada Arga kemudian meninggalkannya sendirian.

" BODO AMAT! " seru Bibi sebelum benar-benar pergi.

KEMBALI HIDUP ✔️Where stories live. Discover now