"Gue dobrak juga nih!" ujar Candra kesal karena pintu tak kunjung dibuka oleh si pemilik.
"Sabar!"
Candra kembali mengetuk dan kali ini pintu terbuka. Mereka cukup terkejut saat melihat perempuan yang kini ada dihadapannya.
"Kalian?-"
"Kalian mau ngapain ke sini?" tanya Clarisa membuka sedikit pintu apartementnya.
"Mau demo turunin harga diri." jawab Candra yang malah dapat tampolan dari Brian.
"Raya ada di dalem?" tanya Dio tak mau basa-basi.
"A-da" jawab Clarisa.
"Yaudah minggir kita mau masuk!" sergah Azhar sambil membuka lebar pintu itu. Dan di saat masuk ke sana mereka benar-benar takjub, tempat ini begitu berserakan. Kaleng bekas minuman soda, kulit kacang, bungkus cemilan dan juga puntung rokok yang ada di mana-mana.
"Aih, lo cewek jorok banget dah!" cibir Candra sambil menutup hidungnya. Maklum, Candra kan horang kayah dirinya tak bisa kalau pergi ke tempat seperti ini.
"Itu gara-gara temen lo!" balas Clarisa.
"Ckck, kalian cuma berdua di sini?" tanya Brian penasaran, pasalnya tidak ada orang lagi di apartement itu.
"Iya, kenapa emangnya?"
"Kira-kira hal positif apa yang dilakukan dua orang lawan jenis di dalam apartement gais?" tanya Candra menatap ketiga sahabatnya silih berganti.
"Berkembang biak untuk melancarkan angka kelahiran yang lumayan rendah di Indonesia." jawab Azhar dengan sedikit pintar membawa materi pelajaran PKN.
"Ngelantur! Gue nggak ngelakuin apapun sama Raya!" bantahnya tak terima.
"Terus Raya mana?" tanya Dio kembali ke titik awal dirinya pergi ke tempat ini. Karena ia sungguh tak nyaman jika harus berlama-lama di tempat berantakan seperti saat ini.
"Ada di kamarnya." tunjuk Clarisa pada pintu berwarna putih yang tertutup rapat.
Mereka langsung menghampiri pintu itu dan membukanya. Ternyata benar, ada Raya yang sedang merokok sambil menonton film.
"WOY!" teriak Candra sambil masuk ke dalam kamar yang lumayan rapi dari ruang sebelumnya.
"Ngapain lo semua kesini?!" tanya Raya menatap mereka terkejut.
"Mau demo turunin harga kinderjoy." sahut Azhar lalu duduk di sampingnya.
"Idiot."
"Lo kenapa, Ya?" tanya Brian masih belum duduk, cowok itu malah merapikan selimut dan juga membuka gorden yang masih tertutup.
"Gapapa njir, emang lo pada ngira gue kenapa?" tanyanya menatap mereka.
"Lo frustasi." jawab keempatnya serempak.
"Inget, gue bukan kayak Dio yang liat pacar bareng cowok langsung frustasi." sindirnya melirik Dio sekilas.
"Nggak usah bawa-bawa gue nyet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Out of Script [REVISI]
Teen FictionMenjadi pacar bohongan Dio Alvadian─cowok tengil sekaligus anak pemilik sekolah adalah hal yang tak pernah Ghevira duga. Kesepakatan yang awalnya hanya sandiwara singkat, kini malah keluar dari naskah. Hubungan yang diawali dengan kepalsuan dan kebe...
CHAPTER 27
Mulai dari awal
![Out of Script [REVISI]](https://img.wattpad.com/cover/169010828-64-k900205.jpg)