"Bisa jadi!"

Candra tersenyum lebar, jawabannya kali ini benar-benar tepat.

"Gue gitu lho!" ujarnya membanggakan diri.

"Terus rumahnya di mana?" tanya Dio yang malah dijawab gelengan kompak oleh Azhar dan Brian, sedangkan Candra masih fokus berpikir.

"Yeu... Kirain tau." sambungnya.

"Gue tau gue tau!" sorak Candra seperti anak SD yang tau jawaban ujian.

"Di mana?"

"Telepon aja Putry." sarannya.

"Lah, kenapa Putry?" tanya Azhar tak paham.

Candra menoyor kepala Azhar pelan. "Bodoh! Putry kan temennya si Clarisa, dia pasti tau lah alamatnya rumahnya di mana." jelas Candra langsung disambut tatapan takjub dari mereka.

"Tumben lo pinter, Can." cetus Dio sambil menyenggol lengannya.

"Bisa-bisa hujan angin kalo otak Candra berfungsi."

"Otak saudara Candra telah berfungsi."

"Alhamdulilah, gara-gara klinik tong fung otak gue jadi berjalan lancar." jawabnya kembali ngaco.

Dio akhirnya memilih untuk menelepon Putry, mereka harus segera menemui Raya. Karena kalau tidak, pasti Raya akan semakin frustasi gara-gara masalah percintaannya yang lumayan rumit.

"Yuk, cabut sekarang!" ajak Dio setelah menemukan alamat apartement milik Clarisa.

"Cabut kemana?" tanya Candra polos.

"Ke sang pencipta." sahut Brian asal.

"Tidak, aku tidak mau mas. Jangan paksa aku!" drama Candra mode on.

"Goblok! Gue buang juga lu ke kandang macan!" geramnya lalu menarik tangan Candra agar masuk ke dalam mobil Dio secara paksa.

"Har, lo bawa mobil gue." suruh Dio sambil melempar kunci mobil BMW-nya pada Azhar.

"Lah, si maung gimana?" tanya Azhar menatap motornya.

"Gue yang bawa, lo bertiga naik mobil gue!" perintah Dio yang langsung dapat anggukan patuh dari mereka.

***

Setelah hampir empat puluh menit, akhirnya mereka sampai di apartement milik Clarisa yang jaraknya memang cukup jauh dari sekolah. Mereka berempat kini sedang menaiki lift untuk menuju lantai sepuluh.

"Yang mana?" tanya Brian saat sudah sampai di lantai yang mereka tuju.

"Bentar," Dio membuka ponselnya lalu menunjuk pada salah satu pintu apartement itu.

Candra mengetuk pintu yang Dio tunjuk tadi dengan keras, tapi setelah beberapa kali diketuk pintu itu masih belum terbuka.

"Ada orang nggak sih?"

"Bener nggak alamatnya?" tanya Azhar menatap Dio yang kini sedang memperhatikan sekitar.

"Bener, coba ketuk lagi!" suruhnya membuat Candra kembali mengetuk pintu itu.

Out of Script [REVISI]Where stories live. Discover now