Menjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka.
Ketika persahabatan diuji oleh...
Rean hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiganya lalu bergegas mengecek tanur di sudut ruangan. Alat yang disebut juga muffle furnace tersebut berfungsi untuk mengabukan bahan sehingga memiliki tempratur tinggi di atas seribu derajat celsius. Setelah tanur digunakan, suhunya harus dibiarkan turun terlebih dahulu baru kemudian dimatikan.
Rean bernapas lega saat stabilizer yang terhubung dengan tanur tersebut masih aktif, sebab pemutusan aliran listrik saat suhu di dalam tanur masih tinggi dapat memicu ledakan masif.
Sesaat setelah Rean berbalik, terdengar suara letupan keras bersamaan dengan pecahan kaca yang terlontar. Rean yang spontan merunduk, memutar kepala. Sumber dentuman tersebut berasal dari lemari asam.
Detonasi yang tercipta menghasilkan energi bertekanan tinggi yang mampu memecahkan botol-botol kaca di atas rak. Cairan-cairan yang bersifat korosif dan iritan pun tumpah berhamburan. Rama segera menarik Chelia untuk bersembunyi di tepi meja.
Suasana menjadi makin panik saat terjadi ledakan kecil berkesinambungan dari botol-botol lain yang pecah. Bau khas senyawa kimia yang saling berbaur pun memenuhi atmosfer ruangan.
Rean berpikir cepat. Ledakan beruntun dari bahan-bahan kimia tersebut tidak dapat dicegah. Hal yang bisa dilakukan hanyalah menyelamatkan diri.
"Semua pasang masker! Anak-anak perempuan silakan keluar lebih dulu!" Rean mengambil alih situasi. "Yang lain matikan semua instrumen dengan tombol power, hindari stop kontak. Hati-hati kaca dan cairan kimia!"
Rafa dan Rafi yang lupa membawa masker saling berpandangan. Rafa lekas menutup hidung dan mulut Rafi dengan telapak tangannya. Rafi pun melakukan hal yang sama untuk saudara kembarnya itu.
"Semua alat sudah dimatikan, Rean!" Rumy berseru kemudian memimpin anggotanya yang tersisa keluar ruangan.
Rean mengangguk, saat kakinya bergegas mengambil langkah seribu untuk keluar dari ruangan tersebut, ekor matanya menangkap sebuah botol coklat di sisi kanan tanur.
Aseton! Cairan yang mudah terbakar. Letupan botol paling ujung dapat menyulut cairan tersebut dan membakar stabilizator tanur. Dengan begitu, maka berakhirlah seluruh kehidupan setidaknya di lantai empat gedung laboratorium tersebut.
Napas Rean memburu. Adrenalin dan intuisinya beradu. Peluang keselamatannya hanya 50:50. Rean menatap teman-temannya yang histeris di depan pintu. Detik selanjutnya keputusannya sudah bulat.
Rean berlari sekuat tenaga. Ia meraih botol coklat berisi cairan aseton tersebut, mendekapnya erat lalu menjatuhkan badan ke samping dan merangkak menuju celah meja, bersamaan dengan bunyi letusan botol terakhir.
"Rean!" Chelia menjerit dan kembali masuk ke dalam laboratorium disusul Rama dan Erdward.
Rean muncul dari balik meja dengan penampilan kacau.
"Apa yang kamu lakukan, Brother!" Rama tak kalah paniknya. "Kamu baru saja membahayakan nyawamu sendiri!"
Rean hanya tersenyum kecil saat Rama dan Edward membantunya berdiri. "Dan aku baru saja membahayakan nyawa kita semua bila tidak melakukan ini."
"Kalian nggak apa-apa?" Naya menghampiri ketiganya dengan khawatir. Di belakangnya Gio mengekor.
"Nggak apa-apa." Rean mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan. "Sepertinya sudah aman, tapi kita harus tetap meninggalkan laboratorium ini."
Edward memapah Rean, sedang Rama dan Gio masing-masing mengawal Chelia dan Naya.
"Tolong ... tolong ...."
Langkah keenamnya terhenti saat mendengar suara rintihan. Chelia dan Naya memekik saat berbalik dan menemukan seorang perempuan dengan jas lab setengah terbakar merangkak tertatih di sudut ruangan. Rambutnya terurai berantakan menutup sebagian wajahnya. Suasana yang remang membuat sosok di baliknya sulit dikenali.
"Ya, Tuhan!" Gio tercekat begitu matanya menangkap kuku jari berwarna mencolok dari tangan yang setengah terjulur tersebut.
Cindy!
☕☕☕
TBC
Bonus Pic
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.