"Bagaimana dengan kak Riva?"
"Kak Riva juga tidak mempermasalahkan itu. Selama Notix tidak menyimpang dari tujuan awal dan tidak memberikan informasi palsu, baginya Notix bisa tetap berjalan. Kak Riva bahkan masih memegang kunci utama Notix dan bisa meleyapkannya dalam sekejap."
"Apa kak Vian juga tahu tentang ini?" Rean ikut bersuara.
"Ya. Meski berbeda fakultas, Kak Vian juga terlibat dalam Notix meski bukan anggota resmi."
"Kenapa mereka tidak pernah cerita, sih!" Rama mendengus tidak terima. Setelah ini akan diwawancarai habis-habisan kakaknya itu.
"Karena mereka tidak ingin membahayakan kita, Rama. Mereka ingin kita belajar dengan baik dan tenang." Chelia memberi waktu untuk pertukangan udara dalam paru-parunya berlangsung beberapa saat. "Hidup dengan menyimpan banyak rahasia itu tidak mudah. Begitu kata kak Riva."
Rama terhenyak kemudian mengangguk terpatah. Bila yang berkata demikian adalah Riva, Rama tidak akan membantah. Rama tahu selama ini Riva menanggung beban berat untuk sebuah rahasia.
"Ayo masuk, kata Rumy presentasinya dibatalkan. Tugas PPT dikirim via classroom." Naya membaca pesan yang masuk di grup chat angkatannya.
Rama baru ingin bersorak, namun Erva tiba-tiba berjongkok dan menangis tersedu-sedu.
"Huhuhu ...." Erva menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Kenapa, Va?" Chelia ikut berjongkok dan merangkul bahu Erva yang sesunggukan.
"Sakit maagmu kambuh lagi?" tanya Rama tak kalah khawatir. Biasanya kalau sudah tanggal tua begini, anak kosan seperti Erva akan menyantap rendang, soto, dan kari dalam bentuk mi instan sebagai makan malam. Tak lupa pula tablet chewable promag sebagai hidangan pembuka.
Erva menggeleng. "Aku ... aku kecewa!"
"Apa?! Siapa yang berani-berani buat kamu kecewa?!" Rama, Edward, dan Rean kompak berseru.
"Siapa, Sweetie? Bilang saja. Nanti Rean yang hajar. Biaya perawatannya aku yang tanggung. Masalah hukumnya ayah Edward yang atur."
"Aku kecewa sama Kak Riva dan Pak Arya!"
"Hah?!"
Erva menarik napas pendek beberapa kali. "Ternyata ...."
"Ternyata?"
"Ternyata mereka pendiri perkumpulan hantu itu!"
"HAH?!"
⚛️⚛️⚛️⚛️⚛️
Salah satu tempat terkutuk bagi mahasiswa farmasi adalah laboratorium Kimia. Selain materi pelajarannya yang mampu menguraikan serabut saraf otak satu per satu, ruang tersebut juga dipenuhi berbagai jenis senyawa kimia dengan hazard level yang bervariasi.
Naya merapatkan ikatan maskernya begitu memasuki laboratorium dengan aroma khas pelarut-pelarut organik tersebut. Ada 4 banjar meja yang dibagi menjadi dua bagian oleh rak-rak bahan sebagai pembatas. Naya menuju meja kelompoknya lalu menopang dagu, mengamati label pada botol-botol coklat dalam rak tersebut yang berisi informasi jenis risiko bahaya yang bisa ditimbulkan.
YOU ARE READING
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
21. Explotio ☕
Start from the beginning
