Arya mengapit tubuh Rama menggunakan sebelah lengannya dengan gemas. Semakin Rama meronta, semakin kuat pula Arya menggencetnya. Rean dan yang lainnya hanya bisa mesem-mesem melihat kedua kakak-beradik yang kini "akur" itu.
"Bergegas ke kelas sekarang, nanti kalian terlambat!"
"Bagus, dong! Kalau terlambat aku nggak akan diizinkan masuk dan bisa main ke ruang kerjamu."
"Tidak akan!" Arya menyentil dahi Rama dengan tangan yang satunya lalu menggiring adiknya itu menuju ruang kelas. "Kalian juga ikut."
Serempak, Rean, Edward, Chelia, Cassy, Naya, dan Erva mengangguk patuh dan mengikuti.
"Arya?"
Arya menoleh pada pria berkacamata dengan usia sepantaran dengannya. Afriawan, seorang dosen farmasi, teman satu fakultasnya dahulu.
Rama menyangka Arya akan melepaskan cekalannya dan mendorongnya jauh-jauh, namun kakaknya itu hanya melonggarkan tekanan yang ia berikan dengan lengan masih mengunci tubuhnya.
"Ah, selamat pagi, Pak," sapa Afri pada Arya dengan membungkukkan badan.
Arya tertawa ringan. "Pagi, Afri. Jangan formal begitu."
"Duh, pak Afri datangnya pagi banget. PPT kelompok kita belum kelar!" bisik Cassy pada Naya.
"PPT kelompokmu belum selesai Cassy?"
Cassy dan Naya melotot bersamaan saat Rama sengaja membesarkan suaranya.
Afri terkekeh. "Selesaikan saja. Bapak tidak masuk. Hari ini ada rapat."
"Bapak tidak masuk?! Yes! Aku nggak perlu epilepsi!"
"Epilepsi?!"
"Maksudnya presentasi, Pak! Salah ucap ehehe ...."
Arya kembali menyentil dahi Rama lalu melepaskan lengannya. "Sana, selesaikan tugasmu," perintahnya kemudian bersama Afri meninggalkan gedung perkuliahan.
"Pak Arya sama pak Afri akrab, ya?" Naya berceletuk.
"Mereka memang dulunya satu fakultas. Jurusan kita juga awal berdiri masuk di Fakultas Sains." terang Rean.
"Ah, pantas pak Afri kenal kak Riva juga." Chelia melenggut maklum.
"Wajar sih, Kak Riva kan, dulunya ketua BEM fakultas." Edward menambahkan dengan bangga. Edward memang sangat mengagumi kepiawaian Riva dalam memimpin. Tak jarang pula ia meminta petuah Riva dalam menjalankan perannya sebagai pengurus HMJ.
"Kak Arya juga dulunya pimpinan SM, lho!" balas Chelia tak kalah kagum.
"SM? SM entertainment?" Cassy tertawa hambar.
"Duh, plis Cassy." Naya memutar bola matanya.
"Sorry, aku cuma paham hal-hal yang berbau Korea saja."
"Kalau begitu coba jawab, berapa ukuran sepatu presiden Korea yang sekarang?"
"Ma-mana aku tahu!"
YOU ARE READING
Prescriptio☕
Mystery / ThrillerMenjadi mahasiswa farmasi yang super sibuk seolah cobaan yang belum cukup bagi Rama dan kawan-kawannya. Berbagai kejadian misterius terjadi pada orang-orang yang memiliki masalah dengan salah seorang di antara mereka. Ketika persahabatan diuji oleh...
21. Explotio ☕
Start from the beginning
