CHAPTER XXV : The Truth Feelings

3.9K 357 88
                                    

^^^**^^^

Chapter XXV : The Truth Feelings

^^^**^^^

Summary :

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Summary :

'Tangisan adalah saat kita tak punya lagi kata-kata selain air mata'

^^^**^^^

"Kau memang pengecut, Kim Taehyung."

Atmosfir ruangan semakin merunyam, dimulai dengan Yoongi yang melepaskan kata-kata tersebut. Taehyung terdiam, namun ta dipungkiri air matanya masih tetap mengalir di pipinya. Tak mau berhenti begitu saja, ingin membalas tapi lidahnya kelu. Sehingga hanya panggilan untuk Hyeong-nya itulah yang tersendat dari mulutnya.

"Yakk, Yoongi-a. Apa kau sadar dengan ucapanmu itu, ha?!" Gertak Seokjin membalikkan badan Yoongi secara kasar hingga si empunya sedikit meringis sakit namun hanya sebentar.
Dilihatnya Seokjin dengan raut wajah penuh amarah menatapnya nyalang.

Takut?, tidak. Yoongi tidak takut, ia hanya takut kesalahpahaman ini makin berlanjut secara panas. Jadi sebelum Hyeong-nya itu makin terbakar amarah mendidih meletup-letup sampai ke ubun-ubunnya dan meledak kemudian, lebih baik ia segera angkat bicara.

"Seokjin Hyeong, bisa aku bicara sebentar?" Kata Yoongi kemudian, Seokjin mengatur nafasnya sejenak. Menarik masuk dan menghembuskannya penuh khidmat kembali. Cengkraman tangannya pada bahu Yoongi mengendur alias melemah.

"Bicara saja, kami mendengarkan." Jawab Seokjin menurunkan sampiran tangannya pada bahu Yoongi, sesegera mungkin Yoongi berbalik menatap Taehyung yang arah pandangan matanya masih terkunci pada dirinya. Sorot matanya hampa penuh kekosongan, sejenak ia merasa bersalah atas kalimat kasarnya tadi. Tapi, hal ini harus segera ia luruskan. Demi mengeluarkan Taehyung dari rasa bersalahnya yang mungkin terus berkecamuk dalam dirinya.

"Yoongi Hyeong...Aku membunuh Appa, aku...pengecut." masih dengan menggumamkan hal yang sama. Taehyung yang berada dalam pelukan Chanyeol terseguk memandang nanar dan penuh kemirisan ke arahnya.

"Taehyung-a, Hyeong memang mengatakan padamu kalau kau itu pengecut. Tapi.." Yoongi menjeda sejenak kalimatnya sebelum melanjutkan kembali.

"Kami lebihlah pengecut atas ini semua. Andaikan kami tak melakukan kesalahan fatal ini dan membawamu lebih cepat pulang ke rumah, Appa mungkin masih memiliki waktu yang banyak untuk sekedar berbincang denganmu. Namun kami terlambat, kami salah." Ujar Yoongi, Seokjin terdiam begitu pula yang lain.

Nyonya Kim kaku, pikirannya mulai diselimuti hal lain. 'Sejak kapan Yoongi sebijak ini?', kurang tepat pada waktunya memang.

"Dan jangan sebut dirimu membunuh Appa, kau tidak membunuhnya. Kuyakin saat ini Appa takkan senang melihat kondisimu saat ini, karena yang kutahu, Appa menyayangimu, menyayangi kita semua. Eomma, Jungkookie, Seokjin Hyeong, Namjoon, Hoseok, Juga Jimin secara rata namun dengan perlakuan yang sedikit berbeda. Kuyakin Appa juga merasa bersalah atas kesalahannya padamu, karena itulah Appa mencarimu sebelum waktunya habis." Berhenti sejenak, sekedar untuk menghela nafas kecil. Yoongi kembali melanjutkan.

Feels [Not] Alone | END ✔✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt