Kasus 07, Sastra Indonesia Luna Lumbridge, Bagian Pembunuhan Berantai

50 5 0
                                    

Kak Kureina hari ini sedang sibuk mengatur buku-bukunya agar tak jatuh berantakan saat membawanya ke kelas. DIa melihat jadwal, harusnya sekarang adalah pelajaran Kimia, namun mengingat kemaren anak-anak baru saja stress akibat ulangan kimia dadakan yang diberikannya, Kak Kureina mengatur agar jam kimia hari ini menjadi jam belajar mandiri. Setiap murid bisa belajar apapun yang dia suka, asal selama di kelas dan tidak bermain-main. Dia akan duduk mengawasi. Rambut Kak Kureina yang dipanjangkan hanya dibagian tengkuk menyebabkan dia terkesan feminim, ditambah dengan badannya yang dibawah rata-rata justru membuatnya jadi mirip suatu bocah sok yang mengajar sekumpulan monster berbadan raksasa di sekolah. Tapi Fashion feminim ini bukan dia yang pilih, Rambut panjang ini adalah permintaan khusus kepala sekolahnya, dan dia tak kuasa menolak sesuatu yang sepele seperti panjang rambut.

Kebetulan sekali ada ngaca, jadi dia bisa pamer ketampanan sedikit. Menurut Kak Kureina sendiri, dia tampan. Ibunya juga bilang begitu. Sayang sampai sekarang dia belum dapat jodoh, penyakit jomblo akut sudah melekat padanya. Hobi ngaca sambil nyengar-nyengir gak jelas membuatnya dianggap setengah gak waras bagi penghuni sekolah. Ditambah dia bontet. Hanya selisih berapa senti lebih tinggi dari Navika, menyebabkan dia makhluk paling cebol nomer dua di sekolah. Terkadang, murid-muridnya menatap Kak Kureina dengan tatapan merendah, dan sebagian dari mereka mungkin tak menganggap Kak Kureina adalah gurunya. Sebab itu, sejak awal masuk semester ini, dia membuat metode baru untuk mengajar.

Dia harus bertindak tegas, mengorek dari sistem abad 18, pengajaran yang penuh cinta zaman milennial ini jusrtru mencetak generasi bodong yang bernilai bagus tapi tak beradab. Bukan berarti sistem masa lalu lebih baik dari sekarang, tapi melihat caranya, Kak Kureina hanya perlu mengambil berapa langkah pendekatan supaya murid-muridnya mau lebih patuh dalam belajar.

Misalnya saja, kita akan melakukan praktek metode kak Kureina pada Faza, "The Spoiled trash Brat" menjadi julukan untuk anak itu. Dia tidak nakal, hanya saja... mungkin memang dia sudah mengeluarkan aura bahwa dia adalah sampah masyarakat atau sejenisnya, dan dia tak punya sisi menarik apapun selain kekayaan dan wajah, selain itu dia adalah laki-laki yang membosankan.

Tanpa basa-basi Kak kureina langsung mendekatinya, dia menjegal sedikit kaki Faza yang sedang berjalan, bambu jangkung itu sedikit linglung, tapi berhasil mengendalikan dirinya.

"Hoi," Kak kureina mendongak, dipenuhi kekagetan Kak Kureina mendapati bahwa wajah Faza sedang bersinar sangat cerah sekarang. Senyumnya berbinar, dan untuk pertama kali dia tak mengeluarkan aura menjijikkan yang biasa muncul di sekelilingnya. "Ada apa? Kau keliatan sangat..."

"...Senang?" Sambung Faza mendadak, "Aku memang sedang senang sekarang!"

"Tidak biasanya kau senang"

"Betul. Tak ada yang membuatku senang di dunia ini... kecuali, lihatlah!" Dia menunjuk pada sebuah kalung di lehernya. Benda itu bewarna merah, berduri tajam dan memiliki sebuah rantai yang menggelantung, bunyinya bergemerincing mengingatkanmu akan sapi di peternakan. Di kalung itu sebuah label putih, ditulisi 'Faza' dengan spidol hitam besar.

"Sia Lee memberiku hadiah untuk pengabdianku, sebagai anjing yang baik" Ucap Faza dengan bangga.

"Oh." Jujur saja, Kak Kureina tak tahu harus mengkomentari apa. Haruskah ia bersikap senang padahal perasaan jijik menggelantung dalam hatinya. Seperti melihat lendir mentah, hijau menjijikkan keluar dari hidung? Sebisa mungkin, Kak Kureina mencoba mengatakan bahwa itu berita bagus. Walau ekspresi yang nampak tak sama persis dengan nada dia mengatakannya.

"Apa yang telah kau lakukan hingga kau menjadi anjing yang baik?" Dengan hati-hati, Kak Kureina mencoba memilih pertanyaannya. Selagi mencari cara berpikir untuk lepas dari topik ini.

"Aku tak tahu. Dia tiba-tiba saja memberikanku ini..." Wajahnya jadi agak bersemu merah. "Kakak tau gak? Untuk pertama kali seumur hidupku... aku meraih sesuatu atas usahaku sendiri. Aku adalah orang yang bisa mendapatkan segalanya cukup dengan meminta, aku sudah dikarunia ketampanan, kekayaan, aku bisa membeli teman, cinta, pekerjaan, hidup dan kematian orang lain. Tapi aku bosan, amat bosan. Segalanya sudah kumiliki, sampai sekarang, aku tak pernah berusaha masuk SMA elit ini, aku hanya mengumpulkan sedikit coretanku tentang bangunan, yang disukai para mandat-mandat kontraktor Skycraper, ke sekolah ini, dan hupla, aku menjadi CPSIT Arsitek..."

17 Kasus-Kasus Muna. (Book 1)Where stories live. Discover now