Kinan memutar bola mata malas mendengar itu. "Gue mau ke toilet bentar." kata Kinan sebelum meninggalkan meja mereka.

Anna mengangguk pelan usai punggung Kinan menghilang. Ia tersenyum miris. Ia tau Kinan kembali kecewa padanya tentang hubungan ini lagi tapi ia harus menguatkan hati.

"Apa aku minta putus aja ya dari kak Ali?" batin Anna bertanya pada diri sendiri.

🦋🦋🦋

Tring!

Ali: Dandan yang cantik, nggak usah buat gue malu nanti.

Anna meringis membaca pesan itu. Tak bisakah Ali mengirimkan pesan yang manis sekali saja? Mengapa cowok itu selalu menyakitinya dengan kata-kata kejamnya? Apa cowok itu tak capek dan lelah dengan kebiasaan itu? Anna menghela napas panjang.

Anna mengerjap berulang kali karena tak percaya dengan apa yang ia pegang saat ini.

"I-ini...aku pasti lagi mimpi..."

Apakah dengan ini Ali benar-benar mencintainya? Anna tersenyum bahagia. Ia harap Ali benar-benar mencintai dirinya sama halnya ia mencintai cowok itu selama ini.

"Terima kasih." gumam Anna pelan yang hanya dapat ia dengar dengan sudut bibir yang tak berhenti mengukir senyum.

🦋🦋🦋

Tepat pukul 08:20 sesuai dengan pesan yang diterima Anna beberapa menit lalu kini sebuah mobil yang Anna yakinin milik Ali berhenti tepat di depan rumahnya. Jantung Anna kembali berdebar makin gugup ketika Ali menurunkan kaca mobilnya lalu menatap kearahnya.

"Buruan! Nggak usah geer kalo gue bakal nuntun lo buat ke mobil. Lo masi punya kaki, nggak usah manja."

Skak!

Memberikan senyum miris tanpa di sadari, Anna memilih melangkah mendekati mobil Ali dengan sedikit kesulitan karena dress pemberian Ali tadi. Jujur ini adalah kali pertamanya ia mengenakan dress seter-buka ini.

Saat ingin membuka pintu penumpang tangan Anna refleks terhenti ketika mendengar perkataan dari Ali.

"Lo duduk di belakang."

"Kenapa?"

"Cerewet deh, kalo gue bilang ya nurut." sentak Ali kesal.

Menarik napas dalam-dalam Anna memilih menurut. Ia membuka pintu belakang dan mulai mendudukkan bokongnya di kursi. Mobil pun meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Kita mau ke mana, kak? Rumah Jane kan arahnya bukan ke sini?" tanya Anna bingung sekaligus heran.

"Bisa diam aja nggak lo? Lagian gue kalo ke mana pun itu terserah gue, apa urusannya sama lo?"

Anna meremat dress sebelum mengatupkan bibir rapat-rapat. Lagi, kata-kata Ali menyakitinya dan bodohnya ia tak bisa berbuat apa-apa selain diam.

Hening cukup lama namun tiba-tiba mobil berhenti membuat Anna mendongak ketika mendengar suara klakson mobil. Anna tersenyum miris dengan dada kembali terasa sakit. Sekarang ia tau alasan mobil Ali menuju tempat ini.

Pintu penumpang di samping tempat duduk Ali pun terbuka, seorang cewek dengan dress merah yang Anna kenalin pun mendudukkan bokongnya di kursi samping Anna.

"Lo cantik malam ini." puji Ali sangat sadar dengan situasi.

"Berkas dress yang kamu kasi." balas cewek itu dengan senyum mengembang namun mendengus saat melihat siapa yang duduk di kursi belakang. "Hai An..." sapanya dengan wajah berubah drastis.

"Hai." balas Anna dengan senyum manis. Lagi, Anna tersenyum miris mendengar itu. Mengeraskan hati Anna menganggukan kepala pura-pura tegar. Ternyata bukan hanya ia yang diberikan dress melainkan kekasih baru Ali ini juga.

Saat tatapan Ali dan Anna bertemu detik itu juga ia memilih mengalihkan pandangan dengan menatap ke luar jendela dengan lagi dada yang sakit.

Mobil pun melaju meninggalkan pekarangan rumah kekasih baru Ali yang ia ketahui menjabat sebagai wakil ketua OSIS SMA SAKURA tersebut. Diam-diam tangan Anna terangkat, menghapus air matanya yang lagi-lagi mengisi kekecewaan hati.

Ia lelah.


***
TBC
29 Oktober 2022

ALIANDOWhere stories live. Discover now