Part 4 Suami yang sebenarnya

45.2K 1.9K 12
                                    

Qolbina diantar pelayan yang bernama Wina menuju kamar yang ada di lantai dua. Kamar itu cukup luas. Qolbina berdecak kagum melihat sekeliling kamar. Kamarnya saja tidak sebesar ini padahal rumahnya juga termasuk mewah.

"Nona silahkan istirahat" perintah Wina membuyarkan lamunannya.

Ah mana bisa istirahat kalau begini. Badan Qolbina panas dingin membayangkan dia akan sekamar dengan William. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak akan bisa kabur lagi, pengamanan di rumah William begitu ketat.

"Haaaaa" teriak Qolbina kesal.

Dia menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Dia menangis terisak. Kenapa jalan hidupnya seperti ini. Padahal dia ingin sekali menikah dengan pria yang dia cintai dan mencintainya.

>>>>>>>>>>

Setelah membersihkan diri dan merasa segar kembali. Wina datang menemui Qolbina di kamar. "Nona, ditunggu di ruang makan" ucap Wina tersenyum melihat Qolbina sudah berganti pakaian yang sudah disiapkannya. Gamis berwarna pink dan jilbab langsung berwarna hitam.

"Aku tidak lapar" ketus Qolbina.

"Tapi nona..."

"Sudah keluar, biarkan aku sendiri" bentak Qolbina kesal.

Mana mungkin dia bisa duduk manis di meja makan bersama pria Dragon itu. Wina tidak dapat memaksa Qolbina, dia segera meninggalkan kamar dan melaporkan sikap Qolbina kepada William.
Tak lama William dan Handika menghampiri Qolbina di kamar. Qolbina sangat terkejut dengan kehadiran bapak dan anak itu di kamar. Oya dia lupa kalau itu bukanlah kamarnya jadi mereka bisa kapan saja masuk ke kamar itu.

"Sampai hari ini nak Qolbina mungkin belum tahu telah menikah dengan siapa?" ucap William tersenyum melihat sikap Qolbina. Qolbina tersentak kaget dia tidak mengerti apa maksud ucapan William.

"Dengar nona Qolbina, papiku tidak sebejat itu mau menikahi gadis yang selayaknya menjadi anaknya" sambung Handika. Qolbina melongo, apalagi maksudnya ini. Jadi sebenarnya dengan siapa dia menikah. Setahu Qolbina pemilik Dragonlah yang akan menikah dengannya.

"Aku adalah ayah mertuamu. Dia suamimu" William menunjuk ke arah Handika. Qolbina melirik Handika tidak percaya. Dia melihat pria itu menatapnya dingin. Apalagi ini. Batin Qolbina.

"Awalnya papamu menawarkan salah satu putrinya untuk dinikahi keluarga Dragon. Saya sudah tua mana mungkin menerima tawaran itu. Karena putra saya Handika belum menikah jadi saya berubah pikiran. Baiklah, papi rasa sudah jelas. Papi tunggu di meja makan" William meninggalkan mereka berdua di kamar.

Handika melihat Qolbina yang masih mematung. Dia juga tidak menyangka akan menikah dengan Qolbina yang sikapnya di luar dugaan. Kabur di hari pernikahan mereka. Benar-benar gadis nekad.

"Apa lihat-lihat?" sengak Qolbina melihat Handika yang menatap dengan tatapan dingin.

"Kau pikir aku mau menikah dengan gadis liar sepertimu" balas Handika. Qolbina melotot bisa-bisanya Handika menjulukinya gadis liar.

"Hah, apa kau pikir aku juga bahagia setelah mengetahui pernikahan tertukar ini. Jangan harap" sengit Qolbina.

"Baiklah. Kita harus bekerja sama agar sama-sama saling menguntungkan" ucap Handika melunak. Dia tidak bisa meladeni sikap keras Qolbina.

"Apa maksudnya?"

"Aku menerima pernikahan ini agar aku bisa mewarisi Dragon corp. Itu syarat dari papiku dan kau menerima pernikahan ini agar perusahaan papamu bebas dari hutang. Iya kan?" jawab Handika.

Qolbina melongo dia tidak menyangka bakalan menjalani pernikahan seperti ini. "Dasar materialistis" sungut Qolbina.

"Apa kau bilang" Handika melotot tidak terima atas tuduhan Qolbina.

"Siapa yang materialistis? Papamu jelas sudah menggadaikan mu, apa bedanya" lanjut Handika.

"Dasar brengsek!!! Keluar!!" usir Qolbina melempar Handika dengan bantal. Handika tidak sempat mengelak, wajah tampannya sempurna mencium bantal lemparan Qolbina.

"Kau!!" teriak Handika kesal.

Qolbina cuek saja membalikkan badannya membelakangi Handika sambil tersenyum.

"Rasain" gumam Qolbina pelan.

"Ayo turun. Papi sudah lama menunggu, aku tidak mau kalau nanti kamarku ditemukan gadis liar mati karena kelaparan" ucap Handika.

Dia tahu Qolbina tidak suka disebut liar. Padahal liar itu hanya kiasan bagi Handika karena Qolbina telah berani melarikan diri di hari pernikahan mereka.

"Tuan Matre!!!" teriak Qolbina membalikkan badannya.

Handika mengeram. Berani sekali dia memanggilku begitu. Batin Handika kesal. Dia menahan emosinya lalu membalikkan badan keluar dari kamar.

Qolbina cekikikan melihat tampang tak suka Handika, lalu dia berjalan mengikuti langkah Handika meninggalkan kamar.

Tbc

Exchanged Marriage (Complete)Where stories live. Discover now