7)

14 5 0
                                    

Mahendra mulai melangkah Kan kakinya keluar Dari kamar Akira, sedangkan akaira masih terduduk sedih di atas kasur nya. Merenung mengapa ayah nya begitu mencintai mereka, mengapa ayah nya Tak pernah mengerti tentang dirinya.

Akaira mulai merapihkan pecahan-pecahan beling kaca itu, sampai tangannya terkena pecahan kaca , Dan membuat akaira meringis sedikit kesakitan. Hingga akaira sadar, bahwa bingkai foto yang di pecahkan Mahendra itu, ternyata foto akaira dengan ibunya.

Akaira mengambil foto itu, Dan memeluknya dengan rasa kerinduan yang mendalam. Ia masih tidak bisa menerima kepergian akaina, ia sangat merindukan kasih sayang ibu.

"Bunda, kaira kangen bunda"

Air mata kini mulai membasahi pipi nya, Dan sebuah isak tangis yang terdenger begitu sedih.

Sampai...
Seorang masuk ke dalam kamar akaira dengan kedua tangan yang di lipat, di bawah dada. Dan mengambil foto akaina dengan paksa.

"Oh jadi ini ibu kandung lu"

"Punya sopan santun ga?"

"Ga, buat apa gua sopan, Sama orang kaya lu?"

"Balikin foto Gua"

"Ga mau"

"Amalia paresta, kembaliin ga!"

"Bodo"

"Kalo mau foto ini, ambil besok di kelas Gua"

Amalia pergi meninggalkan akaira, Dan membawa sebuah foto yang berharga bagi akaira. Akaira mengepal tangannya kuat, ia berharap bisa sabar dengan ini semua, Dan mulai membersihkan pecahan-pecahan kaca itu.

~~~~~

Pagi menyambut matahari dengan penuh kesenangan. Burung berkicau sedikit merdu. Hembusan angin pagi masih terasa dingin.

Akira berjalan menuju balkon, melihat pemandangan pagi yang begitu indah dan terasa sejuk. Ini memang kebiasaannya setiap pagi. Sebelum dia bersiap untuk menghadapi hari nya.

Akaira duduk di kursi balkon kamarnya, memikirkan rencana apa yang akan di buat amalia, nanti di sekolah. Hingga, dering telpon pun berbunyi cukup nyaring. Dan akaira pun langsung menghampiri dan mengambil ponselnya. Ternyata itu sebuah panggilan dari Ayahnya, yang tak sempat di jawab oleh akaira.

Drrtt

Tak lama setelahnya pesan masuk, akaira pun membacanya.

Ayah : kaira maaf, ayah tidak bisa
            Mengantar kamu ke sekolah
            Sekarang. Ayah ada pekerjaan
            Mendadak, ayah sudah titip
            uang
            Saku kamu ke ibu. Jaga diri
            baik-baik ya sayang. LOVE YOU.

Kaira: kenapa uang saku kaira di titip
             Di ayunita si ayah. Kenapa ga
             Ayah kasih ke kaira langsung?

Ayah: memangnya kenapa sayang?
            Ayah takut kamu ga bisa jaga
            Uang itu. Nanti kamu minta aja
            Ke ibu, dan jangan songong
            sama
            Ibu tiri kamu.

Akaira: Ayah emang ga pernah bisa
               Ngertiin aku.

Kaira menutup handphone nya, dan mulai bersiap untuk menjalankan hari-hari suram nya.

~~~~

Akaira sudah rapih dengan pakaian sekolahnya. Kini tinggal meminta uang sakunya ke ayunita. Entah hal apa yang akan terjadi nanti, semoga saja ayunita hari ini sedang berhati baik.

Di depan meja makan, terdapat dua orang yang sedang asik menyantap sarapannya dengan begitu gembira. Akairapun menghampiri mereka dan mendapatkan tatapan tajam dari kedua bola mata mereka.

" Mau sarapan? "

Ucap salah satu dari mereka yang sok pura-pura baik.

"Mana uang saku gua?"

Ucap  Akaira dengan datar,tanpa ekspresi.

"Mending sarapan dulu, buat nyiapin mental Lo di sekolah nanti." -Amalia

"Mana uang saku gua?" - Akaira tegas.

"Sabar dong sayang, sarapan dulu yu"

"Ga usah basa-basi lagi, gua cuman mau minta uang saku gua"

"Ya udah deh. Nih"

Ayunita melempar uang itu di hadapan Akaira, dengan wajah sombong. Akairapun mengambilnya, dan langsung pergi meninggalkan mereka.

Di depan gerbang rumahnya, Akaira bingung. Ia harus naik apa ke sekolah, sedangkan sepedanya rusak. Dan pak Jajang pasti akan mengantarkan Amalia ke sekolah. Lalu haruskah Akaira menumpang, sepertinya itu adalah tindakan bodoh. Dan akairapun memilih berjalan kaki ke sekolahnya.

________________________________

Maaf

AKAIRA ANALIA ( On Going )Where stories live. Discover now