5)

14 6 0
                                    

Pengobatan kaki akaira yang terluka sudah selesai. Kini hanya tinggal menunggu seseorang, untuk mengambil sepeda akaira. Namun sudah sekitar 20 menit yang lalu, pak Harto tidak datang-datang. Dan Raka menelpon pak Harto.

"Halo pak, lagi dimana?"

"Maaf den, saya masih di jalan. Soalnya macet"

"Ya sudah, saya tunggu di sini ya pak".

Waktu pun berjalan.

10 menit...
15 menit...
20 menit...
25 menit...

Akaira sudah lelah berada di dekat orang yang tidak ia kenal, menemaninya untuk menunggu seorang yang ia tidak tahu. Itu membuat akaira bosan dan ingin cepat pergi, namun cowok gjls ini terus memaksa akaira untuk menemani nya.

" Kita ngapain di sini sih? Ga jelas banget"

"Nunggu seseorang"

"Lu yang nunggu, kenapa gua juga harus ikut nunggu?"

"Gpp"

" Ga jelas, gua mau pulang"

"Yakin? Naik apa?"

"Pesawat"

"Ya udah"

Saat akaira ingin mengambil sepeda nya, luka di kakinya mulai berdarah kembali. Dan membuat akaira tidak  kuat untuk berjalan membawa sepeda.

Raka bangun dari tempat duduk nya, dan menghampiri seorang lelaki, berawak dewasa dan besar. Ya itu adalah bodyguard nya Raka. Yang sekarang tidak sedang bertugas.

Raka mempunyai bodyguard karena, orang tua nya yang tidak pernah  memperhatikan anak nya. Sehingga pak Harto di percayai untuk menjaga raka, dan selalu ada di setiap raka butuh.

"Pak Harto lama banget sih, udah nunggu dari 30 menit yang lalu juga."

"Maaf den, tadi di jalan macet total"

"Ya udah, sekarang pak Harto bawa sepeda ini ke Bengkel sepeda. Agar di perbaiki"

"Siap den"

Pak Harto mulai berjalan menuju sepeda akaira, dan akaira pun tidak ingin menerima pertolongan itu.

"Maaf boleh saya ambil sepedanya?"

"Siapa lu"

"Saya ingin memperbaiki sepedanya"

"Ga usah, makasih!"

Akaira mulai berjalan, dan mengabaikan pertolongan pak Harto dan Raka.

"Jadi manusia kok sombong banget, udah tau diri nya susah. Tapi tetap ga mau di tolong"

"Saya masih punya harga diri"

"Emangnya gua ngelakuin apa?! Sampai bisa-bisa lu bilang gua ngerebut harga diri lu hah?!!!"

Langkah demi langkah Raka berjalan mendekati akaira, hingga wajah akaira dan Raka hanya berjarak 1 jengkal. Dan itu membuat jantung akaira serasa ingin copot. Namun tak hanya itu, tangan akaira di cengram dengan kuat oleh Raka. Sehingga akaira merasa double ketakutan.

Selang beberapa detik Raka mulai kembali ke posisi awal dia berdiri sambil menatap akaira dengan mata elangnya. Namun cengraman nya tidak ia lepaskan.

"Udah kasih sepeda lu ke bodyguard gua, sekarang"

"Gak"

"Oh, gitu"

Cengkraman Raka pun semakin kuat, akaira sangat kesulitan untuk melepas cengraman itu. Namun Raka menyadari bahwa ia sedang berlaku tidak baik terhadap seorang cewek yang baru saja ia temui. Sehingga rakapun melepaskan cengkraman itu.

"Kasar"

"Bodo"

"Ga guna"

"Masuk"

"Ogah"

"Masuk ga? Atau ga??"

"Apa hah?!"

"Kaki lu bener-bener gua potong"

Akaira pun menuruti perkataan Raka dan mulai memasuki mobil. Sedangkan sepeda akaira, di bawa oleh pak Harto. Agar di perbaiki.

"Mau makan apa?"

"Ga usah!"

"Ya udah"

Tidak ada obrolan, semua nya terasa hening, dan dingin. Sehingga akaira pun yang memulai pembicaraan di dalam mobil.

" Jln.anggrek no 12 bloc c"

"Apaan?"

"Alamat bego"

"Oh"

"Gua pengen pulang, anterin gua ke jalan yang tadi"

"Yang mana"

"Jln. Anggrek no 12 bloc c"

"Sip"

Setibanya di depan rumah, akaira di sambut dengan wajah-wajah tak enak. Sehingga akaira berlangsung pergi kedalam untuk membersihkan diri.

___________________________________

Jangan lupa vote dan follow
Thanks you Ferry much

AKAIRA ANALIA ( On Going )Where stories live. Discover now