3)

26 9 0
                                    

Sebuah tangan dengan penuh amarah, kini sudah mendarat di pipi Akaira. Sebuah rintihan sakit pun terdengar, Dan sebuah senyum licik pun terlihat.

" Ayah ga pernah ngajarin kamu, bicara kayak gitu sama sodara mu! Siapa yang ngajarin kamu, berbicara lancang seperti itu Kaira?

Derai air mata, mulai menetes. Membasahi wajah mungil Nan lucunya. Dan sebuah isak tangis yang terdengar, begitu menyedih.

Kenapa ayahnya membela Amalia? Kenapa ayahnya lebih mementingkan Amalia di banding anak kandungnya sendiri? Dan kenapa ayahnya tidak pernah mengerti tentang dirinya.

" Ayah, maaf Kaira selalu salah di mata ayah, maaf Kaira ga pernah bisa bikin ayah bahagia. Tapi ayah harus Tau, sampai kapan pun Kaira ga akan terima mereka sebagai ibu Dan sodara Kaira"

" Kenapa kamu bicara itu Kaira? Mereka sekarang sudah menjadi bagian dari keluarga Kita, kamu tidak boleh seperti itu "

"Ayah ga pernah Tau, apa yang aku rasain, ayah ga pernah peduli Sama aku "

Akaira melangkah pergi, meninggal kan ayah nya. Dan memasuki kamarnya lalu mengambil tas sekolah nya.

~~~

Akaira menghampiri pak jono, yang tengah asik meminum kopi, di depan pos rumah nya.

"Permisi pak, saya mau pakai sepeda saya. Bisa saya pinjem kunci gudang sebentar"

" Biar saya saja, yang ambil sepeda non "

"Terima kasih pak"

Tidak lama, pak jono pun datang membawa sepeda akaira. Betapa senangnya akaira, dapat menggunakan sepeda itu kembali. Setelah sekian lama terkubur di dalam gudang yang tidak pernah ia kunjungi.

" Mohon maaf non, jika saya boleh Tau, non mau ke sekolah pakai sepeda ini? "

" Hm, saya pergi dulu ya pak"

~~~

Betapa senangnya akaira dapat memakai sepeda ini kembali. Berjalan² menyusuri Taman kota, Dan berbincang dengan para pedagang yang begitu ramah. Namun Sayang nya itu dulu, Dan sekarang akaira harus kemana dengan sepeda nya? Haruskah ketaman kota? Dengan memakai pakaian sekolah?, Tidak akaira tidak akan ke Sana.

Lalu harus kemana? Akaira tidak punya banyak tempat untuk dirinya, dia selalu pergi ke atas gedung tinggi yang sudah tidak terpakai. Ya akaira selalu kesana ketika suasana hatinya sedang tidak baik. Dan di tempat itulah akaira dapat berteriak kencang tanpa ada yang mendengar penderitaan nya.

~~~

GUMAO😊

AKAIRA ANALIA ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang