Chapter 32

4.5K 391 127
                                    

Halo....
Happy reading.

Why?

Deritan roda brankar yang berpadu dengan derap langkah-langkah kaki menjadi suara berisik yang mengisi keheningan lorong rumah sakit. Beberapa perawat dengan tergesa mendorong brankar itu menuju ruang operasi dan sesampainya di sana, sudah ada petugas medis yang siap menyambut untuk membukakan pintu.

"Kyuhyunie, tetaplah berjuang. Jangan sia-siakan pengorbanan Bummie hyungmu." Di antara seluruh anggota keluarga Choi, hanya Donghae yang sempat membisikkan kata-kata penyemangat tersiratkan permintaan yang begitu mendalam karena memang posisi putra kedua Tuan Choi itu yang paling pas. "Kami menunggumu di sini."

"Kami akan berusaha sebisa mungkin. Doakan kami agar bisa melakukannya dengan baik." Leeteuk bersiap untuk masuk, mengikuti brankar Kyuhyun. Tentunya juga harus memakai pakaian steril juga kaus tangan yang pemakaiannya akan dibantu oleh perawat.

"Kami percaya kalian bisa melakukannya," balas Tuan Choi yakin.

"Hyung, Ara-ya, lakukan yang terbaik." Kibum setengah memohon dengan suara lirihnya dan dibalas anggukan oleh Leeteuk yang berperan sebagai ketua tim dalam operasi kali ini dan Ara sebagai perawat utama.

Berjuanglah, Choi Kyuhyun....

Ruang operasi sudah tertup dengan sempurna, menyisakan mereka yang menunggu dengan perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Namun, bisikan hati mereka sama, mengatakan agar Kyuhyun mereka mau berjuang dan bertahan untuk kesekian kalinya.

Tak ada satupun anggota keluarga Choi yang beranjak dari depan ruang operasi itu, begitupun dengan Eunhyuk yang langsung datang saat mendapat kabar bahwa mantan atasan kesayangannya itu berhasil mendapat donor dan akan segera dioperasi. Pun dengann Yuri dan Taeyeon yang datang bersama. Keduanya ternyata berteman dan sedang bersama saat Taeyeon mendapat kabar bahwa pasien paling spesial suaminya itu akan dioperasi. Karena sama-sama mengenal Kyuhyun meski hanya bertemu beberapa kali dan dengan dalih ingin menyemangati kekasih masing-masing, akhirnya dua perempuan itu memutuskan untuk ikut ke rumah sakit.

Kelima laki-laki kompak berdiri, bahkan Tuan Choi dan Heechul melangkah bolak-balik beberapa kali untuk meredakan kecemasan mereka.  Eunhyuk dan Donghae berdiri mematung sembari terus merapalkan doa, sementara Kibum hanya berdiri dengan tatapan kosong.

Sebagai satu-satunya yang mengerti medis di antara semua orang koridor itu, tentunya sangat membebani Kibum dan membuatnya menjadi orang yang paling cemas dengan alasan yang berdasar dan jelas. Kibum ingat surat permohonan donor kiriman Leeteuk yang dia temukan di ruangan dokter Sungmin dan membuatnya tahu bahwa Kyuhyun sakit untuk pertama kalinya. Kibum juga tak bisa melupakan ketegangan dalam penanganan darurat yang dia lakukan ketika malam natal saat sang adik mengalami gagal napas ringan, belum lagi rekam medis Kyuhyun yang dia minta langsung dari Leeteuk tak pernah bisa terlupakan hasil-hasil yang tertera. Belum lagi kondisi Kyuhyun sehari-hari dengan kesehatan naik turun, juga penurunan kondisi bungsunya akhir-akhir ini mau tak mau mengungkap suatu fakta yang begitu menakutkan untuk Kibum. Ya, fakta tentang harapan hidup adiknya yang begitu kecil. Ingin sekali Kibum menampik itu dan berpikir bahwa semua akan baik-baik saja, tapi nyatanya dia tak mampu. Kibum tahu persentasi keberhasilan operasi di dalam sana begitu kecil dengan banyak kemungkinan buruk yang mengintai. Meski cocok, belum tentu tubuh rapuh Kyuhyun akan menerima organ barunya. Walaupun menerima, belum tentu organ itu akan mampu untuk bekerja maksimal. Dan jikalau mampu pun, tetap saja kondisi tubuh Kyuhyun tak akan bisa membaik sepenuhnya.

Memikirkan fakta buruk itu membuat kepala Kibum berdenyut. Ah, beberapa hari terakhir ini memang melelahkan bagi Kibum dan puncaknya adalah hari ini. Kibum merasa tubuhnya melemas seiring dengan kepalanya yang kian memusing.

Why?Where stories live. Discover now