Chapter 28

5.2K 439 234
                                    

Halo....
Happy reading

Why?

Lengan yang kebas, tarikan napas yang begitu ringan, serta kepala yang sedikit pusing adalah hal yang dirasakan oleh Kyuhyun tepat setelah membuka matanya. Satu lagi, Kyuhyun merasakan genggaman hangat di telapak tangan kanannya yang terbebas infuse.

Kyuhyun tersenyum sesaat setelah menoleh dan mendapati sosok Kibum yang masih terlelap dengan posisi miring menghadap ke arahnya. Untuk pertama kalinya Kyuhyun bisa tertidur di ranjang yang sama dengan Kibum. Tak heran jika karenanya, maknae Choi itu merasa pagi kali ini benar-benar indah.

Tak ingin membuang kesempatan berharga, Kyuhyun menggeser tubuhnya untuk lebih dekat ke arah Kibum dan memeluk salah satu hyungnya itu dengan erat. Rasanya begitu nyaman dan hangat. Berbanding terbalik dengan kondisi tubuhnya yang sebenarnya serba tidak enak. Bagaimana tidak? Tangannnya kebas dan pegal, kepalanya pusing, perutnya perih dan kembali terasa mual.

"Kyu...." Suara Kibum terdengar seperti berbisik. Kibum ingin menggeliat dan merubah posisi, tapi pelukan Kyuhyun yang begitu erat membatasinya. "Jangan terlalu erat, kau bisa sesak."

Kyuhyun menggeleng, tak ingin melepaskan. "Aku pakai nassal, jika kau lupa."

Kibum hanya bisa pasrah hingga beberapa saat Kyuhyun melepaskan pelukannya. Kyuhyun menatap lekat ke dalam manik pekat milik Kibum yang juga menatapnya dengan begitu dalam.

"Apa kau masih takut?" tanya Kyuhyun setelah melihat dengan jelas bagaimana tatapan tak fokus Kibum dan berakhir dengan kekosongan.

"Eomma...." Kibum refleks menutup kedua matanya dengan erat dan menjauh dari Kyuhyun.

Namun, Kyuhyun dengan sigap menarik kembali tubuh sang hyung agar tidak menjauh. "Buka matamu."

Kibum menggeleng.

"Lihat aku, Hyung!"Kyuhyun mengangkat tangannya dan menyibak poni sang hyung. "Kenapa kau begitu takut? Apa kau kau belum sembuh?"

Perlahan tapi pasti, Kibum membuka mata dan pandangannya langsung bertemu dengan sepasang manik kecoklatan serupa dengan milik Eomma dalam mimpinya.

Sementara Kyuhyun mulai menyentuh dan memegang telapak tangan Kibum yang berkeringat dingin dan bergetar. "Apa begitu mirip? Apa mataku terlalu indah?" Senyum Kyuhyun merekah. "Hyungie, bisa jadi mata milikku mirip dengan Eomma. Tapi aku tetap Kyuhyun, adikmu yang masih berada di dunia yang sama denganmu."

"Tetaplah di dunia ini, tolong," Kibum berbisik dengan tatapan penuh permohonan.

"Aku akan berusaha bertahan semampuku, Hyung. Tolong bantu aku."

"Pasti." Kibum mulai mengelus surai sang adik dan tersenyum tipis. "Matamu, hidungmu, bibir, wajah, semuanya duplikat Eomma. Kalian begitu mirip dan membuatku sangat takut."

Kyuhyun hanya tersenyum dalam diam. Sebenarnya dia ingin bertanya banyak hal pada Kibum, tapi lebih baik ditunda dulu. Kyuhyun tak ingin merusak moment yang baru pertama kalinya itu.

"Kau sudah lama bangun? Apa ada yang sakit?"

"Kepalaku pusing. Perutku juga mual. Tapi tak ingin muntah."

Kibum tertawa kecil. "Keluhanmu seperti ibu-ibu hamil saja."

"Yak, kau mengejekku, Hyung? Aish." Kyuhyun mempoutkan bibirnya, merajuk lucu dan terlihat sangat imut di mata Kibum. "Ah, jika suatu saat kau dan Ara Noona menikah dan dia hamil, pasti dia akan membangungkanmu setiap pagi."

Kyuhyun terkikik. Sementara Kibum langsung menghentikan senyum lebarnya. Wajahnya muram seketika tanpa Kyuhyun sadari. "Dia sudah menghilang. Tak tau ke mana." Kibum menghela napas panjang. Dadanya sesak mengingat sosok yang dicintainya itu. Kibum merindukan Ara tapi hanya memilih menunggu tanpa mau mencarinya.

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang