Chapter 8

4.8K 483 52
                                    

Why

Senyum tipis Kyuhyun langsung merekah seusai membaca laporan bulanan yang ditulis oleh Donghae. Hasil kerja hyung keduanya itu berhasil membuat Kyuhyun bangga dan puas. Inovasi produk yang baru saja selesai dilakukannya ternyata memuai banyak pujian, para distributor bahkan langsung menyampaikan kesan-kesan kepuasan yang diberikan oleh konsumen. Penjualan meningkat, omset bertambah dan secara otomatis laba yang diperoleh perusahaan pun meningkat.

"Gomawo, Hyung." Kyuhyun bergumam masih dengan senyumnya. "Setidaknya kau sudah siap jika....."

"Siap apa, Sajangnim?"

Suara itu membuat Kyuhyun tersentak dan langsung merutuki gumamannya yang ternyata dapat didengar oleh orang lain.

"Ini, laporan dari Heechul-ssi. Tadi asistennya yang menitipkan padaku."

"Oh, gomawo, Hyukie Hyung."

"Aish, apa perjanjian yang kau buat itu sudah tidak berlaku?"

Kyuhyun mengeryit bingung dan menatap Eunhyuk seakan-akan bertanya 'perjanjian apa?'

"Bahasa formal," ucap Eunhyuk malas.

"Lupakan saja, Hyung. Aku lebih suka seperti ini, kecuali jika kita berada di acara formal."

"Arraseo, lanjutkan pekerjaanmu."

Eunhyuk hampir saja membalikkan tubuhnya dan segera beranjak, tapi mendadak namja itu mengingat sesuatu. "Tiga puluh menit lagi jam makan siang, kau harus istirahat atau aku menyeretmu keluar. Jangan lupa minum obatmu."

Kyuhyun memutar bola matanya malas. Namja itu bosan dengan ocehan Eunhyuk yang hampir sama setiap harinya. Makan siang, obat, istirahat, pantangan makanan dan beberapa hal lainnya. Tak jarang Kyuhyun bertanya-tanya kenapa namja pemilik gummy smile itu sangat cerewet, bahkan melebihi Leeteuk hyungnya.

"Obatku habis." Kyuhyun menjawab apa adanya. Ya, obat yang tersimpan didalam laci meja kerjanya memang sudah habis karena Eunhyuk terus mengawasinya untuk mengkonsumsi obat itu setiap siangnya, bahkan terkadang harus dua kali ketika penyakitnya kambuh. Berbeda dengan obat dikamarnya yang masih bisa dibilang utuh karena memang Kyuhyun malas meminumnya jika tidak sedang terdesak bahkan sampai benar-benar tidak bisa bernafas.

"Kenapa kau tak menebusnya, Kyu?" tanya Eunhyuk sedikit lebih keras. Ini sudah kesekian kalinya namja itu mendapati keacuhan Kyuhyun terhadap persediaan obatnya.

"Aku lupa, Hyung."

Eunhyuk menggeram mendengar jawaban Kyuhyun yang masih sama dengan sebelum-sebelumnya. Tak ayal jawaban itu membuat emosinya naik seketika. "Wae? Kenapa semudah itu kau melupakannya, Kyu? Kau bahkan bukan orang bodoh yang tidak tau bagaimana kondisi mu sekarang."

"Mianhae," lirih Kyuhyun, tak berani menatap Eunhyuk. Kyuhyun tidak marah dengan ucapan bernada tinggi bawahannya yang jika terdengar sekilas memang tidak sopan. Bahkan, Kyuhyun sangat tahu dan hati kecilnya selalu berterimakasih atas perhatian nyata dari namja berusia dua puluh enam tahun itu.

"Arra...." Eunhyuk berusaha meredam emosinya, "Aku izin keluar untuk menebuskan obatmu," nada biacaranya melembut.

Why?

"Kajja, kita makan siang, Hae," ucap Heechul berhasil menghentikan langkah cepat Donghae.

"Ne?" Donghae menaikkan alisnya, berbalik sembilan puluh drajat untuk memudahkannya menatap sosok sang hyung. Donghae merasa heran, pasalnya pasca dirinya secara terang-terangan menyatakan rasa sayangnya terhadap Kyuhyun tempo hari, hubungannya dengan Heechul dan Kibum sedikit canggung dan baru kali ini hyungnya itu kembali mengajak makan siang bersama.

Why?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant