Chapter 27 B

4.7K 501 87
                                    

Bagian 2

Happy reading

Why?

Heechul mengedarkan pandangan, menatap ketiga adiknya. Sementara ketiga adiknya juga menatap Heechul penuh antusias, menunggu apa yang akan disampaikan oleh hyung tertua mereka.

"Aish, aku mendadak lupa apa yang akan kukatakan," gerutunya disusul dengan tatapan kecewa dari adik-adiknya.

"Kau merusak suasana, Hyung." Kyuhyun sedikit merajuk. Kyuhyun sudah dilanda rasa penasaran yang cukup tinggi, tetapi Heechul justru mengatakan hal yang berbeda.

"Aku tak terlalu pandai dalam hal berkata-kata. Kau tahu itu, kan?" Fokus Heechul kembali pada Kyuhyun sepenuhnya. Memperhatikan sang adik yang bersandar lemah pada kepala ranjang. Wajahnya pucat, tapi binar matanya tampak hidup dan penuh semangat. Ah, beberapa menit yang lalu, Heechul sendiri yang membantu anak itu untuk duduk karena tak tahan dengan rengekannya. Kyuhyun yang keras kepala menolak untuk beristirahat sebelum mendengarkan pengakuan ketiga hyungnya.

"Tentang pertanyaan Kyuhyun kemarin...." Heechul menghela napas, kini saatnya dia memulai. "Aku ingat, saat itu usiaku baru delapan tahun. Eomma mengatakan kalau akan ada ada adik baru dan aku sangat senang. Setiap hari aku akan memeluk Eomma dan mengelus perutnya sampai mungkin Eomma merasa sesak. Kondisi Eomma saat mengandung Kyuhyun benar-benar lemah hingga membuatnya harus istirahat di dalam kamar sepanjang hari. Tapi aku tak masalah dengan itu, aku selalu berdoa agar Eomma dan calon adik baruku tetap sehat dan lahir dengan selamat. Kyukyu, aku selalu memanggilnya seperti itu dan terus bertanya kapan dia keluar dari perut Eomma. Aku sangat menyayanginya bahkan tak pernah absen membantu Kang Ahjumma dan perawat untuk menyiapkan makanan sehat dan obat. Kadang nafsu makan Eomma memburuk dan aku harus membujuknya bahkan menyuapinya. Untuk Eomma dan untuk Kyukyu-ku. Tapi kebahagiaan itu ternyata cepat sekali berakhir. Tiba-tiba Eomma dibawa ke rumah sakit dan aku mendengar dokter mengatakan kalau Abeoji harus memilih. Aku tak terlalu mengerti dengan pembicaraan itu, yang jelas beberapa jam setelahnya tubuh Eomma sudah ditutup kain putih. Eomma pergi dan pikiran kecilku mulai menyalahkan kyukyu." Heechul menunduk. Dadanya mulai sesak. "Sejak saat itu semuanya berubah, Abeoji tak pernah mengajakku, Donghae, dan Kibumie jalan-jalan. Bahkan bermain sebentar pun tidak. Abeoji jarang pulang dan ketika pulang, dia malah menghabiskan waktu bersama anak kecil itu. Karenanya, kebencianku bertambah besar dari hari ke hari. Apalagi ketika anak itu mulai sekolah, Abeoji terus membanggakannya di depan semua orang dan mengelukannya sebagai penerus, melupakan jika dia masih punya anak-anak yang lain. Aku benar-benar merasa terlupakan dan tak dianggap ketika hari kelulusan high school, Abeoji tidak datang dan memilih mengajak anak kesayangannya dalam perjalanan bisnis ke luar negeri. Padahal saat itu aku sudah berjuang keras hingga mendapat predikat juara umum tiga. Aku masih berharap sedikit saja, abeoji mau melihat usahaku. Tapi ternyata tidak, dia menertawakanku karena hanya mendapatkan nomer tiga. Tidak ada gunanya. Sungguh, kecerdasanku yang mungkin tak seberapa membuatku harus mati-matian untuk bisa masuk ke jajaran juara umum." Setetes air mata keluar dari mata Heechul yang mulanya sudah merah dan berkaca-kaca.

"Hyung...." entah siapa yang memanggilnya, Heechul tidak peduli.

"Berkali-kali aku terluka dan puncaknya adalah ketika anak itu benar-benar mendapatkan posisi tertinggi. Aku bahkan berpikir untuk apa aku ada di perusahaan itu? Aku hanya manusia bodoh dengan kualitas otak yang pas-pasan. Aku harus menerima olokan dari teman-temanku dan cibiran dari banyak karyawan. Aku benci semuanya. Aku benci Abeoji, aku benci diriku yang bodoh, dan yang paling kubenci adalah dia yang merusak semua kebahagiaanku. Tapi.... hiks." Heechul kembali menitikkan air mata dan kali lebih banyak. "Aku hanya melihat dari sisiku sendiri. Aku tak melihatnya yang juga terluka. Aku...., aku sangat jahat dan...." Tak ada kata yang lolos lagi dari mulut Heechul, semua terasa sulit untuk dikeluarkan karena tenggorokannya yang tercekat. Heechul memukul dadanya yang terasa sesak saat mengingat betapa menyedihkan hidupnya hingga menjadi penjahat yang buta dengan keadaan sekitar. Heechul memang salah, tapi apakah hanya dirinya yang pantas untuk disalahkan?

Why?Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ