Chapter 17

6.1K 463 263
                                    

Halo....

Warning! : Chapter ini mungkin sedikit aneh

Happy reading

Why?

Donghae keluar dari ruangan Tuan Choi dengan senyum mengembang. Merasa senang bisa berbicara ringan dengan Appa yang dirindukannya itu walau hanya sebentar. Namun senyum itu langsung memudar kala melihat sosok Kibum yang berdiri dan memeluk seseorang yang Donghae yakini adalah Kyuhyun. Segera, Donghae menghampiri kedua dongsaengnya itu dan setelah semakin dekat, ekspresinya berubah menjadi panik.

"Kyuhyun-ah!" serunya langsung mengambil alih tubuh lemah Kyuhyun dari pelukan Kibum. "Kau apakan dia, Kibum?"

"Bukan salahku." Kibum menjawab singkat sembari mulai beranjak.

Sementara Donghae tengah memperhatikan wajah Kyuhyun yang memucat dan berkilat karena keringat dinginnya. Dari yang Donghae rasakan, tubuh Kyuhyun juga panas namun telapak tangan yang berada dalam genggamannya terasa dingin.

"Ya! Choi Kibum," teriak Donghae, sukses menghentikan langkah Kibum meski tak sampai menoleh. "Tak bisakah sekali saja kau menolongnya?"

"Bukan urusanku," balas Kibum cuek.

Dan sebenarnya, Kyuhyun masih bisa mendengar. Kyuhyun memang tidak pingsan, hanya saja tubuhnya terasa sangat lemas dan sakit di beberapa titik terutama dadanya hingga sulit untuk bergerak. Bahkan untuk meloloskan suara dari tenggorokannya saja Kyuhyun tak mampu. Tak ayal, dua kata dari Kibum itu menyakiti hatinya. Kyuhyun merasa terhempas seketika setelah sebelumnya sempat mengira jika Kibum akan menolongnya lebih lanjut dengan segala kepercayaan dirinya. Rasanya sangat sakit dan Kyuhyun ingin menangis karenanya.

Jika saja mampu, Kyuhyun ingin berteriak menyampaikan segala kesakitannya. Kyuhyun ingin untuk kali ini saja, ketiga hyungnya berada di dekatnya. Setidaknya memegang tangannya dan menyalurkan kekuatan agar dirinya mampu melawan semua rasa sakit yang menyerangnya. Menenangkannya agar dirinya tak takut lagi dengan intaian malaikat maut yang dirasa sudah berada dalam jarak yang dekat. Terutama Kibum, Kyuhyun ingin hyung ketiganya yang sebenarnya dokter hebat bagi banyak orang itu ada, setidaknya memberikan intruksi agar dirinya bisa berusaha sekuat mungkin untuk tetap bernapas.

"Kau seorang dokter, pantaskah membiarkan orang lain kesakitan tanpa memberikan pertolongan sedikitpun?" tanya Donghae penuh penekanan. "Ah, aku bahkan ragu, apakah kau manusia waras yang masih memiliki hati dan perasaan?"

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Donghae dengan suara lirih dan bergetar itu sukses menyentak Kibum. Bukan hanya karena intonasinya yang penuh permohonan, tapi juga maknanya yang begitu dalam meski terkesan pedas untuk ukuran kalimat yang diucapkan oleh orang sesabar dan selembut Donghae.

"Kumohon, Kibum. Malam ini malam natal. Anggap saja kau akan mendapatkan hadiah dari santa clause karena sudah melakukan kebaikan, sama seperti pemikiran kita sewaktu kecil dulu." Donghae tak kuasa lagi untuk bersuara lebih lantang, bahkan untuk menekankan setiap kata demi katanya saja. Melihat wajah dongsaeng terkecilnya yang semakin memucat dengan mata yang terpejam kuat dan dahi mengeryit menyiratkan kesakitan itu membuat Donghae manangis dalam ketidak tegaannya. Donghae juga semakin takut saat menyadari napas Kyuhyun tersenggal, berat dan tak beraturan.

"Bawa ke kamar dan aku akan menolongnya," putus Kibum pada akhirnya.

Donghae mulai menuntun dan membimbing Kyuhyun masuk ke dalam kamarnya. Untung posisi mereka sudah berada di depan pintu, jadi tidak terlalu repot karena jika jaraknya jauh, maka Donghae harus menangkat tubuh yang lemas itu dengan sedikit kesulitan. Bayangkan saja, meski ukuran besar tubuh mereka hampir sama, tapi Kyuhyun lebih tinggi daripada Donghae dan pastinya akan cukup membuat kerepotan.

Why?Where stories live. Discover now