Prolog

10.5K 541 76
                                    

Annyeong, ini ff pertama ku. Happy reading, semoga kalian suka.


Cast :

- Choi Kyuhyun

- Choi Heechul

- Choi Donghae

- Choi Kibum

- Park Eunhyuk

- Choi Siwon (Appa)

- Bisa bertambah seiring berjalannya cerita.

Prolog :

"Ya, Choi Kyuhyun, Kemarikan PSP mu, atau aku akan mengunci mu di dalam kamar?" seruan itu berhasil memecahkan kesunyian tengah malam sekaligus membuat Choi Kyuhyun –bocah berusia enam belas tahun yang sedari tadi terduduk ditepi ranjang dengan kepala yang menunduk dalam itu semakin bergetar ketakutan.

"Apa kau tidak dengar?" pertanyaan kembali terlontar, masih dengan nada yang sama –tinggi. Kyuhyun sedikit mengangkat wajahnya, melirik wajah namja berjas didepannya yang memerah karena emosi.

Hening, Kyuhyun mencoba memilih dari dua opsi yang diberikan, kemudian dengan ragu dan berat hati ia menyerahkan benda hitam persegi panjang yang selama ini disembunyikan itu ke tangan orang yang memintanya. "Ige, Appa."

Choi Siwon –orang yang di panggil dengan sebutan Appa itu mengambil alih PSP dari tangan putranya dan memegang dengan erat seakan melampiaskan gejolak emosi dalam dadanya.

"Kenapa kau memainkannya? Seharusnya kau belajar," ucapnya pada sang anak. "Sebentar lagi kau harus mengikuti ujian masuk universitas dan ujian akhir. Ingat, jangan mengecewakan Appa," lanjutnya kemudian melenggang keluar.

Tanpa sadar, Kyuhyun mengepalkan tangannya. Sungguh, ia membenci situasi seperti ini. Hidup dalam kungkungan pemaksaan seperti boneka hidup. Pandangannya beredar kesegala penjuru dan menetap pada sekumpulan buku-buku tebal yang tersusun didalam rak khusus. Kenapa? Sering kali pertanyaan itu keluar dalam gumaman nya. Kenapa harus hidup seperti ini? Di usianya yang sekarang, Kyuhyun sudah harus menduduki bangku akhir senior high school. Otaknya yang cerdas justru semakin di peras dan dimanfaat kan sang ayah untuk mendesaknya mengikuti akselerasi, bimbingan belajar setiap hari, menjadi nomor satu di sekolah dan belajar dengan keras. Bukan hanya sekarang, bahkan dari kecil dulu, sewaktu anak-anak seusianya dan ketiga Hyung nya bermain dengan bebas, Kyuhyun harus terkurung dalam ruangan untuk mengikuti berbagai macam bimbingan dan kursus.

"Ya..., kau belum tidur, Bummie?" suara yang terdengar dari luar kamarnya itu menyentak lamunan Kyuhyun. Pintu kamarnya yang tidak tertutup dengan rapat membuatnya dapat meihat dua Hyungnya diluar sana. Perlahan, Kyuhyun mulai turun dari ranjangnya.

"Aku ingin kekamar Hae Hyung, memintanya membuatkan susu untuk ku." Choi Kibum berucap ringan.

"Aish, kenapa kau tak membuatnya sendiri? Atau, aku akan membuatkannya untuk mu."

"Shireo, Hyungie. Buatan Hae Hyung jauh lebih enak."

"Chullie Hyung, Bummie? Wae? Kalian membicarakanku?" Donghae yang mungkin mendengar suara ribut tak jauh dari kamarnya itu keluar, menghampiri hyung dan dongsaenya.

"Hyungie, buatkan aku susu, nde?" Kibum, namja berusia delapan belas tahun itu memasang aegyo nya meski terlihat buruk, bahkan membuat kedua hyung nya terkikik.

"Ya, kalian menertawakanku?"

"Nde, kau tak cocok seperti itu, Bummie," ucap Heechul masih terkekeh.

"Arraseo, akan ku buatkan untuk mu, Bummie." Donghae menengahi, "Jangan ribut, kita bisa mengganggu."

"Maksud mu, menganggu anak itu?" tanya Heechul tidak suka.

"Anak kebanggaan Appa itu pasti sedang berkutat dengan bukunya, huh..." Kibum menimpali. "Seandainya dia tidak ada, pasti aku yang jadi maknae disini,uri eomma juga masih bersama kita." Lanjutnya, setiap menyangkut tentang Kyuhyun, Kibum berulang kali mengucapkan kata-kata itu.

"Ah, kajja kita ke dapur. Chullie Hyung, apa kau mau ikut?"

"Nde, buatkan aku segelas juga, Hae-ya."

Kyuhyun yang sedari tadi menguping hanya bisa meringis tipis dengan perasaan miris. Persaudaraan yang manis, batinnya. Tak dapat di pungkiri, pemuda berkulit putih pucat itu juga ingin bergabung dengan mereka –hyungdeul nya. Ia ingin mendapat kasih sayang dan perhatian penuh layaknya maknae seperti biasa. Tapi, keinginannya hanya bisa menjelma sebagai harapan tabu tanpa wujud yang nya. Kenapa? Kenapa keinginan sederhana itu tidak bisa terwujud?

-Prolog end-

Jangan lupa voment, ne...

Karena masih pemula dan baru coba-coba nulis FF, aku harap saran dan masukan yang membangun juga.

Kamsahamnida.

Why?Where stories live. Discover now