"Loh,kok kalian disini? Nggak ngerjain PR ya?"ucap seseorang.

"Eh elo,Ko. Biasa lah bu killer,"balas Nata kepada Riko sahabat Sandi.

Ternyata hari ini kelas Sandi ada pelajaran olahraga. Aku mulai celingak celinguk sendiri mencari keberadaan Sandi yang tak terlihat batang hidungnya bersama Riko.

"Nyari siapa,Ta? Sandi ya?"tanya Riko membuatku gelegapan.

"Eh,enggak kok,"balasku gugup.

"Dia masih dilapangan sama Farel. Bentar lagi kesini kok,"ucap Riko.

"Gue nggak tanya,Ko"balasku geram.

Riko dan Nata malah tertawa geli.

"Kayak nya seru,gabung dong"kata Farel yang tiba-tiba muncul bersama Sandi.

"Panjang umur lo,Di"ucap Nata dan ku hadiahi dia dengan pelototan.

"Lho kenapa? Kok kalian bisa ada disini?"tanya Sandi.

"Lista kangen sama lo,"terocos Riko.

"Paan sih,Ko,"senggah ku.

"Jangan rindu berat,"goda Farel.

"Bener,Ta? Ya bagus deh kalo lo kangen sama gue,"ucap Sandi sok ke pedean.

"Pede lo. Gue sama Nata di suruh bu killer keluar karena nimbrung saat pelajarannya dia,"jelasku.

"Ga usah ngelak,Ta"pojok Farel.

"Beneran sumpil. Kalo nggak percaya tanya aja sama Nata kalo perlu bu killer sekalian,"balasku tak mau kalah.

"Haha iya dasar tukang ngambek,"cibir Sandi gemas.

"Habis nya pada mojokin gue sih,"ucapku sebal.

"Apa? Pengen mojok?"kata Riko.

"Au ah. Sebel gue,"sungutku.

Mereka semua memiliki selera humor yang tinggi. Walau kadan sering bikin aku kesal,gemas,naik darah tapi kalau tanpa candaan dan godaan mereka akan hambar.

Dan Sandi,cowok itu masih sama. Hidung,mulut,mata,raut wajah nya juga masih sama. Cuma sifatnya aja yang rada beda. Setelah kejadian beberapa minggu lalu,tu anak terlihat lebih dewasa dan mencoba mendekati aku lagi.

Hati ini belum tertutup seutuhnya untuk Sandi. Cowok itu masih berkuasa di hatiku. Aku takut nanti kejadia itu terulang lagi. Dia hanya memanfaatkan aku untuk dekat dengama seseorang lagi. Tapi siapa? Nata?
Entahlah.

Aku ingin belajar untuk penilaian akhir semester dulu. Habis itu belaja ekstra untuk ujian kelulusan. Aku nggak mau gara-gara urusan cowok nilaiku jadi anjlok. Aku bertekad untuk mengesampingkan urusan itu dulu. Nanti kalau udah lulus dan masuk kuliah boleh deh.

Ya walaupun aku pinter nya nggak kayak Yuta tapi malu dong kalau nilai ujianku jelek. Bunda,Ayah,dan Kak Delta pasti marahin aku. Dan ayah pasti akan memasukan aku ke Universitas swasta di luar negeri. Aku kan nggak mau jauh-jauh dari mereka. Makanya nilaiku harus bagus.
●●●

Bel istirahat telah berbunyi. Aku dan Nata masih stand by di Kantin. Sandi and the gank udah pergi untuk ganti baju. Tinggal lah kami berdua disini.

"Mak Sumi,pesen nasi goreng dua ya," ucapku kepada mak Sumi yang sedang mengupas bawang.

"Dari tadi pesennya baru sekarang, neng?" tanya Mak Sumi.

"Hehe iya Mak,lapernya baru dateng,"balasku nyengir.

"Oke,nanti Pak Samin yang nganter ke meja ya,"ujar Mak Sumi.

"Oke deh mak. Lista balik ke meja ya. Udah mulai banyak yang ngantri,"balasku sambil berjalan menjauhi kedai mak Sumi menuju meja yang aku dan Nata duduki tadi.

Aku melihat Yuta dan Dipo udah duduk di depan Nata. Nggak ngerti deh sama cowok itu,bentang-bentang udah jadian sama Yuta terus ngekor Yuta kemana-mana.

"Lista,maaf ya nggak bisa ikut kalian dihukum,"ucap Yuta setelah melihatku.

"Fine,tapi nanti contekin PR ya,"balasku.

"Setuju gue sama Lista,"tambah Nata.

Yuta dan Dipo hanya terdiam sambil geleng-geleng kepala.

"Lista,Nata ini pesenan kalian."ucap Sandi sambil membawa dua piring berisi nasi goreng.

"Lho,kok elo. Pak Samin mana?" tanyaku.

"Lha ini pak Samin jilid dua,"cibir Farel disertai cekikikan.

"Rese lo,Rel. Sandi kan mau belajar jadi mbak weiter,"cibir Riko.

"Sialan"umpat Sandi sambil meneloyor kedua kepala sahabatnya.

"Hahaha,sini duduk bareng kita,"ajak Nata.

"Oke,bentar gue ambil kursi dulu,"balas Sandi sambil menggeret kursi panjang dari meja lain.

"Eh,Dip selamat ya udah jadian sama Yuta,"ucap Sandi kepada Dipo disertai lirikan sinis kearah Yuta.

"Makasih,Di. Gue yakin lo bakal dapetin yang lebih dari Yuta,"balas Dipo.

"Haha iya,seharusnya gue bisa dapetin yang lebih. Tapi gara-gara merjuangin cewek lo... ya udah lah nyesel gue,"Kata Sandi sinis.

"Sandi udahlah. Disini kita leper mau makan jangan dingin-dingin nan gini ah,"ucapku agar suasana tidak semakin keruh.

"Lo udah nyadarin gue untuk nggak nyia-nyiain seseorang. Dan kini gue udah kena batunya, seseorang yang gue cintai malah jadian sama orang lain,"sesal Sandi sambil mengambil tanganku dan mengenggamnya.

"Di,plis gue laper,"ucapku.

"Oh oke maaf. Yaudah makan di biar cepet tinggi,"balas Sandi geli.

●●●

Assalamualaikum...
Makasih yang udah baca,jangan lupa vote nya dong.

Satu vote dari kalian sangat membantu")

Lanjut nggak ya?

1. Yes
2. no

Komen yaaa...

Dadahhhh

Aku Yang Berjuang,aku Juga Yang Terbuang (COMPLETE) ✔Where stories live. Discover now