"Kau bisa menceritakanya padaku jika kau tidak keberatan." Gally selalu tersenyum.

Meggy tidak keberatan bahkan ia memang membutuhkan pendengar yang baik dan Gally, pendengar yang tepat bagi Meggy.

"Menurutmu, apakah baik jika aku memberikan kebahagiaanku pada sahabat terbaikku?."

Gally tertegun kemudian terkekeh.

"Oh, Meg itu perbuatan terpuji tapi kau tidak akan pernah bahagia."

Meggy menyeringai, tepat seperti yang ia pikirkan Gally memang tahu apa yang harus pria itu katakan dan membuat Meggy semakin terpuruk pada keadaanya.

Ada rasa sesak di dadanya, rasa sesak kali ini berbeda dari rasa sesak yang ia alami saat kehilangan seluruh keluarganya. Rasa sesak kali ini membuktikan separuh nafas Meggy milik pria itu.

"Kau tidak bisa mengorbankan kebahagiaanmu sendiri pada orang-orang yang kau sayangi, Meg. Meski pun kau lebih mengutamakan mereka tapi kebahagian diri sendirilah yang sementinya harus kau utamakan."

Meggy ingin menangis bahkan ia sudah merasakan panas di pelupuk matanya.

"Tapi, Gally. Bagaimana jika kebahagiaan yang ku dapatkan berasal dari hati-hati yang tersakiti?. Bagaimana kebahagiaan bisa disebut kebahagiaan saat hati lain tidak bisa merasakannya?."

Meggy tidak ingin berbelit, ia ingin menjemput kebahagiaannya tapi jika seperti ini caranya, bagaimana mungkin?. Ia dan sahabatnya menyukai pria yang sama, pria berbahaya namun menjanjikan kebahagiaan. Sialan, Meggy benar-benar ingin menangis. Ia menyialkan keadaan yang mengapa harus terungkap saat ia sudah mulai merasakan kebahagiaan itu bersama Ares.

"Kebahagiaan seseorang tergantung pada dirinya sendiri, Meg. Jika kau bisa bahagia mengapa ia tidak?. Kau tidak perlu memikirkan hati-hati yang tersakiti, seiring waktu rasa tersakiti itu akan pulih dengan sendirinya, hati orang lain yang kau sakiti akan menemukan kebahagiaanya sendiri, dengan caranya sendiri." Gally mencoba lebih membuka pikiran Meggy, ia tahu kemana arah pembicaraan ini.

Tidak bisa Meggy pertahankan lagi, air matanya perlahan luruh. Air mata untuk Ares sebagai kekasihnya dan air mata untuk Miana sebagai sahabatnya. Meggy tidak menyangka pertemuan kembalinya dengan Miana akan membawa kisah perasaan menyakitkan seperti yang ia rasakan. Persahabatan mereka akan menjadi canggung di detik mereka melibatkan perasaan mereka dan itu sudah terjadi.

"Aku menyayangi Mia, Gally tapi aku juga menyayangi Ares. Saat mengetahui perubahan Mia dikarenakan perasaanya pada Ares benar-benar membuatku terguncang. Mereka bagian dari hidupku, masing-masing memiliki peran dalam hidupku tapi jika begini apakah aku sanggup mempertahankan peran mereka?. Miana menyukai Ares sementara aku...aku dan Ares....Oh, Gally! apa yang harus aku lakukan?."

Meggy menghambur pelukanya pada Gally, memeluk pria itu sekuat yang ia inginkan. Meggy tidak bisa tanpa sebuah pelukan, ia tidak bisa melawan kesedihanya sendiri untuk kali ini, karena ini kesedihan terbaru yang Meggy alami.

Usapan lembut hadir di sepanjang punggung Meggy, Meggy semakin tidak bisa menahan air matanya. Gadis itu menangis dalam dekapan Gally.

"Ssttt, Meg. Ini wajar terjadi, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di masa depan. Kau, Ares dan Miana mungkin memang ditakdirkan seperti ini, pertemuan kalian melibatkan perasaan dan emosi. Kau hanya perlu menerima semuanya."

"Menerima bagaimana?! menerima persahabatan ku hancur begitu saja?, sialan, Gally. Aku dan Mia benar-benar dalam masalah!." Rutuk Meggy bahkan ia menepuk kuat punggung Gally.

Pelampiasan sesaat Meggy adalah Gally. Yeah setidaknya karena pria itu yang tengah berada di dekatnya.

"Lalu bagaimana dengan hubunganmu dan Ares? apa kau akan menerimanya jika hubungan itu hancur karena kau lebih memilih persahabatanmu?."

HALFWAY TO THE LOVE (COMPLETE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang