"Loh, kenapa cuma pura-pura?" tanya Mama.
Gue lalu menceritakan kejadian yang sebenarnya. Gue memang selalu cerita ke Mama tentang semua hal yang gue alami, semenjak kepergian Papa tujuh tahun lalu. Gue cuma punya Mama, maka dari itu gue selalu melibatkan Mama dalam hal apapun. Tapi meskipun begitu, Mama tidak pernah mengatur gue sesuai dengan keinginan hatinya, beliau selalu mendukung gue apapun itu asal untuk sesuatu yang baik. Seperti halnya tentang Galexia, Mama tau seperti apa gue menyayangi Galexia dari dulu hingga sekarang. Bahkan beliau sering gemas mendengar cerita gue yang masih belum berani ambil tindakan pedekate ke perempuan itu.
***
Hari ini gue berencana pergi ke rumah Galexia. Dia baru aja resign, bakalan kangen banget deh gue. Padahal kemarin baru aja gadis itu datang ke kantor ambil barangnya yang ketinggalan tapi gue udah kangen lagi aja. Well, meskipun kemarin gue lihat dia dateng bersamaan dengan Darren, mantannya yang sekarang jadi Bos HRD se-Asia, dan gue kesal banget lihatnya.
Entah kenapa, meskipun gue kesal, marah, ataupun sakit hati sama gadis itu, gue tidak pernah bisa benci dia. Bahkan, dia pernah mempermainkan perasaan gue hanya karna demi menuntaskan sebuah nazar. Kan emang ajaib itu cewek! Tapi gue cinta, gimana dong.
Lamunan gue akan Galexia terhenti ketika motor yang gue kendarai tiba di parkiran sebuah Bakery Cafe tak jauh dari rumah Galexia. Untuk dateng ke rumah Calon Mertua, tentunya gue harus bawa upeti dong. Ketika gue baru aja buka pintu, mata gue menangkap dua sosok manusia yang sedang berpelukan.
Bangsat!
Demi apapun itu, gue kesal banget lihatnya. Galexia dan Darren berpelukan, di tempat umum. Apa iya mereka berdua balikan lagi?
Gue mengurungkan niat gue ke rumah Galexia, lalu pergi kemana aja yang jelas jauh-jauh dari mereka. Gue tekan pedal gas motor kuat-kuat demi melampiaskan amarah gue, untung jalanan lagi sepi.
Ciiiiiiiittttttt!!!!!
Gue kaget setengah mati karna tiba-tiba ada seekor anak kucing menyebrang jalan. Otomatis, gue langsung mengerem dan menghindar, gue kehilangan kendali atas motor. Kemudian, gue merasa mata gue berat banget, dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
***
"Malam ini gue mau mempersembahkan sebuah lagu spesial buat cewek yang duduk di sebelah sana." gue yang sedang duduk di sebuah mini stage menunjuk seorang gadis cantik yang sekarang udah resmi jadi pacar gue.
Iya. Galexia sekarang udah resmi jadi pacar gue. Pacar beneran ya, bukan bohongan lagi. Thank God, insiden kecelakaan gue waktu itu memberi keuntungan tersendiri buat gue. Galexia menyatakan perasaannya sambil nangis-nangis di dada gue. Asoy geboy!
"I love you, Galexia."
Semua pengunjung cafe bertepuk tangan, sementara Galexia tersenyum malu-malu.
Perlahan jari jemari gue menekan tuts piano dengan penuh irama. Alunan musik mulai mengalun dengan indahnya, ditambah gebukan drum menambah permainan gue jadi semakin ciamik. Gue berharap penampilan gue membuat Galexia tersentuh.
Crazy Over You
112
I fell in love with you,
(Aku jatuh cinta padamu)
T'was like a dream come true
(Seperti mimpi yang jadi kenyataan)
And my love for you will never end oh no
(Dan cintaku takkan pernah berakhir)
Was such a special night
(Betapa spesialnya malam itu)
You lay right by my side
(Kau bersandar di sampingku)
And I told you things I never ever told
(Dan kukatakan sesuatu yang tak pernah terucap)
YOU ARE READING
INTERVIEW (END) - revised
ChickLitBagi sebagian orang, mungkin proses interview melamar pekerjaan merupakan sesuatu yang menyenangkan. Tapi tidak bagiku, aku yang kadar paniknya suka melebihi rata-rata, menganggap interview adalah sebuah momok yang menakutkan. Bagaimana kita berinte...
Extra Part 1 - Raffa : Crazy Over You (repost)
Start from the beginning
