9. Ojol Rasa Guru

44.5K 4.2K 60
                                        



Vote komennya donkkkk! 😊


Yang penting diterima kerja dulu deh, urusan pertanggungjawaban omongan bisa diatur nanti. - Galexia Andromeda

Pagi ini aku ada interview lagi, aku berpikir ini adalah interview terakhir yang akan kujalani. Nothing to lose saja deh. Setelah mengisi data di meja resepsionis, aku menunggu di sofa yang masih berada di area resepsionis. Sebuah perusahaan multinasional yang berada di lantai tujuh kompleks gedung di daerah Jakarta Selatan. Sambil menunggu dipanggil, aku membaca profil perusahaan di ponsel seperti yang biasa kulakukan sambil sesekali merapalkan doa agar diterima di tempat ini. Pukul sepuluh lewat lima menit, namaku dipanggil untuk interview dengan HRD, seperti biasa pertanyaan-pertanyaan umum dilontarkan padaku.

Hingga seminggu kemudian aku mendapat panggilan lagi dari perusahaan itu, seperti biasa aku menjalani proses ini dengan ikhlas. Siang ini adalah interview dengan user, which is orang yang akan menjadi atasanku nanti jika diterima bekerja disana.

"Coba jelaskan apa kelebihan kamu sehingga membuat saya mempertimbangkan untuk menerima kamu di perusahaan ini?" tanya wanita berusia sekitar empat puluh tahunan padaku, wajahnya terlihat tegas namun keibuan.

"Saya adalah orang yang positif, pekerja keras, disiplin, teliti..." Aku menarik napas menjeda ucapanku, wanita itu masih memperhatikanku dengan seksama. "... dan satu lagi, Bu, saya bersedia lembur jika memang pekerjaan mengharuskan saya untuk melakukannya. Saya adalah orang yang bertanggungjawab terhadap apa yang saya kerjakan." jelasku panjang lebar. Meskipun beberapa diantaranya tidak terlalu menunjukkan siapa diriku, yang penting aku harus bisa menjual apapun yang ada pada diriku. Istilah kasarnya 'Yang penting diterima kerja dulu deh, urusan pertanggungjawaban omongan bisa diatur nanti.' Asalkan tidak terlalu jauh melenceng dari kepribadianku yang sebenarnya.

Wanita itu terlihat menulis sesuatu di kertas, ia kemudian bertanya lagi. "Ekspektasi gaji yang kamu harapkan berapa?"

Aku terlihat berpikir, harus memberikan jawaban yang idealis dan realistis, jangan sampai kita terlalu tinggi mematok harga apalagi bagi para new entry.

"Menyesuaikan dengan standard gaji perusahaan ini untuk posisi tersebut saja, Bu." Namun, di lembaran data pribadi yang beberapa hari lalu sempat aku isi di meja resepsionis, aku menuliskan angka tertentu yang tentunya masih sesuai dengan standar yang aku cari tau untuk posisi itu di google.

Wanita itu hanya mengangguk pelan masih sambil menulis, kemudian pertanyaan-pertanyaan berikutnya lebih spesifik sesuai dengan bidang pekerjaan yang aku lamar, seputar dunia akunting. Aku merasa cukup lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan untungnya tak ada kebodohan lagi yang kulakukan, mungkin karna aku menjalani semua ini dengan pasrah.

"Oke, cukup untuk hari ini. Nanti kami akan mengabari kalau kamu lolos, mungkin beberapa hari, paling lama seminggu karna kami memang lagi butuh cepat."

Aku mengangguk pasti, setelah tak ada lagi yang perlu ditanya lalu aku menyalami wanita itu untuk berpamitan keluar.

Sambil menunggu ojek online yang kupesan datang, aku melihat ada notifikasi pesan yang baru saja masuk.

081212345678 : Semangat terus jangan menyerah ya 💪

Haduhhh!!! Dia lagi.

Dari pesan terakhir yang dikirimkan oleh nomor asing itu, hari ini orang itu mengirim lagi pesan penyemangat. Hatiku rasanya dadigdugseeeerrrr. Aku jadi teringat lagi informasi yang diberikan oleh Lala seminggu yang lalu.

"Xia, gue udah dapet siapa identitas secret admirer lo itu!" seru Lala yang pulang kerja langsung menyambangi rumahku.

"Siapa? Siapa?" aku semakin penasaran.

INTERVIEW (END) - revisedWhere stories live. Discover now