29. Pergi

18.4K 633 24
                                    

Lagi-lagi kalimat Dr.Raihan masih terngiang-ngiang di telinga Albizar. Bagaimana mungkin itu terjadi,dan menimpa istrinya.

Flashback on..

Pagi tadi,Albizar mengantar Mira untuk diperiksa oleh Dokter Raihan,Dokter spesialis dalam. Setelah menunggu hasil lab,Albizar merasa sakit mendengar perkataan Dr.Raihan.

"Begini Zar,gue simpulkan Mira mengidap penyakit Kanker Darah." kata Raihan pelan.

Albizar tersentak.

Allah..
Mengapa ini semua terjadi..
Ampuni dosa-dosa hamba yaallah..

"Lakukan apapun untuk kesembuhan Istri gue Rai." tegas Albizar dengan mata yang sudah memanas.

"In syaa Allah. Gue bakal lakuin yang terbaik demi kesembuhan Mira. Lo yang sabar"

"Disini gue bakal jelasin lebih dalam.
Pengobatan penyakit ini tergantung dari jenis kanker darah, stadium, dan kondisi penderita. Pengobatan penyakit ini terutama terdiri dari kemoterapi, radioterapi, dan terapi antibiotik dan suportif,terapi yang diberikan sesuai dengan keluhan dan tanda-tanda yang muncul. Dengan pengobatan yang adekuat, penyakit ini dapat disembuhkan, meski angka kesembuhannya saat ini bervariasi antara 80 %, tergantung jenis kanker darah. Kadang setelah sembuh sekian tahun pun, kanker darah ini dapat kambuh kembali. Bila hal ini terjadi atau bila dengan pengobatan yang biasa dilakukan kurang memberikan hasil yang memuaskan maka dapat pula dilakukan operasi transplantasi sumsum tulang. Sebagaimana diketahui bahwa keganasan sel darah pada kanker darah diiringi juga dengan kerusakan/kelainan pada sumsum tulang. Operasi ini bertujuan untuk menganti sumsum tulang yang rusak dengan yang lebih sehat. Prosedur operasinya cukup rumit, baik pra-operasi, intra-operasi, atau pasca operasi.

Leukemia berbeda dengan tumor padat, bukan kanker/tumor yang hidup di jaringan, tetapi penyakit darah ganas yang dapat menyebar secara menyeluruh, menyerang sistem, organ, dan jaringan tubuh. Perkembangan leukemia ditandai dengan anemia, pendarahan, infeksi dan infiltrasi organ dan gejala lainnya." jelas Raihan.

"Jadi gimana? Lo ngizinin Mira Kemoterapy atau langsung operasi?"

"Gue harus tanyain Mira dulu,bagaimanapun dia harus tau tentang ini. Keputusannya nanti gue telfon lo lagi. Thx Rai"

Raihan hanya mengulas senyumannya lalu memperisilahkan Albizar yang akan pamit.

Flashback off...

Melamun. 3 suku kata yang sekarang Albizar alami. Tanpa ia ketahui Salma menatap Albizar dari celah pintu ruangannya yang sedikit terbuka. Hati Salma merasakan sakit melihat putra nya begitu,bahkan Albizar mengeluarkan air matanya.

"Assalamualaikum."

Albizar masih diam.

"Bang.."

"Astagfirullahhaladzimm.. Umi ? Maaf,maaf Albizar malah melamun. Umi tumben kesini?" tanya Albizar.

"Tidak apa-apa. Umi hanya rindu dengan Putra Umi yang tampan ini. Umi boleh duduk?" tentu saja Albizar menganggukan kepalanya,membuat Salma tersenyum simpul.

"Umi tau keadaan Mira tidak baik-baik saja. Kamu mau kan melihat Mira sembuh lagi? Lakukan apapun upaya untuk kesembuhan Mira. Jika dia harus di operasi,ridhai lah." nasihat Salma dengan mengusap punggung tangan Albizar.

* * *

"Sayang.." lirih Hendra pada putri nya,dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Ayah.." gumam Mira dengan pelan.

"Kuat ya sayang. Kamu harus kuat demi si kembar,demi suamimu,demi Ayah juga."kata Hendra dengan mengusap kepala Mira yang tertutupi kerudung putih instan.

"In sya Allah Ayah." Mira membalasnya dengan senyuman manis di bibirnya,sebenarnya kepalanya sudah merasakan sakit. Tapi ia tahan,ia tidak mau melihat Ayahnya bersedih.

"Permisi.." Dr.Raihan datang dengan seorang dokter lain dan 3 suster yang akan membantu jalannya operasi. Ya,sekarang Mira akan menjalankan operasi.

"Pak Hendra silahkan kelyar dulu,jam operasi sudah akan dimulai." kata Dr.Raihan sopan.

"Silahkan. Sayang,Ayah tunggu diluar ya. Kamu harus sembuh." Hendra mengecup dahi Mira cukup lama,yang hanya dibalas senyuman getir oleh Mira.

Setelah Hendra keluar. Datanglah Albizar memasuki ruangan itu.

"Rai.. Tolong,izinkan saya menemani istri saya operasi." kata Albizar dengan nada memohon.

"Mas,kamu tunggu diluar saja. Aku kuat." kata Mira pelan.

"Tidak sayang,aku akan menemanimu."

"Baiklah Dr.Al,silahkan anda pakai dulu baju yang sudah di siapkan di atas soffa." kata Dr.Raihan yang di angguki Dr.Erin.

Setelah semuanya siap. Dan Mira sudah dibius,matanya pun memejam. Operasi pun akan berjalan.

"Bismillahirrahmanirrahim."

* * *

"Gimana keadaan Mira Umi?" tanya Alisya yang baru saja datang bersama Aulia.

"Dia sedang operasi,doakan saja semoga bisa sembuh."

"Aaamiin.. Abang juga di dalam?" katanya sambil menunjuk pintu ruang operasi yang tertutup rapat.

Salma menganggukan kepalanya,matanya berair. Hatinya terus melantunkan do'a untuk menantunya.

Hingga beberapa jam berlalu,Albizar keluar dengan air mata yang sudah bercucuran.

Semua orang disana menatap Albizar penuh tanya.

"Al,gimana anak Ayah?" tanya Hendra.

"Al jawab Ayah! Jangan diam saja!"

"Hen,sabar dulu Hen.. Bang,Mira gimana? Berhasil kan?" tanya Fathur.

Salma yang geram melihat Albizar diam saja lalu berkata.

"Bizar! Bicara sama kami,gimana keadaan Mira!? Jangan diam saja!" kata Mira dengan nada yang sedikit meninggi. Aulia,Elya dan Alisya mengusap bahu Salma dan menenangkan ibu dari 3 anak itu.

"Mi-Mira meninggal"

Deg..

"Al,kamu bohong kan?putri Ayah kuat,dia gak mungkin pergi! Mana? Ayah ingin melihatnya!" teriak Hendra dengan keringat sudah bercucuran.

"Bang? Kenapa bi-bisa?" tanya Alisya. Yang lain hanya diam dengan air mata yang sudah mengalir.

"Pendarahan cu-cukup ba-nyak... Hikss... Kami telat." Albizar terduduk di lantai,ia mengacak rambutnya frustasi.

"Hikss... Hikss ... Abiii,menantu kita Biii!" Salma menangis meraung-raung di pelukan Fathur.

"Ssttt.. Umii,sabar. Gak baik menangis meraung-raung seperti ini."

"Arghhhhhhhhhhhh" histeris Albizar dengan menonjok lantai. Mengakibatkan tangannya mengeluarkan cairan merah.

"Al!"











See u.

Ketika Halal Bersamamu - [[ Sudah Terbit Versi E-Book ]]Where stories live. Discover now