IV... Fragile Heart

Start from the beginning
                                    

Ketiganya duduk di depan Orlan.

Mari kita dengarkan, hari ini apa yang akan Dafa katakan. Orlan dan Jay sudah siap mendengarnya, walaupun rasanya ingin benar-benar melakban mulut Dafa, Beta-nya itu.

"Alpha, Anda tidak percaya, bukan? Kalau Putri Noura akan menikah dengan Pangeran Vander?" Orlan mengangguk. "Tanya saja pada Arva, dia tahu segalanya."

Orlan memelotot. Jadi maksudnya? Dafa cerita ke Arva dan pastinya juga pada Leon, tentang Noura yang merupakan mate-nya?

"Kau ... ?"

"Saya tidak memberitahu Arva. Arva kemarin mendengarnya sendiri." Dafa membela diri. Ia tidak ingin mati, karena sudah membocorkan rahasia Alpha-nya.

Arva menyengir. "Maaf, Kak. Niatnya kemarin malam, Leon ingin menemui Kakak, dan aku menemaninya. Saat di depan pintu, kami berdua mendengar pembicaraan Kakak dan Dafa."

Leon ikutan menyengir.

Orlan menghela napas panjang. Ya, sudahlah. Harus bagaimana lagi? Suatu saat nanti, semuanya juga akan mengetahuinya.

"Ternyata mate Anda, Putri Noura? Rupanya ramalan itu menjadi kenyataan." Leon mengambil apel yang ada di meja dan memakannya.

Orlan hanya mengangguk. Ia menatap Arva, minta penjelasan dari ucapan Dafa tentang pernikahan Noura dan Vander.

Arva yang mengerti dengan tatapan mata kakaknya yang terlihat penasaran, ia pun menjelaskan. "Aku sudah mendengar kabar pernikahan ini sangat lama. Awalnya, Pangeran Vander akan dinikahkan dengan Putri Lucia, saat usia Putri Lucia 300 tahun. Namun, berhubung Putri Lucia tewas saat perang kedua terjadi. Pernikahan diundur sampai waktu yang tidak ditentukan." Orlan menegakkan tubuhnya, jadi benar? "Kemarin aku mendapatkan infromasi dari Pengawal Aaron. Dikarenakan Putri Lucia meninggal, Putri Noura lah yang akan menggantikan posisinya. Pernikahan pun akan dilaksanakan, setelah Pangeran Vander dinobatkan sebagai Raja Hamakua."

Orlan sukar menelan ludah. Ia paling kesal dengan pernikahan politik seperti ini. Tidak bisa dibiarkan, Noura itu mate-nya. Hanya untuknya. Tidak boleh ada yang merebut Noura darinya.

"Saya benar, bukan? Saya tidak pernah berbohong pada Anda." Dafa tersenyum. Ia akui, ia memang sering menjaili Alpha-nya. Tapi ada kalanya, ucapan yang ia lontarkan itu mengandung keseriusan.

"Apa yang akan Kakak lakukan? Putri Noura itu tidak mudah percaya."

"Tentu saja, akan menemuinya dan membuat dia percaya." Orlan berkata dengan penuh keyakinan.

Leon menaikkan alisnya. "Anda akan membiarkan perang ketiga terjadi? Bangsa vampire sangat anti pada kita. Apalagi Putri Noura merupakan vampire murni. Pasti bangsa vampire akan merasa harga dirinya tercoreng."

Arva menatap Leon tajam. Dafa menatap Leon kesal.

Orlan terdiam, benar juga ucapan Leon. Ia tidak ingin terjadi peperangan ketiga.

"Kenapa, apa saya salah?" tanya Leon menatap Arva dan Dafa secara bergantian.

"Kamu ini, bukannya memberi solusi. Malahan semakin memperkeruh keadaan," ketus Arva.

"Saya akan mendukung Alpha dengan Putri Noura. Tenang saja Alpha. Saya yakin ada jalan keluarnya." Dafa menyemangati Alpha-nya.

"Benar, Kak."

Orlan tersenyum tipis. Noura hanya miliknya! "Saya akan menemuinya besok." Jay bersorak riang saat mendengar ucapan he-nya itu.

➡️➡️➡️

My Mate is a Vampire Princess (TAMAT)Where stories live. Discover now