Suzy memperhatikan wajah Sehun yang tengah focus mengeringkan rambutnya dari pantulan cermin didepan meja riasnya. Perlahan senyum kecil mengembang diwajah cantiknya.

"ahjussie, apa sebelumnya kau punya banyak pacar? Kau terlihat ahli mengeringkan rambut seorang gadis" ujar Suzy menggoda Sehun.

"tidak, sejak aku beranjak dewasa dan belum menjadi seperti saat ini, aku selalu membantu nenek-ku membasuh rambutnya. Saat itu kami tak punya apapun dan aku harus membantunya mencuci rambutnya agar ia tak memotong pendek rambut panjangnya" ungkap Sehun.

"kenapa ia ingin memotongnya?" tanya Suzy bingung.

"karena rambut panjangnya harus di keringkan dengan susah payah sementara ia sudah mulai sulit mengurus rambutnya sendiri" jawab Sehun seadanya.

"kalau begitu, jika aku tua nanti. Apa ahjussie yang akan mencuci kan rambutku?" tanya Suzy menatap Sehun dengan senyum sumrigahnya.

"saat kau tua nanti, mungkin aku sudah taka da disini lagi" ujar Sehun tertawa kecil mendengar penuturan Suzy barusan.

"jangan mengatakan hal seperti itu" potong Suzy tak suka.

"baiklah. Tak banyak orang yang bisa mengerti fakta bahwa semua orang tak akan bersamanya selamanya. Tapi ku rasa kau harus belajar menerima hal itu. Aku sudah berumur lebih dari 40 tahun, jika kau bersikukuh menikahiku. Pada saat kau berusia 40 tahun, aku sudah 60 tahun dan aku tak bisa menjamin saat itu aku masih ada disisimu atau tidak" jelas Sehun dengan senyum kecil diwajahnya.

"ahjussie! Ku bilang hentikan! Aku tak suka kau bicara seperti itu!" tegas Suzy sekali lagi dengan wajah cemberutnya.

"baiklah. Baiklah. Aku akan menurutimu tuan putri" ujar Sehun sembari tersenyum menatap ekspresi lucu Suzy.

"ahjussie. Kenapa kau mencintaiku?" tiba-tiba saja pertanyaan itu muncul dari bibir Suzy.

"eo?" Sehun mengnagkat wajahnya menatap pantulan wajah cantic itu dari cermin.

"dengan kekayaanmu. Ku rasa kau bisa mengencani banyak artis cantic di Korea Selatan bahkan luar negeri. Namun kau malah memilihku. Apa karena aku muda?" tanya Suzy.

"uhuk" Sehun sontak terbatuk mendengar pertanyaan Suzy barusan.

"ahjussie tidak apa-apa?" Suzy tampak khawatir dan memutar tubuhnya menatap Sehun.

"tidak apa. mungkin ini factor penuaan" ujar Sehun dengan senyum kecil diwajahnya.

"ahjussie!" Suzy memukul lengan Sehun tak terima dengan ucapan Sehun barusan.

"ahjussie tetap tampan! Bahkan Hyun Bin saja kalah jika dibandingkan dengan ahjussie" lanjut Suzy.

"apa kau mengatakanku tampan karena aku akan segera menjadi suamimu?" Sehun tertawa kecil melihat reaksi berlebihan Suzy.

"tidak." Potong Suzy dengan bibir cemberutnya.

"baiklah. Putar kembali tubuhmu. Aku belum selesai mengeringkan rambutmu" ujar Sehun lembut.

"nae" Suzy menurut dan kembali menatap cermin.

"ahjussie, ku rasa kita sudah kembali seperti dulu lagi. Rasa nyaman berada di dekatmu tak lagi terasa aneh seperti beberapa waktu yang lalu." Batin Suzy sembari tersenyum menatap Sehun.

0.0

Suzy bangun dari tidurnya. Ia menemukan Sehun yang tidur tepat menghadapnya. Suzy tersenyum kecil menatap wajah Lelah itu kini terlihat begitu tenang dan menikmati tidurnya.

Suzy beranjak bangun dan keluar dari kamarnya. Suzy mengikat rambutnya dan mulai masuk ke dapur. Suzy meminta semua pelayan hanya berbaris melihat caranya memasak tanpa berusaha membantunya. Suzy ingin menyiapkan sarapan terbaik bagi Sehun, setidaknya itulah tujuannya.

Sehun membuka matanya ketika mendengar suara barang jatuh yang cukup keras. Sehun bangkit untuk duduk, ia melihat sekelilingnya dan Suzy sudah tidak ada. Sehun keluar dari kamarnya. Seketika semua pelayan memberi hormat padanya.

Sehun masuk ke area dapur dan terkejut menemukan semua area dapur dipenuhi oleh tepung dengan alat masak yang berjatuhan tak teratur. Semua panic terlihat kotor dan ada pecahan telur di sekitar rak piring.

"Suzy-ya, apa yang kau lakukan?" tanya Sehun.

"Sehun-ah, lihat. Aku berhasil membuatkanmu sarapan" ujar Suzy sembari berbalik menatap Sehun.

Sehun terkejut dan sontak tertawa terbahak-bahak saat menemukan wajah cantic Suzy dipenuhi oleh bubuk tepung dan beberapa saos tomat di tangannya. Suzy melirik pelayan yang diam-diam juga ikut tertawa melihat keadaannya.

"yak?!!" tegur Suzy tak suka di tertawakan seperti ini.

"mianhae" ujar Sehun dengan air mata geli keluar dari pelupuk matanya. Sehun menghapusnya cepat.

"kemarilah. Bawa ini ke meja. Kita akan makan omellete ini Bersama" ujar Suzy tersenyum pada Sehun.

"eo" Sehun menurut dan menerima panci itu kemudian membawanya ke meja makan.

Sehun melirik meja makan yang benar-benar kosong dengan hanya beberapa macam buah disertai satu porsi ommelete buatan Suzy di tangannya. Suzy datang dengan muka yang sudah ia basuh.

"ayo makan!" ajak Suzy.

"ayo makan Bersama" ujar Sehun.

"Sehun-ah, kau makanlah dulu" ujar Suzy menyerahkan sendok dan garpu untuk Sehun.

"eo?" Sehun seakan baru sadar dengan cara Suzy memanggilnya hari ini.

"Sehun-ah, Sehunnie, Oh Sehun" ujar Suzy seakan memperjelas pendengaran Sehun.

"tidak bolehkah aku memanggilmu seperti itu?" tanya Suzy pelan.

"eo? Tentu saja boleh" jawab Sehun cepat dengan senyum tulus diwajahnya.

"kalau begitu. Aku memanggilmu Sehun saja. Cool?" ujar Suzy sembari mengulurkan tangannya pada Sehun. Sehun tersenyum dan menjabat tangan Suzy.

"eomma dan appa-mu kemana?" tanya Sehun penasaran.

"mereka sudah pulang pagi-pagi sekali" jawab Suzy seadanya.

"kenapa kau tidak membangunkanku? Aku seharusnya mengantar mereka pulang" ujar Sehun.

"dan mengacaukan tidur indahmu? Sudah berapa hari kau tidur tak cukup? Apa aku akan tega mengganggu waktu tidurmu yang berharga?" ujar Suzy yang lebih terdengar sebagai suatu pernyataan.

"Suzy-ah" kini Sehun menatap Suzy setelah selesai menghabiskan seluruh makanannya.

"ada satu hal yang belum ku beritahu padamu tentang identitasku" ujar Sehun menatap Suzy ragu.

"identitas? Apa? mafia? Gangster? Atau vampire?" tanya Suzy antusias.

"tidak ketiganya" ujar Sehun tersenyum kecil.

"lalu siapa?" tanya Suzy penasaran.

"ayah dan ibumu sudah tahu mengenai hal itu dan aku rasa ini adalah saatnya kau untuk mengetahui segala tentangku" ujar Sehun yakin.

"eo. Katakanlah" ujar Suzy sembari mengunyah buah pisang yang telah ia kupas kulitnya.

"namaku benar Oh Sehun. Nama inggrisku adalah Sean Khielton" ujar Sehun dengan menatap tepat ke mata Suzy. Suzy tertegun, ia menatap bola mata Sehun yang dipenuhi dengan keseriusan.



To be continue . . .

Home; My Little PrincessWhere stories live. Discover now