15

2.4K 461 91
                                    


“Wah, keren banget foto-fotonya Ta?”

“Iya dong, kapan-kapan kita ke sana ya Dit?” Srestha berkata sambil memperlihatkan hasil foto saat di Dieng kemarin. Saat ini mereka sedang beristirahat di kantin sekolah, menunggu pesanan mereka datang sambil menceritakan pengalaman saat liburan kemarin.

“Boleh, ntar kapan ya kita rencanain sama anak-anak." Adit mengangguk-angguk, masih tertegun dengan keindahan alam yang berhasil Srestha tangkap lewat kamera tersebut.

Ia tidak bisa membayangkan seindah apa pemandangan aslinya jika di foto saja bisa seindah ini.

"Btw, cewek lo daftar OSIS." Adit tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan. Srestha yang sejak tadi fokus pada foto-fotonya jadi menoleh dan sedikit melongo?

"Hah?"

"Jesselyn."

"Hahaha, apaan dah lo. Dibilang bukan cewek gue." Srestha tertawa sambil menyenggol badan Adit, membuat Adit hampir terjungkal dari kursi karena ia nggak siap mendapat dorongan dari badan Srestha yang lebih besar darinya.

Adit langsung menggeser posisi duduknya agar nggak terlalu dekat dengan Srestha. Belum makan aja tenaganya udah gini, gimana pas udah makan nanti.

"Lo jadinya mau daftar nggak?" Adit menanyakan kembali keinginan Srestha buat masuk OSIS juga, katanya dia mau daftar tapi sampe sekarang belum ada formulir atas nama Srestha dari yang Adit lihat.

"Liat ntar deh."

"Daftar lah, di OSIS ada gue. Ada Jesselyn juga." Adit mengompori Srestha untuk segera mendaftar sebelum pendaftarannya ditutup.

"Lah, emang dia sama gue pasti ketrima?" Srestha tergelak menatap Adit yang udah yakin banget.

"Ketrima lah, kalo enggak ketrima ntar gue bilang ke Aksa biar bisa masukin lo ke OSIS." Adit berkata lagi sambil bercanda, Aksa teman sekelasnya adalah ketua OSIS di sekolah mereka.

"Sembarangan lo."

"Makanya daftar."

"Iya, ntar gue daftar."

"Ini baru bro gue." Adit tertawa kemudian matanya tertuju ke arah segerombolan anak kelas sepuluh yang baru datang ke kantin. Dia menyenggol lengan Srestha pelan sambil mengangkat alisnya ke arah gerombolan cewek-cewek kelas sepuluh tersebut. "Jesselyn, tuh."

"Srestha!" Jesselyn berkata riang sambil menghampiri meja tempat di mana Srestha dan Adit duduk.

"Kenapa, Jess?" Srestha menoleh ke syara renyah yang memanggilnya tersebut.

"Itu, temen-temen gue minta dikenalin ke lo nih, sama Kak Adit juga." Kata Jesselyn sambil berbisik lalu menunjuk teman-temannya.

"Srestha kan maunya kenalan sama lo, Jess." Adit menimpali ucapan Jesselyn sambil terkekeh.

"Hah?" Jesselyn melongo mendengar kata-kata Adit. "Kan udah kenal?"

"Kenal yang lebih deket gitu maksudnya. Hehe." Adit membalas lagi ucapan Jesselyn sambil cengengesan membuat Srestha menggelengkan kepalanya.

"Ngaco aja!"

Jesselyn terlihat tersenyum mendengar kata-kata Adit tadi. "Gue ajak temen-temen gue ke sini ya?"

"Boleh."

Jesselyn menghampiri teman-temannya kemudian menyuruh mereka untuk berkenalan satu per satu dengan Srestha dan Adit.

"Daniel."

"Adit." Baik Srestha maupun Adit mengulurkan tangannya pada beberapa anak kelas sepuluh yang merupakan teman sekelas Jesselyn tersebut.

SynesthesiaWhere stories live. Discover now