Jendra

4.3K 489 143
                                    

Halo kakak-kakak semua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo kakak-kakak semua.

Kenalin, nama aku Jinendra Nitisara Anargya.

Aku dipanggilnya Jendra. Tapi Papa, Mama sama kakak-kakak ku manggil aku Ujin.

Karena dulu waktu aku kecil susah menyebut namaku Jinendra, jadi aku bilang diriku sendiri Ujin jadi kebiasaan dipanggil begitu juga sama keluargaku yang lain.

Tapi kalau di sekolah aku dipanggil Jendra kok.
Aku anak ketiga dari papa Kai dan mama Krystal.

Aku punya satu kakak yang sudah besar tapi kelakuannya masih seperti anak kecil seusiaku, namanya kakak Ta.

Aku juga punya satu kakak lagi, perempuan. Namanya kak Dhatu.

Aku baru saja naik ke kelas empat SD, tapi Papa, Mama, Kakak Ta, Kak Dhatu selalu menganggapku anak kecil.

Padahal kan aku sudah sedikit besar.

Aku sudah bisa menghitung perkalian dan pembagian empat angka dengan lancar. Aku sudah bisa loh. Itu namanya sudah sedikit besar kan?

Tapi masih lebih besar kakak Ta sama kak Dhatu sih.

Kak Dhatu udah SMP dan kakak Ta udah SMA. Aku juga pengen cepet besar biar seperti mereka.

Aku liat dulu waktu kakak Ta SMP itu keren, temennya banyak nggak cuma satu kelas aja. Kakak Ta cerita ada tujuh kelas.

Banyak banget, aku aja cuma dua kelas dan itu aku nggak kenal semua.

Terus temen-temennya juga seru banget, aku tau soalnya kadang temen-temen kakak Ta main ke rumah. Pokoknya sepertinya keren deh jadi anak SMP.

Tapi sekarang kakak Ta malah sudah SMA. Dan menurutku jauh lebih keren.

Kakak Ta udah nggak mau lagi dianter sama papa dan berangkat bareng sama aku sama kak Dhatu. Padahal kan enak dianterin.

Sekarang Kakak Ta lebih suka berangkat bersama temannya, kak Adit. Karena kak Adit sudah membawa motor.

Dan kakak Ta bilang dia udah nggak sabar buat umur tujuh belas taun. Emangnya umur tujuh belas kenapa?

Kata kakak Ta dia pengen cepet dewasa. Padahal jadi orang dewasa itu menurut aku nggak enak.

Orang dewasa itu seperti Mama sama Papa. Orang-orang yang udah bekerja.

Di rumah aku sering melihat Papa dan Mama pusing di depan laptopnya. Waktu aku tanya katanya Papa sama Mama sedang pusing memikirkan pekerjaan. Aku jadi bingung pekerjaan itu sepusing apa.

Tapi mungkin emang bikin pusing sih, soalnya aku juga punya pekerjaan rumah dan itu bikin pusing banget.

Jadi yang namanya pekerjaan itu pasti bikin pusing ya?

Menurutku dibanding menjadi orang dewasa, kayaknya lebih enak jadi anak-anak sepertiku. Aku cuma sekolah, bermain dan tidak terlalu pusing.

Oh iya, hobiku itu menyanyi. Suaraku lumayan bagus lho.

SynesthesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang