Part 2

2.9K 108 0
                                    

Shareen menyusul Aldo yang sedang duduk di sofa. Langsung saja ia duduk di samping cowok tersebut. Shareen memeluk pinggang dan menyandarkan kepalanya di bahu Aldo. Posisi mereka pelukan menyamping.

"Capek." keluh Shareen

"Udah aku bilangin gak usah nyuci tadi, kamu nya bandel." Aldo mengelus rambut Shareen pelan

"Cuma nyuci piring doang."

"Tetap aja bikin kamu tambah capek, aku gak suka itu. Sekarang kamu ke kamar terus tidur."

"Nggak mau ke kamar, mau gini aja." Shareen semakin merapatkan tubuhnya pada Aldo.

Aldo tersenyum menanggapi. Tangan kanannya masih mengelus rambut Shareen, sedangkan tangan kirinya memeluk Shareen.

Shareen semakin mengantuk, karena faktor lelah dan usapan Aldo yang terasa nyaman. Ia mulai memejamkan matanya.

Setelah Aldo merasa Shareen tertidur cukup nyenyak. Ia menggendong tubuh Shareen dengan hati-hati menuju kamarnya. Ia tak mungkin tega membiarkan gadisnya tidur di sofa, karena itu tidak bagus untuk kesehatan punggungnya.

Menapaki setiap anak tangga dengan pelan, supaya tidak mengusik tidur Shareen. Setibanya di kamar, ia segera merebahkan tubuh Shareen hati-hati, lalu menyelimutinya.

"Have a nice dream, Shaby." Aldo memberikan sebuah kecupan di kening Shareen.

Aldo melangkah keluar dari kamar Shareen jika saja tangannya tidak di tahan cewek tersebut. Shareen memegangi tangan Aldo walaupun masih dalam kondisi berbaring.

"Mau kemana?" tanya Shareen

"Mau keluar, kamu tidur aja ya?"

"Jangan pergi, di sini aja ya? temenin aku." Shareen mengeluarkan puppy eyes miliknya

"Nanti bukannya tidur, malah becanda-becanda. Kamu tidur lagi aja. Kamu kan capek hari ini."

Shareen menggelengkan kepalanya. Hari ini ia dalam mode manja.

"Temenin, jangan kemana-mana."

Aldo mengalah, ia menaiki kasur dan duduk di samping Shareen dengan menyandarkan tubuhnya. Shareen ikutan duduk dan bersandar di bahu Aldo.

"Kok bangun sih? kamu berbaring aja." ucap Aldo mengusap kepala Shareen lembut

"Kamu juga harus berbaring di samping aku. Aku gak mau tidur sendirian." Shareen mendongkak menatap wajah Aldo

Lagi-lagi Aldo mengalah menghadapi sikap gadisnya yang manja. Tapi dia tidak keberatan, malah senang bisa menjaga Shareen. Ia juga sudah diberi kepercayaan orang tua Shareen untuk menjaga dan melindungi Shareen.

Mereka berdua sama-sama berbaring. Shareen menjadikan lengan Aldo sebagai bantalnya. Ia juga memeluk tubuh Aldo erat, seakan bila dilepas sedikit saja Aldo akan pergi.

"Aku seneng kamu gak terlalu sibuk, tapi akunya kecapekan." jemari Shareen membentuk pola tak beraturan di dada Aldo.

"Kamu mau jalan-jalan?"

Shareen mengangguk antusias.

"Sekarang kamu tidur, nanti kita jalan-jalan."

"Beneran?"

"Iya sayang, makanya sekarang kamu tidur biar nanti gak kecapekan lagi."

"Nanti waktu aku tidur, kamu malah pergi lagi." Shareen mengerucutkan bibirnya

"Kenapa negative thinking terus? aku pernah gak ninggalin kamu waktu tidur?" Aldo memainkan rambut Shareen

Shareen menggelengkan kepalanya.

"Makanya sekarang kamu tidur, aku janji gak akan ninggalin kok. Setelah itu kita jalan-jalan."

Shareen menenggelamkan wajahnya di atas dada kiri Aldo.

"Aku udah ngantuk, aku tidur dulu ya." Shareen mulai memejamkan matanya

Tingkah laku Shareen selalu terlihat menggemaskan di mata Aldo. Tidak ada alasan untuk Aldo tidak bahagia dekat dengannya. Cewek dengan sifat manja dan pesonanya berhasil meluluhkan hati seorang Aldo. Shareen juga memiliki kemampuan bermain piano dan biola. Gadis yang hebat bukan?

My Beloved DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang