Prolog

7K 215 7
                                    

Waktu kini menunjukkan jam 2 siang. Mahasiswa-mahasiswi berlalu-lalang, sebagian memulai kelas siang ataupun pulang. Kebanyakan dari mereka memilih berteduh di bawah pohon atau berdiam di depan kelas, karena cuaca hari ini cukup menyengat kulit. Oleh sebab itu, mereka memilih bernaung.

Shareen keluar kelas dengan langkah lesu. Itu dikarenakan praktikum kimia yang begitu menyita pikiran. Apalagi dalam menggunakan cairan harus hati-hati, lalai sedikit saja dalam menimbulkan bahaya untuk dirinya. Setelah itu dia juga harus membuat laporan untuk diserahkan kepada dosen.

Ia tetap berjalan di bawah teriknya matahari, tak memperdulikan sebagaian temannya yang melirik ke arahnya. Semua di anggapnya angin lalu saja. Ia hanya ingin segera pulang dan beristirahat. Hari ini sudah cukup melelahkan. Lagipula tidak ada kelas lagi hari ini.

Sebuah tepukan di bahunya berhasil mengagetkannya. Awalnya ia ingin memarahi pelakunya. Namun, setelah melihat orangnya ia mengurungkan niatnya itu. Wajah lesu tadi kini berubah menjadi sedikit cerah. Ia juga tersenyum ke arah orang tersebut.

"Capek?" tanya Aldo

"Capek banget, hari ini aku ada praktikum di kimia di lab. Pusing jadinya kepalaku." keluhnya pada cowok tersebut

"Yaudah, kita pulang terus kamu istirahat. Di rumah nanti aku buatin makanan sama minuman." Aldo mengacak rambut Shareen.

Shareen tidak menjawab, ia langsung masuk ke dalam mobil milik Aldo. Aldo pun memaklumi hal tersebut. Ia tau gadisnya kini kelelahan.

"Kamu tidur aja dulu, kalo udah sampe aku bangunin."

Shareen menuruti perkataan Aldo. Ia bener-benar perlu istirahat, apalagi dilihat dari wajah lesu dan bibir pucatnya.

Shareen menggenggam tangan kiri Aldo. Membuat sang cowok melirik ke samping di mana ceweknya berada.

"Kenapa?" tanya Aldo lembut

"Mau pegang tangan kamu aja." ucap Shareen manja

Aldo tersenyum menanggapi tingkah ceweknya ini. Cewek manja dan cerewet yang berhasil menakhlukan hatinya.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba di rumah Shareen. Aldo menepuk pelan pipi Shareen pelan, berniat membangunkan. Tak kunjung mendapat respon, Aldo memilih menggendong Shareen memasuki rumah.

Di rebahkannya tubuh Shareen di atas sofa dengan pelan. Setelah itu Aldo pergi ke dapur untuk memasakkan makanan untuk Shareen.

Shareen mengerjabkan matanya berulang kali. Ia tau bahwa ia sedang berbaring di sofa rumahnya. Tapi dimana Aldo?

Suara wajan dan spatula yang terdengar menandakan ada yang sedang memasak. Shareen bergegas menuju dapur. Ia menebak bahwa Aldo lah yang sedang memasak. Orang tuanya ada di luar kota mengurus pekerjaan sedangkan pembantunya pulang kampung.

Benar saja tebakannya. Di depannya terlihat Aldo yang berkutat dengan alat penggorengan.

 Di depannya terlihat Aldo yang berkutat dengan alat penggorengan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berjalan pelan, Shareen memeluk punggung Aldo. Aldo juga kaget dengan tingkah Shareen yang tiba-tiba memeluknya.

"Kenapa ke sini? mending kamu mandi dan ganti baju. Aku lagi masak ini, takut kamu kecipratan minyak."

"Gak mau, mau peluk aja." Shareen semakin erat memeluk

Aldo mematikan kompor dan membalik tubuhnya menghadap Shareen. Shareen malah menenggelamkan wajahnya di bahu Aldo.

"Shaby, dengerin aku dulu. Kamu harus mandi, ganti baju, makan, lalu istirahat. Aku gak mau kamu sakit."

Shaby adalah panggilan sayang dari Aldo untuk Shareen. Biasanya Shareen akan luluh setelah di panggil dengan sebutan Shaby.

"Tapi Al, aku mau deket sama kamu aja. Gak mau jauh-jauh dari kamu."

"Aku janji gak kemana-mana, tapi kamu mandi dulu gih. Biar fresh lagi."

Shareen melepas pelukannya dengan tidak ikhlas, ia masih betah berada di dalam pelukan Aldo. Ia menuruti perkataan Aldo untuk segera mandi.

Hanya perlu waktu 17 menit untuk Shareen mandi dan berganti baju. Ia menuruni tangga menuju dapur. Cepat-cepat ingin bertemu dengan sang pujaan hati.

Namun, yang dilihatnya hanyalah beberapa makanan di atas meja. Tidak ada Aldo di sini. Di ruang depan juga tidak aja. Shareen menjadi cemas karena tidak menemukan keberadaan Aldo.

Aldo, kamu dimana? batinnya

My Beloved DokterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang