Dua Puluh Sembilan

Start from the beginning
                                    

"Panas! Pantes rada sengklek otaknya!"

"Ya biarin aja kek, gue kan masih sayang mantan." Ucap Gaga dengan senyum gilanya.

"Ah gila! Temen gue gila!" Feli heboh sendiri mendengar berita Gaga balikan dengan mantannya. Apalagi dia tahu Gaga itu orangnya seperti apa.

"Doain kek! Malah dikatain gila! Gue lagi proses nih mau balikan!" Pinta Gaga.

"Yayaya... gue doain yang baik-baik deh asal enggak balikan sama Adira!" Ucap Feli.

"Tenang aja bukan Adira, lagian gue enggak pernah bener-bener suka Adira." Jelas Gaga.

"Terus siapa Ga? Cakep kagak?" Tanya Bita yang masih penasaran.

"Ada deh, besok pasti kalian tahu siapa dia."

"Kenalin ke kita-kita loh Ga! Awas kalau enggak!" Perintah Bita.

"Iye elah."

Brmm... Brmmm....

Suara khas motor ninja mulai mengalihkan perhatian semua orang yang ada di depan lobby sekolah. Termasuk Feli, Bita dan Gaga yang saat itu masih berdiri di dekat pintu lobby. Mereka menatap ke datangan Arvind yang selalu saja mengundang banyak perhatian setiap kali datang ke sana.

"Cowok lo kebanyakan gaya banget sih Fel." Ucap Gaga saat melihat sosok Arvind datang ke hadapan mereka.

Gaga menepi mendekat ke Arvind, lalu pada saat motor Arvind sudah berhenti, Gaga asal naik ke jok belakang Arvind seenaknya.

"Heh ngapain lo yang naik bego?" Tanya Arvind sembari membuka kaca helm full face nya.

"Anterin ke parkiran buruan ah!" Pinta Gaga yang tak mau turun dari motor Arvind.

"Ogah! Jalan kaki aje sono ah! Gue ke sini mau jemput Feli bukan lo!" Omel Arvind sambil terus mengusir Gaga dari motornya.

"Halah anterin bentaran! Feli enggak akan kemana-mana, lo tenang aja." Gaga masih anteng di jok motor Arvind bagian belakang. Ia terus membujuk Arvind agar mau mengantarkannya ke parkiran.

"Fel minjem cowok lo bentar ya, boleh kan? Boleh. Tuh boleh katanya." Tanya dan jawab Gaga sendiri.

"Ogah ah! Jalan kaki aje sono lu! Turun ah!" Arvind tetap tak mau mengantarkan Gaga. Namun, bukan Gaga namanya kalau tidak bisa mendapat apa yang dia mau, jadi ia pun mulai menjahili Arvind agar Arvind mau mengantarkannya.

"Alah Vind, anterin. Bentar doang kok enggak ada 2 menit." Bujuk Gaga sambil menepuk-nepuk helm Arvind bagian belakang.

"Alah ini apaan lagi?! Jangan di tepukin anjer! Oke iye iye gue anterin!" Ucap Arvind yang memilih untuk mengalah daripada dijahilin si Gaga lebih lama lagi.

"Nah gitu dong daritadi. Kan gue gak perlu tabuh drum sampe tangan gue merah-merah gini." Kata Gaga cengengesan.

"Tabuh drum pala lu ah! Yaudah bentar ya Fel, Aku mau nganter nih setan dulu." Pamit Arvind kepada Feli yang daritadi menyaksikan pertengkarannya dengan Gaga.

"Oh iya, sana gih." Feli mengangguk dan iya iya aja.

"Tuh kan apa gue bilang, Feli tuh bolehin lo nganter gue dulu." Celetuk Gaga yang kesenengan.

"Halah diem lo!" Arvind kemudian menutup kaca helmnya lagi dan segera menjalankan motornya ke parkiran sekolah Gaga.

Sedangkan Feli dan Bita malah masih bingung melihat dua orang yang kadang bisa jadi musuh bebuyutan dan kadang bisa jadi sahabat bahkan lebih terlihat seperti kakak adik.

 Perjodohan Where stories live. Discover now